Indonesia Peringkat 4 Penderita Obesitas
loading...
A
A
A
SURABAYA - Indonesia berada di peringkat 4 dengan penderita obesitas terbanyak di ASEAN dan peringkat 10 di dunia.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalansi penderita obesitas di Indonesia mengalami peningkatan signifikan dari tahun 2013 (14,8%) ke tahun 2018 (21,8%). (Baca juga: Waspada! Obesitas seperti Donald Trump Berisiko Tinggi Covid-19 )
Setidaknya ada 1 miliar orang di dunia yang kelebihan berat badan dan 300 juta di antaranya mengalami obesitas. Dikutip dari beberapa sumber, obesitas menjadi urutan ke 5 penyebab kematian di dunia dengan 2,6 juta orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya. (Baca juga: Cegah Diabetes Selama di Rumah Aja )
Hal ini dikarenakan orang yang terkena obesitas berkelanjutan seringkali terkena berbagai macam penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2, kardiovaskular, kanker, hipertensi dan stroke. Tidak hanya berdampak pada kesehetan, obesitas juga berdampak pada ekonomi negara.
Berdasarkan data Economist Intelligence Unit Limited 2017, biaya kesehatan untuk obesitas di Indonesia berkisar antara 8-16 persen dari total anggaran negara.
Direktur PT Natural Harap Makmur, Michelle Tenjo, menjelaskan, obesitas juga seringkali berhubungan dengan tingat kolesterol tinggi. Lemak dan kolesterol yang menumpuk dikarenakan pola hidup yang tidak sehat akan mengganggu fungsi kerja tubuh. Sehingga sebelum susah diatasi, lebih baik dilakukan tindakan pencegahan.
"Selain dengan menjaga pola hidup sehat dan aktif berolahraga, kamu dapat mencegahnya dengan minuman soluble fiber Vitox," kata dia.
Menurut Michelle, minuman serat Vitox membantu membuang lemak, kotoran dan racun yang menumpuk dalam sel-sel tubuh dengan cara mengikatnya dan dikeluarkan lewat proses buang air besar (BAB).
Kandungan goji berry, buah delima dan bit merah berfungsi untuk mengontrol kadar gula darah dan kolesterol, serta mencegah pembentukan sel-sel kanker.
Efek kenyang setelah minum Vitox ini, membantu dalam menjaga porsi makan. Sehingga membuat kita merasa cukup makan secukupnya, mengurangi keinginan untuk ngemil atau mengonsumsi makanan yang tidak diperlukan tubuh untuk menghindari terkena obesitas dan kolesterol.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalansi penderita obesitas di Indonesia mengalami peningkatan signifikan dari tahun 2013 (14,8%) ke tahun 2018 (21,8%). (Baca juga: Waspada! Obesitas seperti Donald Trump Berisiko Tinggi Covid-19 )
Setidaknya ada 1 miliar orang di dunia yang kelebihan berat badan dan 300 juta di antaranya mengalami obesitas. Dikutip dari beberapa sumber, obesitas menjadi urutan ke 5 penyebab kematian di dunia dengan 2,6 juta orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya. (Baca juga: Cegah Diabetes Selama di Rumah Aja )
Hal ini dikarenakan orang yang terkena obesitas berkelanjutan seringkali terkena berbagai macam penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2, kardiovaskular, kanker, hipertensi dan stroke. Tidak hanya berdampak pada kesehetan, obesitas juga berdampak pada ekonomi negara.
Berdasarkan data Economist Intelligence Unit Limited 2017, biaya kesehatan untuk obesitas di Indonesia berkisar antara 8-16 persen dari total anggaran negara.
Direktur PT Natural Harap Makmur, Michelle Tenjo, menjelaskan, obesitas juga seringkali berhubungan dengan tingat kolesterol tinggi. Lemak dan kolesterol yang menumpuk dikarenakan pola hidup yang tidak sehat akan mengganggu fungsi kerja tubuh. Sehingga sebelum susah diatasi, lebih baik dilakukan tindakan pencegahan.
"Selain dengan menjaga pola hidup sehat dan aktif berolahraga, kamu dapat mencegahnya dengan minuman soluble fiber Vitox," kata dia.
Menurut Michelle, minuman serat Vitox membantu membuang lemak, kotoran dan racun yang menumpuk dalam sel-sel tubuh dengan cara mengikatnya dan dikeluarkan lewat proses buang air besar (BAB).
Kandungan goji berry, buah delima dan bit merah berfungsi untuk mengontrol kadar gula darah dan kolesterol, serta mencegah pembentukan sel-sel kanker.
Efek kenyang setelah minum Vitox ini, membantu dalam menjaga porsi makan. Sehingga membuat kita merasa cukup makan secukupnya, mengurangi keinginan untuk ngemil atau mengonsumsi makanan yang tidak diperlukan tubuh untuk menghindari terkena obesitas dan kolesterol.