Pariwisata di Makassar Diprediksi Masih Lesu hingga Tahun Depan
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Dinas Pariwisata Makassar, memprediksi pariwisata di Kota Daeng masih akan lesu, hingga tahun depan meski sejumlah sektor telah buka.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar Rusmayani Madjid mengatakan, peningkatan ekonomi pada sektor pariwisata berjalan sangat pelan dan tidak begitu signifikan.
"Tidak ada peningkatan, Jadi memang satu hingga dua tahun ini ke depannya jika melihat kondisi ekonomi itu masih sulit normal," ujar Maya sapaan akrabnya.
Perhotelan misalnya, Maya mengatakan, meskipun telah dibuka beberapa waktu lalu, okupansi justru belum memperlihatkan tren yang baik, pihaknya cukup banyak mendapatkan laporan dari sejumlah perhotelan, padahal penerapan protokol dianggap sudah baik.
"Kondisi masih seperti kemarin-kemarin, belum ada perubahan, sektor perhotelan, yang buka juga pelan-pelan, kayak acara perkawinan di hotel pakai nasi dos, itukan belum bisa dikatakan normal seperti sebelumnya," ucapnya.
Maya mengatakan, saat ini seluruh sektor pariwisata hanya fokus agar mereka bisa tetap jalan, kendati tidak ada benefit yang mereka peroleh sama sekali.
"Jadi pasti belum seperti sebelumnya. Istilahnya untuk mempertahankan karyawannya saja," ucapnya lagi.
Sementara Ketua Komisi B Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kota Makassar William Laurin menganggap kondisi pariwisata yang masih lesu adalah hal yang wajar. Apalagi kondisi normal sulit diprediksi, mengingat kasus covid-19 masih fluktuatif walau Makassar telah memasuki zona orange.
Dia mengatakan pemerintah pusat telah mengucurkan sebanyak Rp36,16 milliar untuk hotel dan restoran sebagai stimulus, hal ini harus benar-benar dimanfaatkan untuk kembali menggeliatkan sektor pariwisata di Makassar.
"Makassar kan dapat bantuan untuk promo wisata dari pusat untuk mengalakkan kembali pariwisata itu kan dari pusat, harus dimanfaatkan dengan baik," ucapnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar Rusmayani Madjid mengatakan, peningkatan ekonomi pada sektor pariwisata berjalan sangat pelan dan tidak begitu signifikan.
"Tidak ada peningkatan, Jadi memang satu hingga dua tahun ini ke depannya jika melihat kondisi ekonomi itu masih sulit normal," ujar Maya sapaan akrabnya.
Perhotelan misalnya, Maya mengatakan, meskipun telah dibuka beberapa waktu lalu, okupansi justru belum memperlihatkan tren yang baik, pihaknya cukup banyak mendapatkan laporan dari sejumlah perhotelan, padahal penerapan protokol dianggap sudah baik.
"Kondisi masih seperti kemarin-kemarin, belum ada perubahan, sektor perhotelan, yang buka juga pelan-pelan, kayak acara perkawinan di hotel pakai nasi dos, itukan belum bisa dikatakan normal seperti sebelumnya," ucapnya.
Maya mengatakan, saat ini seluruh sektor pariwisata hanya fokus agar mereka bisa tetap jalan, kendati tidak ada benefit yang mereka peroleh sama sekali.
"Jadi pasti belum seperti sebelumnya. Istilahnya untuk mempertahankan karyawannya saja," ucapnya lagi.
Sementara Ketua Komisi B Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kota Makassar William Laurin menganggap kondisi pariwisata yang masih lesu adalah hal yang wajar. Apalagi kondisi normal sulit diprediksi, mengingat kasus covid-19 masih fluktuatif walau Makassar telah memasuki zona orange.
Dia mengatakan pemerintah pusat telah mengucurkan sebanyak Rp36,16 milliar untuk hotel dan restoran sebagai stimulus, hal ini harus benar-benar dimanfaatkan untuk kembali menggeliatkan sektor pariwisata di Makassar.
"Makassar kan dapat bantuan untuk promo wisata dari pusat untuk mengalakkan kembali pariwisata itu kan dari pusat, harus dimanfaatkan dengan baik," ucapnya.
(agn)