Empat SMP di Rembang Simulasi Belajar Tatap Muka di Sekolah

Senin, 05 Oktober 2020 - 14:42 WIB
loading...
Empat SMP di Rembang Simulasi Belajar Tatap Muka di Sekolah
Simulasi pembelajaran tatap muka di SMP N I Pamotan, Kabupaten Rembang, Senin (5/10/2020)
A A A
REMBANG - Pemerintah Kabupaten Rembang, mulai hari Senin (5/10/2020) menggelar simulasi pembelajaran tatap muka di empat SMP Negeri secara serentak. Keempat SMP itu, SMP N I Sumber, SMP N I Pamotan, SMP N I Kragan dan SMP N I Sale.

Wilayah yang boleh simulasi pembelajaran tatap muka yang kondisinya sudah zona hijau. Apabila masih kuning, orange atau bahkan zona merah, belum diperkenankan.

Pejabat Sementara (PJS) Bupati Rembang, Imam Maskur menjelaskan simulasi diperlukan untuk memastikan kesiapan sekolah, siswa maupun orang tua siswa.

“Jangan langsung digelar tatap muka, tapi perlu disimulasikan atau latihan dulu. Jangan sampai ketika sarana pra sarana sekolah sudah siap, ternyata anaknya belum siap. Ini SMP, yang SMA sederajat kewenangan Provinsi Jawa Tengah, sudah ada simulasi, tapi baru untuk beberapa daerah, “ ujar Imam.

Ia mencontohkan apabila siswa berangkat maupun pulang sekolah masih menggunakan angkutan umum, menurutnya cukup riskan terhadap penularan Covid-19. Solusinya, harus diantar jemput oleh orang tua masing-masing.

“Ketika masyarakat masih menggerakkan anak-anaknya pakai angkutan umum, ini bahaya. Makanya perlu kita pikirkan bersama-sama,“ tandasnya.

(Baca juga: Ada Kejutan Kapolda Jateng untuk Pangdam Diponegoro di HUT TNI )

Imam menyadari orang tua murid banyak yang menghendaki pembelajaran tatap muka di sekolah lekas dimulai. Namun harus dipersiapkan secara matang, agar tidak memicu kluster baru penyebaran COVID-19.

“Pantauan kami tadi, anak belajar di sekolah hanya 2 jam, ada social distancing. Kalau orang tua masih khawatir, belajar daring juga tidak masalah, tetap difasilitasi sekolah, “ urai Imam Maskur.

Salah satu orang tua murid di Desa Pamotan, Riyanto sangat setuju apabila pembelajaran tatap muka di sekolah dibuka kembali setelah terhenti sejak bulan Maret lalu. Ia beralasan murid akan semakin ketinggalan materi pelajaran jika hanya mengandalkan belajar online. Apalagi kendala sarana HP dan kuota internet masih sering dirasakan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2218 seconds (0.1#10.140)