Jejak Bhatara Katong, Putra Brawijaya V Raja Terakhir Majapahit

Minggu, 11 Oktober 2020 - 13:47 WIB
loading...
A A A
(Baca juga: Sungkono, Gerilyawan Pendiam Jadi Panutan Pejuang 10 Nopember )

Ada juga peziarah yang mengaku datang dari Kediri, Blitar, Malang, dan Surabaya. Rata-rata mengenakan peci dan bersarung. Kata Mukim, jumlah peziarah pesarean Bhatara Katong cenderung meningkat. Gejala peningkatan itu dimulai sebelum Pilkada atau Pemilu.

Jejak Bhatara Katong, Putra Brawijaya V Raja Terakhir Majapahit


Selain berdoa banyak juga peziarah yang bertujuan ngalab barokah. Menurut Mukim tidak sedikit peziarah yang mengaitkan pesarean (Bhatara Katong) dengan cita-cita kekuasaan. Karenananya sebelum pemungutan suara digelar, tidak heran mulai calon kepala desa, calon anggota legislatif hingga calon bupati atau wali kota, berbondong-bondong mendatangi pesarean Bhatara Katong. Mereka berharap doanya menjadi penguasa akan terkabul.

"Terutama calon anggota legislatif dan calon kepala daerah sudah banyak yang datang kemari. Tidak hanya datang dari Ponorogo sendiri. Tapi dari mana-mana," ungkapnya. (Baca juga: Kiainya Disebut Antek PKI, Ribuan Warga NU Kepung Polres Pamekasan )

Kepada setiap peziarah , yakni terutama umat muslim, Mukim mengaku selalu mewanti-wanti untuk tidak terjebak pada prilaku syirik. Dia meminta para peziarah berdoa sesuai dengan syariat keyakinan masing masing. Tidak melakukan hal-hal yang menyimpang.

Bahkan untuk mencegah pengkultusan yang mengarah pada syirik, usai berdoa Mukim meminta peziarah untuk segera meninggalkan lokasi cungkup. "Sebab semua datangnya dari Allah SWT. Di sini hanya lantaran. Jangan sampai terjebak pada prilaku syirik. Itu yang harus dipegang erat-erat," pungkasnya.
(eyt)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0893 seconds (0.1#10.140)