Stok Alat Rapid Test Kabupaten Bekasi Tinggal 400 Unit

Rabu, 06 Mei 2020 - 11:25 WIB
loading...
Stok Alat Rapid Test Kabupaten Bekasi Tinggal 400 Unit
Pemerintah Kabupaten Bekasi kekurangan stok alat rapid test karena saat ini persediaan kurang dari 400 unit. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
BEKASI - Pemerintah Kabupaten Bekasi kekurangan stok alat rapid test karena saat ini persediaan kurang dari 400 unit. Dipastikan jumlah tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan beberapa hari ke depan.

"Stok alat Rapid Test di Kabupaten Bekasi mulai menipis, alat yang ada saat ini hanya mampu memenuhi kebutuhan dua hari ke depan," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah kepada SINDOnews, Rabu (6/5/2020).

Menurut dia, dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar tahap dua, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 terus menggelar pemeriksaan massal untuk mendeteksi penyebaran COVID-19. Namun, dengan jumlah perangkat tes yang terbatas, pemeriksaan tak dapat menjangkau masyarakat secara luas.

"Dengan jumlah ketersediaan alat rapid test itu masih belum memenuhi untuk pengecekan secara luas. Padahal biasanya kami melakukan pemeriksaan rutin per hari hingga jumlah banyak dan berkesinambungan," katanya. Dalam sehari pihaknya bisa memeriksa hingga sekitar 200 orang.

Kemudian Pemeriksaan melalui darah ini menyasar sejumlah titik yang berpotensi terjadi penularan. Namun, dengan ketersediaan perangkat tes yang hanya 400 unit, pemeriksaan hanya cukup untuk kebutuhan dua hari."Kami sangat memerlukan test kit tambahan," ungkapnya.

Alamsyah menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Bekasi sebenarnya sudah melakukan pengadaan alat kesehatan berupa perangkat rapid tes sebanyak 1.500 unit. Hanya saja, kata dia, hingga kini pesanan tersebut tak kunjung diterima oleh pihaknya. (Baca juga; Pemkot Bekasi Gelar SwabTest di 6 Lokasi Perbatasan Wilayah )

Saat ini, lanjut dia, pemerintah sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. “Kami sudah koordinasi untuk tambahan test kit, semoga dapat segera terealisasi sehingga pemeriksaan tidak terputus. Kemudian pembelian yang 1.500 unit pun bisa segera sampai," jelasnya.

Seperti diketahui, Rapid test dinilai masih diperlukan untuk mengendalikan sekaligus menekan angka persebaran COVID-19. Selain tes melalui dahak, pemeriksaan dengan darah ini dianggap mampu menampilkan peta persebaran virus Corona. (Baca juga; Biosafety Laboratorium LIPI di Bogor Mampu Uji 2.500 Sampel Swab Test )

Sementara setelah sempat tidak ada penambahan kasus baru sejak 1 Mei 2020, kini jumlah kasus positif COVID-19 di Kabupaten Bekasi bertambah enam orang menjadi 94 kasus. Dari jumlah tersebut, 47 pasien berhasil sembuh. Sedangkan yang masih dirawat sebanyak 9 orang.

Kemudian 28 orang lainnya melakukan isolasi mandiri. Sedangkan pasien meninggal berjumlah 10 orang. Untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) tercatat 580 kasus dengan rincian 359 selesai pemantauan, 359 selesai pemantauan dan 221 dalam pemantauan pemerintah.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1677 seconds (0.1#10.140)