Wakil Bupati Muba Beni: Gotong Royong LTKL Sokong Kesejahteraan 1 Juta KK

Senin, 12 Oktober 2020 - 11:21 WIB
loading...
Wakil Bupati Muba Beni:...
Kegiatan TEDx Countdown yang mengusung tema Join the Countdown: Action Starts Here, Sabtu (10/10/2020) Wakil Bupati Muba Beni Hernedi yang juga Ketua Program Informasi dan Komunikasi Lingkar Temu Kabupaten Lestari menjadi pengisi acara.
A A A
SEKAYU - Lingkar Temu Kabupaten Lestari Indonesia (LTKL) yang dipimpin Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin bersama Wakil Bupati Muba Beni Hernedi berhasil meminimalisir kebakaran hutan kebun dan lahan (karhutbunlah) di Kabupaten Muba tahun 2020 ini.

Dalam kesempatan Kegiatan TEDx Countdown yang mengusung tema “Join the Countdown: Action Starts Here”, Sabtu (10/10/2020) Wakil Bupati Muba Beni Hernedi yang juga Ketua Program Informasi dan Komunikasi Lingkar Temu Kabupaten Lestari hadir sebagai salah satu pengisi acara menyebutkan bahwa kebakaran hutan dan lahan ini tidak lain disebabkan ‘aktivitas buruk’ di kawasan hutan.

"Akibatnya, peningkatan emisi yang muncul akibat aktivitas lahan yang tidak baik ini mengakibatkan total emisi Indonesia akibat kebakaran hutan dan lahan saja lebih tinggi dari total emisi Amerika Serikat pada tahun itu. Pemerintah pun harus menanggung biaya penanggulangan yang nominalnya lebih besar dari total pendapatan negara dari sektor migas dan sawit," bebernya.

Melalui kesempatan ini juga, Beni kembali menegaskan target besar dari LTKL sebagai suatu forum gotong royong antar pemerintah kabupaten. “Bahwa hingga tahun 2030, LTKL berupaya untuk menjaga setidaknya 10 juta hektare hutan dan 7 juta hektare gambut terlindungi di wilayah administrasi kabupaten anggota LTKL. Selain itu, peningkatan kesejahteraan untuk sekitar 1 juta kepala keluarga yang tinggal di luar maupun di dalam kawasan ekologi terdampak di kabupaten anggota LTKL. Hal ini tidak akan mungkin diwujudkan tanpa ada rasa kebersamaan melalui semangat gotong royong antara seluruh pemangku kepentingan terkait,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Octavia Rungkat, yang menyebutkan bahwa hutan adalah bagian dari kita sebagai manusia. "Tanpa hutan, kita pun tidak mungkin ada. Octavia atau Yessi juga menyebutkan bahwa dampak dari perubahan iklim dirasakan betul oleh masyarakat di sekitar kawasan sungai utik, terlebih karena keseluruhan aktivitas masyarakat di sana sangat mengandalkan kondisi hutan yang terawat," ulasnya.

Andre Christian selaku masyarakat urban pun setuju dengan hal ini. “Untuk masyarakat yang tinggal di perkotaan, banyak yang tidak tahu bentuk hutan itu seperti apa, tidak tahu hubungan konservasi hutan dengan kondisi masyarakat di daerah perkotaan. Padahal oksigen yang kita hirup dan nikmati bersama, kopi yang kita minum setiap pagi, ataupun komoditas-komoditas lain yang banyak kita temukan dan jadi konsumsi bersama masyarakat urban, merupakan hasil hutan dan kualitasnya tergantung dari apakah hutan tersebut terjaga dengan baik atau tidak,” kata
(alf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3567 seconds (0.1#10.140)