Ingatkan Protokol Kesehatan, Kepala BNPB Datangi Pengungsian Merapi di Tlogolele
loading...
A
A
A
BOYOLALI - Seluruh komponen yang bergerak dalam penanganan pengungsi Gunung Merapi diminta agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Hal itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo saat meninjau lokasi pengungsian Merapi di TPPS Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jumat (20/11/2020).
“Kami berharap seluruh hal yang berhubungan dengan protokol kesehatan, khususnya penanganan di wilayah ini betul-betul mendapatkan perhatian yang serius,” kata Doni. Adapun protokol kesehatan menjadi penting, sebab di lokasi pengungsian juga memiliki potensi yang besar terjadinya penularan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. (Baca juga: Mengintip Bilik Asmara untuk Pengungsi Merapi yang Ingin Berhubungan Intim)
Selain itu, Doni juga meminta agar seluruh pihak dari luar pengungsian agar mematuhi aturan protokol kesehatan yang sama apabila hendak berkunjung ke lokasi pengungsian. Sehingga dengan penerapan protokol kesehatan yang baik dan benar, maka penularan dapat dicegah. “Saudara-saudara kita yang ada di sini punya risiko yang tinggi untuk terpapar COVID-19 apabila ada orang dari luar yang positif. Mengingat tempatnya juga relatif terbatas,” kata Doni. (Baca juga: Rapid Test Pengungsi Gunung Merapi di Tlogolele Akhirnya Dibatalkan)
Diharapkan seluruh pihak yang berkunjung ke tempat-tempat pengungsian harus mematuhi ketentuan yang telah diberikan oleh pemerintah. Dalam peninjauan yang didampingi oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, Doni Monardo melihat bahwa warga pengungsian lebih banyak yang termasuk dalam kelompok rentan, seperti lansia, ibu hamil dan menyusui, difabel hingga anak-anak.
Oleh karena itu, Doni meminta agar seluruh komponen yang memiliki kewenangan dalam penanganan pengungsi agar memberikan perhatian khusus. Sebab, kelompok rentan menjadi golongan yang mudah terpapar COVID-19.
“Bagi masayarakat yang kelompok rentan diharapkan untuk betul-betul bisa dilindungi. Untuk mereka yang lansia, punya masalah kesehatan, difabel, balita, ibu hamil dan menyusui ini mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh,” kata Doni.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BNPB juga menyerahkan bantuan berupa Dana Siap Pakai (DSP) untuk penanganan siaga darurat Gunung Merapi senilai Rp1 Miliar. BNPB juga memberikan dukungan bagi penanganan para pengungsi dalam kaitannya penegakan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 di lokasi yang menjadi tempat pengungsian sementara.
Adapun rinciannya adalah satu unit mesin antigen, 15.000 catridge antigen, 200.000 masker kain, 250 jerigen hand sanitizer masing-masing 4 liter kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali.
Dengan bantuan tersebut, Doni berharap agar aspek keselamatan dan kesehatan di tiap-tiap lokasi pengungsian dapat menjadi prioritas utama serta penanganan penungsi menjadi lebih baik. "Mudah-mudahan dengan bantuan ini penanganan pengungsi jauh lebih baik,” katanya.
“Kami berharap seluruh hal yang berhubungan dengan protokol kesehatan, khususnya penanganan di wilayah ini betul-betul mendapatkan perhatian yang serius,” kata Doni. Adapun protokol kesehatan menjadi penting, sebab di lokasi pengungsian juga memiliki potensi yang besar terjadinya penularan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. (Baca juga: Mengintip Bilik Asmara untuk Pengungsi Merapi yang Ingin Berhubungan Intim)
Selain itu, Doni juga meminta agar seluruh pihak dari luar pengungsian agar mematuhi aturan protokol kesehatan yang sama apabila hendak berkunjung ke lokasi pengungsian. Sehingga dengan penerapan protokol kesehatan yang baik dan benar, maka penularan dapat dicegah. “Saudara-saudara kita yang ada di sini punya risiko yang tinggi untuk terpapar COVID-19 apabila ada orang dari luar yang positif. Mengingat tempatnya juga relatif terbatas,” kata Doni. (Baca juga: Rapid Test Pengungsi Gunung Merapi di Tlogolele Akhirnya Dibatalkan)
Diharapkan seluruh pihak yang berkunjung ke tempat-tempat pengungsian harus mematuhi ketentuan yang telah diberikan oleh pemerintah. Dalam peninjauan yang didampingi oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, Doni Monardo melihat bahwa warga pengungsian lebih banyak yang termasuk dalam kelompok rentan, seperti lansia, ibu hamil dan menyusui, difabel hingga anak-anak.
Oleh karena itu, Doni meminta agar seluruh komponen yang memiliki kewenangan dalam penanganan pengungsi agar memberikan perhatian khusus. Sebab, kelompok rentan menjadi golongan yang mudah terpapar COVID-19.
“Bagi masayarakat yang kelompok rentan diharapkan untuk betul-betul bisa dilindungi. Untuk mereka yang lansia, punya masalah kesehatan, difabel, balita, ibu hamil dan menyusui ini mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh,” kata Doni.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BNPB juga menyerahkan bantuan berupa Dana Siap Pakai (DSP) untuk penanganan siaga darurat Gunung Merapi senilai Rp1 Miliar. BNPB juga memberikan dukungan bagi penanganan para pengungsi dalam kaitannya penegakan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 di lokasi yang menjadi tempat pengungsian sementara.
Adapun rinciannya adalah satu unit mesin antigen, 15.000 catridge antigen, 200.000 masker kain, 250 jerigen hand sanitizer masing-masing 4 liter kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali.
Dengan bantuan tersebut, Doni berharap agar aspek keselamatan dan kesehatan di tiap-tiap lokasi pengungsian dapat menjadi prioritas utama serta penanganan penungsi menjadi lebih baik. "Mudah-mudahan dengan bantuan ini penanganan pengungsi jauh lebih baik,” katanya.
(shf)