SNI Belum Juga Diwajibkan, Profil Atap Baja Ringan Masih Terus Jadi Ancaman

Kamis, 29 Oktober 2020 - 12:13 WIB
loading...
SNI Belum Juga Diwajibkan, Profil Atap Baja Ringan Masih Terus Jadi Ancaman
Sekjen Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI), Nicolas Kesuma.(Foto/Ist)
A A A
CIAMIS - Atap lantai dua gedung IGD RSUD Kabupaten Ciamis ,Jawa Barat ambruk pada Senin (19/10) malam. Akibat kejadian itu, 3 orang dilaporkan terluka.

Untuk sementara penyebab ambuknya bangunan diduga karena rangka atap yang terbuat dari baja ringan tidak kuat menahan beban genteng tanah yang basah setelah diguyur hujan seharian.

Namun demikian, kepolisian masih melakuan penyelidikan terkait penyebab pasti peristiwa tersebut.

Ambruknya atap bangunan yang menggunakan rangka baja ringan ini sendiri bukan yang pertama kali terjadi. Korban yang timbul akibat kejadian ini pun sudah cukup banyak jumlahnya.

Namun sayangnya, peristiwa serupa terus saja terulang. Menanggapi hal ini, Sekjen Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI), Nicolas Kesuma mengatakan, ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab ambruknya atap rangka baja ringan di RSUD Ciamis.
Baca Juga: Cara Menghitung dan Memasang Rangka Atap Baja Ringan
“Penyebab robohnya bangunan ada beberapa. Yang pertama ini apa itu dari awal salah perhitungan struktur, kemudian bisa juga karena penyalahgunaan ketebalan baja ringan yang dipasang, kemudian yang terakhir force major atau kejadian alam yang cukup kuat sehingga menyebabkan runtuhnya sebuah struktur. Ini (hasil penyelidikan di RSUD Ciamis) yang belum didapatkan informasinya secara real,” terang Nicolas kepada wartawan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/10/2020).

Nicolas menjelaskan, kalau dilihat peraturannya, untuk mengerjakan struktur atap bangunan baja ringan, baik itu bebannya genteng beton atau genteng tanah, jika beban sudah melebihi 50 Kg per meter persegi, maka umumnya sudah diwajibkan pakai software dalam proses pemasangan.

Kemudian hal kedua yang harus diperhatikan lagi adalah dari aplikatornya. Apakah dia sudah mengantungi sertifikasi atau belum.

“Yang terakhir baru produsennya. Si produsennya ini apakah sudah punya SNI atau belum, meskipun saat ini SNI-nya dalam tahapan sukarela menuju wajib. Karena itu kita sangat mengharapkan pihak terkait untuk menyelidiki penyebab runtuhnya atap bangunan RSUD Ciamis ini ini ke pabriknya,” ujarnya lagi.
Baca Juga: Tatalogam Dukung Pemusnahan Produk Baja Ringan Palsu
“Saran dari saya pada dasarnya prosedur netral. Jadi tidak menjurus kepada siapa konsultannya. Tapi saya sarankan pemerintah dalam hal ini memilih konsultan dengan baik dan benar serta transparan. Bukan dari factor-faktor lain. Mereka harus melihat kapasitas dan kapabilitas, baik konsultan perencana maupun konsultan pengawas. Salah satu contoh yang paling bisa dilakukan adalah dengan melihat track record dari konsultan itu sendiri,” saran Nicolas.

Terakhir, Nicolas mewakili ARFI berharap agar masalah ini terarah ke depannya, harus ada efek jera baik kepada perencana aplikator maupun produsen yang ‘lalai’ dalam pelaksanaan konstruksi. Harapannya baik konsultan, aplikator maupun produsen, mengikuti standarisasi yang sudah ada.

Dia menjelaskan, pada dasarnya ARFI berpihak pada keselamatan seluruh warga Negara Indonesia atau end user daripada konstruksi itu sendiri. ARFI juga berkomitmen menjaga keamanan dan kenyamanan di dunia konstruksi agar selaras dalam proses pemulihan ekonomi nasional.
(vit)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2105 seconds (0.1#10.140)