KAMI Didemo, Gatot: Barangkali Mereka Butuh Uang untuk Keluarganya
loading...
A
A
A
SURABAYA - Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo mengajak para anggota dan simpatisan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia ( KAMI ) tidak mudah menyerah dalam menghadapi serangan-serangan terhadap koalisi yang dideklarasikan pada Senin (3/8/2020) lalu tersebut.
(Baca juga: Ratusan Massa Hadang Peserta Silaturrahmi Akbar KAMI )
Hal itu disampaikan Gatot usai menunaikan salat dhuhur di Masjid Assalam, MERR, Surabaya, Senin (28/9/2020). Sebaliknya, kata Gatot, dia mengajak agar mendoakan pada pihak-pihak yang menyerang dan berunjuk rasa menolak kegiatan KAMI .
(Baca juga : KAMI Jatim Sayangkan Pembubaran Kegiatan di Surabaya )
(Baca juga : Kematian Global Akibat Covid-19 Tembus 1 Juta, Ini 10 Negara Terburuk )
"Itu demo kan bayaran. Barangkali mereka butuh uang untuk keluarganya. Jadi keberadaan kami malah menjadi berkah. Kalau perlu demo lebih banyak lagi," ujar Gatot. (Baca juga: Silaturrahmi Akbar KAMI di Surabaya Tak Kantongi Izin Kepolisian )
Gatot lantas menyinggung salah satu aktivis pergerakan mahasiswa yang diduga menerima sejumlah uang agar menolak keberadaan KAMI . Nilai uang yang diterima sekitar Rp16 juta. Mahasiswa tersebut bersedia menerima tawaran itu karena memang lagi membutuhkan uang akibat sudah tidak lagi meneirma kiriman uang dari orang tuanya.
"Mungkin lagi kesulitan keuangan lalu demo. Kasihani mereka yang demo. Doakan supaya mereka selamat," tandas Gatot. (Baca juga: 3 Sumur 'Lubang Buaya' Banyuwangi, Saksi Bisu Kekejaman G30S PKI )
Sementara itu, Rochmat Wahab, salah satu deklarator dan Presidium KAMI pusat menambahkan, KAMI tidak pernah berniat untuk menjadi musuh pemerintah. Pihaknya tidak akan menggunakan cara-cara yang tidak beretika. "Kita punya hak berkumpul dan berdiskusi. Saya yakin ini bukan akhir. Gerakan kita gerakan moral dan lahir dari orang-orang yang berintegritas," katanya.
(Baca juga: Ratusan Massa Hadang Peserta Silaturrahmi Akbar KAMI )
Hal itu disampaikan Gatot usai menunaikan salat dhuhur di Masjid Assalam, MERR, Surabaya, Senin (28/9/2020). Sebaliknya, kata Gatot, dia mengajak agar mendoakan pada pihak-pihak yang menyerang dan berunjuk rasa menolak kegiatan KAMI .
(Baca juga : KAMI Jatim Sayangkan Pembubaran Kegiatan di Surabaya )
(Baca juga : Kematian Global Akibat Covid-19 Tembus 1 Juta, Ini 10 Negara Terburuk )
"Itu demo kan bayaran. Barangkali mereka butuh uang untuk keluarganya. Jadi keberadaan kami malah menjadi berkah. Kalau perlu demo lebih banyak lagi," ujar Gatot. (Baca juga: Silaturrahmi Akbar KAMI di Surabaya Tak Kantongi Izin Kepolisian )
Gatot lantas menyinggung salah satu aktivis pergerakan mahasiswa yang diduga menerima sejumlah uang agar menolak keberadaan KAMI . Nilai uang yang diterima sekitar Rp16 juta. Mahasiswa tersebut bersedia menerima tawaran itu karena memang lagi membutuhkan uang akibat sudah tidak lagi meneirma kiriman uang dari orang tuanya.
"Mungkin lagi kesulitan keuangan lalu demo. Kasihani mereka yang demo. Doakan supaya mereka selamat," tandas Gatot. (Baca juga: 3 Sumur 'Lubang Buaya' Banyuwangi, Saksi Bisu Kekejaman G30S PKI )
Sementara itu, Rochmat Wahab, salah satu deklarator dan Presidium KAMI pusat menambahkan, KAMI tidak pernah berniat untuk menjadi musuh pemerintah. Pihaknya tidak akan menggunakan cara-cara yang tidak beretika. "Kita punya hak berkumpul dan berdiskusi. Saya yakin ini bukan akhir. Gerakan kita gerakan moral dan lahir dari orang-orang yang berintegritas," katanya.
(eyt)