Merapi Siaga, Pengungsi di Muntilan Butuh Bantuan Logistik
loading...
A
A
A
MAGELANG - Aktivitas vulkanik Gunung Merapi terus mengalami peningkatan. Statusnya telah ditetapkan menjadi Siaga (Level III). Warga rentan yang berada di wilayah rawan bencana, telah diungsikan ke pos pengungsian. (Baca juga: Sambangi Pos Pantauan Merapi Induk Balarente, Doni Monardo Temukan Sejumlah Kendala )
Kondisi warga di beberapa kantong pengungsian Merapi di Kota Magelang, Jawa Tengah, masih butuh perhatian. Dari data yang diperoleh SINDOnews.com, Kamis (19/11/2020), terdapat 819 pengungsi di dua kecamatan yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III.
Para pengungsi Merapi tersebut berasal dari dusun Trono, Pugeran, Trayem (Kecamatan Mertoyudan) dan Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar (Kecamatan Muntilan).
Ketua Posko LPM Palguna, Joko, ketika dihubungi lewat sambungan telepon mengatakan, pasokan logistik dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah belum mencukupi. Pasalnya, kantung pengungsi Merapi di Muntilan, dan Mertoyudan, terus menampung tambahan warga.
"Jumlah pengungsi Merapi terus bertambah, teranyar dari Desa Ngargomulyo, yang masuk KRB I berjarak sekitar 3-4 kilometer (Km) dari puncak Merapi ," kata Joko. (Baca juga: Ini Daftar 10 Panambang Emas Asal Tasikmalaya yang Tertimbun Longsor di Kalteng )
Warga berharap bantuan pemerintah bisa berupa bahan makanan, seperti; sembako, popok, selimut, dan obat-obatan. Sebab, lanjut Joko, pengungsi didominasi orang lanjut usia (lansia), ibu hamil, dan anak-anak.
Berkaca pada tahun 2010, di mana warga dievakuasi saat Merapi erupsi, kali ini Joko dan timnya berharap persiapan kantung-kantung pengungsian Merapi lebih dipersiapkan dan terorganisasi. Apalagi, tantangan yang dihadapi bukan cuma Merapi , melainkan pula pandemi virus corona.
"Sejauh ini kendala yang kami hadapi seperti drainase dapur umum, masih kurang baik sehingga di lapangan masih banyak yang becek." kata Joko. (Baca juga: Toko Parfum di Kediri Ludes Dilalap Api, Pemilik Rugi Ratusan Juta )
Selain bergarap uluran tangan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat, Joko bersama LPM Palguna juga menggalang donasi untuk pengungsi Merapi i. Sejauh ini, dana yang telah terkumpul telah mereka belanjakan keperluan logistik dan alat komunikasi sebesar Rp12,5 juta.
Dalam rentang waktu 12 jam terakhir, terdapat 17 gempa guguran dengan amplitudo antara 3-65 mm dengan durasi 13-122 detik. Begitu juga dengan gempa embusan tercatat enam kali, gempa fase sebanyak 44 kali, dan gempa vulkanik dangkal sebanyak sembilan kali.
Kondisi warga di beberapa kantong pengungsian Merapi di Kota Magelang, Jawa Tengah, masih butuh perhatian. Dari data yang diperoleh SINDOnews.com, Kamis (19/11/2020), terdapat 819 pengungsi di dua kecamatan yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III.
Para pengungsi Merapi tersebut berasal dari dusun Trono, Pugeran, Trayem (Kecamatan Mertoyudan) dan Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar (Kecamatan Muntilan).
Ketua Posko LPM Palguna, Joko, ketika dihubungi lewat sambungan telepon mengatakan, pasokan logistik dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah belum mencukupi. Pasalnya, kantung pengungsi Merapi di Muntilan, dan Mertoyudan, terus menampung tambahan warga.
"Jumlah pengungsi Merapi terus bertambah, teranyar dari Desa Ngargomulyo, yang masuk KRB I berjarak sekitar 3-4 kilometer (Km) dari puncak Merapi ," kata Joko. (Baca juga: Ini Daftar 10 Panambang Emas Asal Tasikmalaya yang Tertimbun Longsor di Kalteng )
Warga berharap bantuan pemerintah bisa berupa bahan makanan, seperti; sembako, popok, selimut, dan obat-obatan. Sebab, lanjut Joko, pengungsi didominasi orang lanjut usia (lansia), ibu hamil, dan anak-anak.
Berkaca pada tahun 2010, di mana warga dievakuasi saat Merapi erupsi, kali ini Joko dan timnya berharap persiapan kantung-kantung pengungsian Merapi lebih dipersiapkan dan terorganisasi. Apalagi, tantangan yang dihadapi bukan cuma Merapi , melainkan pula pandemi virus corona.
"Sejauh ini kendala yang kami hadapi seperti drainase dapur umum, masih kurang baik sehingga di lapangan masih banyak yang becek." kata Joko. (Baca juga: Toko Parfum di Kediri Ludes Dilalap Api, Pemilik Rugi Ratusan Juta )
Selain bergarap uluran tangan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat, Joko bersama LPM Palguna juga menggalang donasi untuk pengungsi Merapi i. Sejauh ini, dana yang telah terkumpul telah mereka belanjakan keperluan logistik dan alat komunikasi sebesar Rp12,5 juta.
Dalam rentang waktu 12 jam terakhir, terdapat 17 gempa guguran dengan amplitudo antara 3-65 mm dengan durasi 13-122 detik. Begitu juga dengan gempa embusan tercatat enam kali, gempa fase sebanyak 44 kali, dan gempa vulkanik dangkal sebanyak sembilan kali.
(eyt)