Bupati Intan Jaya: Saya Jatuh Bangun Berupaya Mengendalikan Situasi Keamanan
loading...
A
A
A
PAPUA - Bupati Intan Jaya , Natalis Tabuni menyayangkan adanya kabar bahwa dia mengendalikan pemerintahan dari luar daerah saat terjadinya konflik bersenjata di daerahnya.
Kabar ini pun sampai ke telinga pemerintah pusat di Jakarta. "Saya mau memberikan klarifikasi karena beredar beredar berita miring bahwa saya mengendalikan pemerintahan dari luar daerah. Ini sama sekali tidak benar. Terus terang saya sesalkan sekali, karena saat kami sedang berupaya jatuh bangun berupaya mengendalikan situasi keamanan di Intan Jaya malah dapat berita seperti ini," ujar Natalis, Kamis (1/10/2020) dalam keterangan persnya.
Natalis mengakui sempat meninggalkan Intan Jaya beberapa waktu lalu, lantaran harus memenuhi undangan dari Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahyo Kumolo. (BACA JUGA: Pasca Aksi Teror KKB, Situasi di Intan Jaya Mulai Kondusif)
"Itu karena ada undangan dari Pak Menteri PAN-RB, lalu karena situasi COVID-19 juga terpaksa harus tertahan. Kejadian penembakan Pendeta Yeremias di Hitadipa tanggal 19 September, tanggal 20 saya sudah langsung berada di Intan Jaya," jelasnya.
Natalis menyesalkan pernyataan Menko Polkam Mahfud, yang menurutnya menyampaikan informasi tak benar kepada publik.
"Terus terang saya kecewa juga karena Pak Menko Polhukam harusnya bertanya kepada kami terlebih dahulu sebelum membuat pernyataan yang tentu saja tidak benar," jelas Natalis.
Mengenai langkah-langkah pemulihan keamanan di Intan Jaya pasca konflik, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan semua pihak baik dari kepolisian, TNI, tokoh adat dan gereja termasuk juga saksi-saksi yang mengetahui langsung kejadian penembakan tersebut. (BACA JUGA: Pemuda Mandala Trikora: Penembakan Pendeta Yeremia Propaganda KKB)
Bahkan sejak kejadian penembakan terhadap Pendeta Yeremias di Hitadipa, pihaknya sudah melakukan dua pertemuan besar di kantor Bupati Intan Jaya di Sugapa.
"Yang intinya sama agar kita memastikan betul siapa pelaku penembakan dan apa motifnya. Kami saat ini juga sedang berusaha memastikan keamanan jadi kami berharap agar tidak lagi membuat kegaduhan dengan menyebarkan berita-berita yang tidak benar," tandasnya.
Kabar ini pun sampai ke telinga pemerintah pusat di Jakarta. "Saya mau memberikan klarifikasi karena beredar beredar berita miring bahwa saya mengendalikan pemerintahan dari luar daerah. Ini sama sekali tidak benar. Terus terang saya sesalkan sekali, karena saat kami sedang berupaya jatuh bangun berupaya mengendalikan situasi keamanan di Intan Jaya malah dapat berita seperti ini," ujar Natalis, Kamis (1/10/2020) dalam keterangan persnya.
Natalis mengakui sempat meninggalkan Intan Jaya beberapa waktu lalu, lantaran harus memenuhi undangan dari Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahyo Kumolo. (BACA JUGA: Pasca Aksi Teror KKB, Situasi di Intan Jaya Mulai Kondusif)
"Itu karena ada undangan dari Pak Menteri PAN-RB, lalu karena situasi COVID-19 juga terpaksa harus tertahan. Kejadian penembakan Pendeta Yeremias di Hitadipa tanggal 19 September, tanggal 20 saya sudah langsung berada di Intan Jaya," jelasnya.
Natalis menyesalkan pernyataan Menko Polkam Mahfud, yang menurutnya menyampaikan informasi tak benar kepada publik.
"Terus terang saya kecewa juga karena Pak Menko Polhukam harusnya bertanya kepada kami terlebih dahulu sebelum membuat pernyataan yang tentu saja tidak benar," jelas Natalis.
Mengenai langkah-langkah pemulihan keamanan di Intan Jaya pasca konflik, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan semua pihak baik dari kepolisian, TNI, tokoh adat dan gereja termasuk juga saksi-saksi yang mengetahui langsung kejadian penembakan tersebut. (BACA JUGA: Pemuda Mandala Trikora: Penembakan Pendeta Yeremia Propaganda KKB)
Bahkan sejak kejadian penembakan terhadap Pendeta Yeremias di Hitadipa, pihaknya sudah melakukan dua pertemuan besar di kantor Bupati Intan Jaya di Sugapa.
"Yang intinya sama agar kita memastikan betul siapa pelaku penembakan dan apa motifnya. Kami saat ini juga sedang berusaha memastikan keamanan jadi kami berharap agar tidak lagi membuat kegaduhan dengan menyebarkan berita-berita yang tidak benar," tandasnya.
(vit)