Maraknya Pembangunan Membuat Tradisi Memakamkan Jenazah di Pekarangan Rumah Mulai Bergeser

Jum'at, 20 November 2020 - 19:14 WIB
loading...
Maraknya Pembangunan Membuat Tradisi Memakamkan Jenazah di Pekarangan Rumah Mulai Bergeser
Keberadaan makam di depan pekarangan rumah masih cukup banyak ditemui di Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). SINDOnews/Adi
A A A
BANDUNG BARAT - Keberadaan makam di depan pekarangan rumah masih cukup banyak ditemui di Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Pasalnya, itu menjadi tradisi di kalangan warga sekitar yang merasa masih ingin 'dekat' dengan anggota keluarga yang telah lebih dahulu meninggal dunia.

Warga mengaku tidak tahu persis sejak kapan tradisi tersebut sudah dilakukan. Mereka hanya berusaha meneruskan tradisi yang dilakukan orang tua dan kakek neneknya, meskipun saat ini sudah mulai ada pergeseran tradisi. "Tradisinya sudah lama, turun temurun. Pastinya tidak tahu, cuma masih banyak ditemukan pemakaman di area pekarangan rumah warga," kata Ketua RW 15 Desa Cilame, Engkon Ukon (57), Jumat (20/11/2020).

Warga beralasan, memilih pekarangan untuk menguburkan sanak/famili yang meninggal karena masyarakat masih percaya pada tradisi. Meskipun kini sudah ada Tempat Pemakaman Umum (TPU) tapi masih banyak warga yang memilih memakamkan di pekarangan.

Itu berlaku bagi mereka yang memiliki halaman pekarangan cukup luas. Namun bagi yang tidak memiliki pekarangan kebanyakan ke TPU kalau ada kerabat atau keluarganya yang meninggal.

Dari total 250 KK di RW 15, sekitar satu dusun yang masih menjalankan tradisi tersebut. "Selain tradisi warga beralasan agar makamnya dapat terurus dan terperhatikan," imbuhnya. (Baca: Perampok Berpistol yang Satrioni SPBU Benoa Denpasar Ditangkap).

Kepala Desa Cilame Aas Mochamad Asor mengakui tradisi memakamkan di pekarangan ada namun kini mulai jarang. Selain karena pembangunan wilayah, warga juga sudah jarang yang memiliki rumah dengan pekarangan luas. Ditambah lagi sudah adanya TPU yang bisa dimanfaatkan oleh warga Cilame.

"Tradisinya dulu cukup kuat karena alasan rasa sayang, ingin terlihat dekat, dan tidak mau jauh ke TPU. Seperti banyak terdapat di Kampung Ciwantani, Sumur Bor, Cibodas, Mekarahayu, Sukamaju, Ciloa, dan Simpati," sebutnya. (Baca: Ribuan Petugas KPPS Siap Jalani Rapid Test).

Namun seiring dengan adanya TPU warga mulai banyak yang meninggalkan tradisi tersebut. Khususnya bagi warga yang tidak memiliki pengarangan memadai. Tercatat ada sebanyak 6 lokasi TPU yang bisa dimanfaatkan oleh warga Desa Cilame. "TPU di Cilame lumayan banyak seperti di KampungvRandukurung, Legok Astana, Cibodas RW 11, dan 13, Cijamil RW 16, dan Galudra," sebutnya.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1969 seconds (0.1#10.140)