Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Alumni ITS Menggali Peluang Produksi Massal Inovasi Alkes
loading...
Alumni ITS Menggali Peluang Produksi Massal Inovasi Alkes
A
A
A
JAKARTA - Pandemi virus Corona atau COVID-19 mendorong lahirnya sejumlah karya inovasi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Sebut saja disinfection chamber, portable hospital (Portahos), robo health service (Raisa), emergency ventilator ITS (Evits), dan portable isolation room.
Karya-karya ini tidak saja sangat membantu penanganan pasien Corona, tapi juga aktivitas operasional rumah sakit. Raisa misalnya, mampu melakukan kerja-kerja teknis yang biasanya dilakukan perawat. Robot tersebut bekerja membawa obat-obatan, baju kesehatan, makanan ke kamar-kamar pasien.
Begitu juga dengan Evits. Kehadirannya menjadi solusi terhadap kebutuhan ventilator yang sangat besar bagi pasien Covid-19. Gugus Tugas Covid-19 memproyeksikan kebutuhan ventilator untuk penanganan virus corona di Indonesia mencapai 29,9 ribu unit. Namun, baru 8,4 ribu unit yang tersedia per Maret 2020.
”Ini merupakan peluang sekaligus tantangan, bagaimana inovasi yang sudah dihasilkan bisa diproduksi secara massal,” ujar Ketua Dewan Pakar PP IKA ITS Dwi Soetjipto, Sabtu (9/5/2020).
Untuk menggali peluang serta tantangan ini, Dewan Pakar PP IKA ITS menyelenggarakan ZOOMinar dengan menghadirkan para pemangku kepentingan. Mereka adalah Bambang Pramujati ST, MSc.Eng, Ph.D (Wakil Rektor ITS); Dr. Aulia Nasution (inventor Evits Ventilator); Jefri Sirait (Astra Venture Capital); Putty Kartika (GE HealthCare Indonesia); dan Taufik Bawazier (Plt Dirjen ILMATE Kempenperin). Seminar online terbatas untuk 100 orang peserta ini akan dimulai pukul 15.30 WIB.
Ketua Umum PP IKA ITS Sutopo berharap ZOOMinar tersebut bisa memberikan solusi bagi karya-karya inovasi ITS, agar bisa melangkah lebih jauh dengan diproduksi massal kalangan industri. ”Ini penting untuk mengurangi ketergantungan impor alat kesehatan,” ujar Sutopo.
Karya-karya ini tidak saja sangat membantu penanganan pasien Corona, tapi juga aktivitas operasional rumah sakit. Raisa misalnya, mampu melakukan kerja-kerja teknis yang biasanya dilakukan perawat. Robot tersebut bekerja membawa obat-obatan, baju kesehatan, makanan ke kamar-kamar pasien.
Begitu juga dengan Evits. Kehadirannya menjadi solusi terhadap kebutuhan ventilator yang sangat besar bagi pasien Covid-19. Gugus Tugas Covid-19 memproyeksikan kebutuhan ventilator untuk penanganan virus corona di Indonesia mencapai 29,9 ribu unit. Namun, baru 8,4 ribu unit yang tersedia per Maret 2020.
”Ini merupakan peluang sekaligus tantangan, bagaimana inovasi yang sudah dihasilkan bisa diproduksi secara massal,” ujar Ketua Dewan Pakar PP IKA ITS Dwi Soetjipto, Sabtu (9/5/2020).
Untuk menggali peluang serta tantangan ini, Dewan Pakar PP IKA ITS menyelenggarakan ZOOMinar dengan menghadirkan para pemangku kepentingan. Mereka adalah Bambang Pramujati ST, MSc.Eng, Ph.D (Wakil Rektor ITS); Dr. Aulia Nasution (inventor Evits Ventilator); Jefri Sirait (Astra Venture Capital); Putty Kartika (GE HealthCare Indonesia); dan Taufik Bawazier (Plt Dirjen ILMATE Kempenperin). Seminar online terbatas untuk 100 orang peserta ini akan dimulai pukul 15.30 WIB.
Ketua Umum PP IKA ITS Sutopo berharap ZOOMinar tersebut bisa memberikan solusi bagi karya-karya inovasi ITS, agar bisa melangkah lebih jauh dengan diproduksi massal kalangan industri. ”Ini penting untuk mengurangi ketergantungan impor alat kesehatan,” ujar Sutopo.
(muh)
Explore More