IKA ITS Kembangkan Formula R-5 dan OceanFarmITS Atasi Kelangkaan Pangan Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh November ( IKA ITS ) tengah mengembangkan inovasi formula pembenah tanah atau R-5 dan OceanFarmITS. Inovasi ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan ketersediaan pangan nasional.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) IKA ITS Ir Sutopo Kristanto MM menyampaikan hal tersebut saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IKA ITS Tahun 2022, Sabtu (26/3/2022). Sutopo mengatakan, saat ini pihaknya sedang mematangkan langkah untuk mengkonkritkan dua entitas bisnis.
"Pertama adalah formula pembenah tanah atau R-5 yang sekarang sedang diujicoba di Karawang. Kedua adalah OceanFarmITS yang kita kembangkan sebagai bagian dari hilirasi di sektor perikanan," ungkapnya pada acara yang digelar secara hybrid dengan tema 'KolaborAksi IKA ITS untuk Indonesia'.
Acara ini dihadiri oleh dua menteri kabinet Indonesia Maju antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Bisar Panjaitan dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto.
Inovasi tersebut, kata Sutopo, diharapkan dapat mengatasi permasalahan ketersediaan pangan nasional. Sebab jika padi biasanya hanya panen 2 kali, maka dengan menggunakan R-5, padi ditanam sekali dan panen 4 kali dalam setahun.
"Adapun OceanFarmITS adalah bangunan budidaya ikan (akuakultur) yang dipasang di laut lepas dan dimanfaatkan untuk mengembangkan ikan, khususnya tuna. Dengan metode ini, ikan dapat tumbuh alami di habitatnya dan dipanen sepanjang tahun," beber Sutopo.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Bisar Panjaitan memaparkan soal iklim investasi Indonesia pascapandemi COVID-19.
"Pada 2036, Indonesia diperkirakan akan keluar dari status midle income trap dengan pertumbuhan rata-rata 5,7 persen pada 2025 ini. Namun itu sebenarnya kita belum maksimalkan hilirisasi dan efisiensi," ujar Menko Marves.
Luhut berharap alumni ITS yang mengabdi di berbagai sektor untuk selalu memberikan sumbangsih terbaiknya. Luhut mengatakan, hilirisasi dan efisiensi penting sebagai penentu apakah Indonesia ingin keluar dari status midle income trap dan menjadi negara maju pada 2045.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) IKA ITS Ir Sutopo Kristanto MM menyampaikan hal tersebut saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IKA ITS Tahun 2022, Sabtu (26/3/2022). Sutopo mengatakan, saat ini pihaknya sedang mematangkan langkah untuk mengkonkritkan dua entitas bisnis.
"Pertama adalah formula pembenah tanah atau R-5 yang sekarang sedang diujicoba di Karawang. Kedua adalah OceanFarmITS yang kita kembangkan sebagai bagian dari hilirasi di sektor perikanan," ungkapnya pada acara yang digelar secara hybrid dengan tema 'KolaborAksi IKA ITS untuk Indonesia'.
Acara ini dihadiri oleh dua menteri kabinet Indonesia Maju antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Bisar Panjaitan dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto.
Inovasi tersebut, kata Sutopo, diharapkan dapat mengatasi permasalahan ketersediaan pangan nasional. Sebab jika padi biasanya hanya panen 2 kali, maka dengan menggunakan R-5, padi ditanam sekali dan panen 4 kali dalam setahun.
"Adapun OceanFarmITS adalah bangunan budidaya ikan (akuakultur) yang dipasang di laut lepas dan dimanfaatkan untuk mengembangkan ikan, khususnya tuna. Dengan metode ini, ikan dapat tumbuh alami di habitatnya dan dipanen sepanjang tahun," beber Sutopo.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Bisar Panjaitan memaparkan soal iklim investasi Indonesia pascapandemi COVID-19.
"Pada 2036, Indonesia diperkirakan akan keluar dari status midle income trap dengan pertumbuhan rata-rata 5,7 persen pada 2025 ini. Namun itu sebenarnya kita belum maksimalkan hilirisasi dan efisiensi," ujar Menko Marves.
Luhut berharap alumni ITS yang mengabdi di berbagai sektor untuk selalu memberikan sumbangsih terbaiknya. Luhut mengatakan, hilirisasi dan efisiensi penting sebagai penentu apakah Indonesia ingin keluar dari status midle income trap dan menjadi negara maju pada 2045.