9 Volt Band Gebrak Belantika Musik Cadas Indonesia
loading...
A
A
A
Dalam kesempatan yang sama, Ipung, salah satu pentolan Power Metal yang juga bergabung dalam 9 Volt mengaku bangga bisa bergabung dalam grup band kolaborasi ini. Bagi Ipung, 9 Volt memberinya pengalaman baru dalam bermusik, karena genre musik berbeda dengan Power Metal.
"Mudah-mudahan 9 Volt bisa menghidupkan kembali musik cadas Surabaya yang dulu Surabaya itu dikenal sebagai sarangnya musisi cadas," ucapnya. (Baca juga: Kades Nita Hamili Stafnya Sendiri, Warga Desa Marah )
Vokalis 9 Volt, Ganyong Alfaris menambahkan, pada album perdana ini terdapat 9 lagu terbaik yang mereka ciptakan bersama. Lagu-lagu itu diantara berjudul 13 Mei, Sang Burung, Reformasi, Forbidden love, Balap Liar, Semangat Ku, Usir Mereka, Ilir-Ilir (Cover) dan 9 Dimensi (Instrument).
Ganyong melanjutkan, dari 9 lagu itu terdapat dua lagu master peace yaitu lagu berjudul 13 Mei dan Sang Burung. Lagu 13 Mei bercerita tentang kejadian Bom Surabaya, dimana kejadian tersebut sangat melukai hati warga kota pahlawan dan sangat dikutuk.
Sedangkan "Sang Burung" mengandung pesan sosial, bahwa manusia supaya tidak terlalu sombong dalam segala hal. Karena pada hakekatnya semua bisa jatuh. Seperti pepatah burungpun takut jatuh. "Saya yakin musik rock gak ada matinya. Itu kenapa kita tetap dijalur metal. Hanya saja konsepnya sedikit modern," tandasnya.
"Mudah-mudahan 9 Volt bisa menghidupkan kembali musik cadas Surabaya yang dulu Surabaya itu dikenal sebagai sarangnya musisi cadas," ucapnya. (Baca juga: Kades Nita Hamili Stafnya Sendiri, Warga Desa Marah )
Vokalis 9 Volt, Ganyong Alfaris menambahkan, pada album perdana ini terdapat 9 lagu terbaik yang mereka ciptakan bersama. Lagu-lagu itu diantara berjudul 13 Mei, Sang Burung, Reformasi, Forbidden love, Balap Liar, Semangat Ku, Usir Mereka, Ilir-Ilir (Cover) dan 9 Dimensi (Instrument).
Ganyong melanjutkan, dari 9 lagu itu terdapat dua lagu master peace yaitu lagu berjudul 13 Mei dan Sang Burung. Lagu 13 Mei bercerita tentang kejadian Bom Surabaya, dimana kejadian tersebut sangat melukai hati warga kota pahlawan dan sangat dikutuk.
Sedangkan "Sang Burung" mengandung pesan sosial, bahwa manusia supaya tidak terlalu sombong dalam segala hal. Karena pada hakekatnya semua bisa jatuh. Seperti pepatah burungpun takut jatuh. "Saya yakin musik rock gak ada matinya. Itu kenapa kita tetap dijalur metal. Hanya saja konsepnya sedikit modern," tandasnya.
(eyt)