Terapkan Konsep Milenial, 150 Bus Baru Terkoneksi di Surabaya

Kamis, 22 Oktober 2020 - 19:52 WIB
loading...
Terapkan Konsep Milenial,...
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub RI, Budi Setiyadi bertemu Wali Kota SUrabaya, Tri Rismaharini untuk memastikan penambahan 150 bus baru di Surabaya. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Moda transportasi massal terus dibenahi di Kota Pahlawan. Selain Suroboyo Bus, penambahan bus operasional baru yang menghubungkan berbagai wilayah akan beroperasi di Surabaya .

(Baca juga: Datang ke Kota Malang, Menaker Pantau Penyaluran Subsidi Upah )

Kepastian adanya ratusan bus baru itu terjadi setelah Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan Kementerian Perhubungan tentang perencanaan, pembangunan dan pengoperasian angkutan perkotaan di Kota Surabaya , Kamis (22/10/2020).

Dengan adanya kesepakatan itu, maka secara resmi Kemenhub akan memberikan bantuan bus operasional sekitar 150 unit untuk angkutan perkotaan di Kota Surabaya. Program yang disebut Buy The Service (BTS) itu sebelumnya sudah dilakukan di beberapa kota di Indonesia, kemudian pada 2021 akan dilaksanakan di Kota Surabaya .

"Setelah ini kita akan lelangkan kepada operator swasta untuk menjalankan bus angkutan perkotaan itu," kata Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi. (Baca juga: Satgas COVID-19 Sumut Diserang, Gubernur Serahkan ke Polisi )

Ia melanjutkan, dari perkiraan dan hasil survie yang dilakukan, di Kota Surabaya ini akan mendapatkan anggaran yang paling banyak. Pasalnya, Surabaya membutuhkan 8-9 koridor. Artinya, membutuhkan sekitar 150 unit bus. "Nanti yang di Surabaya ini juga untuk mendukung Piala Dunia U-20, sehingga anggarannya cukup banyak," katanya.

Budi juga membeberkan, konsep bus itu nantinya akan disesuaikan dengan keinginan masyarakat Surabaya , yaitu murah, cepat, nyaman, dingin dan mudah diakses oleh masyarakat. "Konsepnya nanti modern, sesuai dengan keinginan anak-anak milenial," jelasnya.



Ia juga menjelaskan bahwa program BTS ini filosofinya untuk memindahkan kebiasaan, kebudayaan dan mindset masyarakat yang ketergantungan dengan kendaraan pribadi beralih ke angkutan umum. Bahkan, untuk menarik minat masyarakat supaya beralih ke kendaraan umum itu nantinya bisa digratiskan dulu, supaya terbentuk terlebih dahulu perilaku atau kebiasaannya menggunakan angkutan umum.

"Baru setelah itu nanti mungkin akan berbayar. Bahkan, nanti kemampuan untuk membayar itu kita akan survie kemampuannya dan pasti akan ada subsidinya," ujarnya. (Baca juga: Curi Minyak Telon di 11 Minimarket, Warga Sidoarjo Dibekuk Polisi )

Sedangkan untuk lelangnya, ia memastikan akan melalui e-katalog sekitar Bulan November-Desember. Oleh karena itu, ia berharap sekitar Bulan Maret sudah bisa dimulai di beberapa koridor. "Sementara untuk jam operasionalnya, belum kita tentukan, mungkin sampai jam 10 malam tergantung koridornya," imbuhnya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, sebenarnya dirinya meminta sembilan koridor kepada Kemenhub, sehingga apabila ini bisa dipenuhi, maka semua koridor di Kota Surabaya bisa terpenuhi semuanya. "Nanti juga bisa terkoneksi dengan kota-kota penyangga," katanya.

Presiden UCLG ASPAC ini juga memastikan bahwa sudah memiliki rencana besar untuk transportasi di Kota Surabaya. Namun, rencana besar itu bubar karena adanya pandemi COVID-19 . "Oleh karena itu, saya menyampaikan terimakasih banyak karena kami diberi kesempatan untuk menangani transportasi ini dengan bantuan dari Kemenhub," imbuhnya.

Ia juga sempat menyampaikan analisanya selama pandemi COVID-19 . Menurutnya, angka kematian di Kota Surabaya tinggi karena memang banyak pasien yang memiliki penyakit penyerta. (Baca juga: Polisi Tangkap Dua Pelaku Pembakar Wanita Dalam Mobil di Sukoharjo )

Nah, penyakit penyerta itu disebabkan karena kurang gerak, terbukti ketika bekerja mulai dari rumah hingga kantor menggunakan motor atau kendaraan pribadi. Bahkan, kalau hari libur sering traveling.

"Makanya saya sampaikan kepada teman-teman Dinas Perhubungan Surabaya , kita harus berani mengambil lajur untuk angkutan umum dan sepeda, karena kalau naik angkutan umum dia masih bisa berjalan, minimal berjalan meskipun hanya 100 meter, tapi dia sudah ada gerak, berbeda kalau naik kendaraan pribadi," tegasnya.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5005 seconds (0.1#10.140)