Ini Jurus Gubernur Jatim untuk Menghadapi Pademi COVID-19

Rabu, 23 September 2020 - 14:05 WIB
loading...
Ini Jurus Gubernur Jatim untuk Menghadapi Pademi COVID-19
Empat pasien yang sembuh dari COVID-19 (empat sisi kanan) saat hendak meninggal RS Darurat Lapangan di Jalan Indrapura. Foto/SINDOnews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) segala macam strategi untuk bisa menekan angka kasus COVID-19 . Hasilnya, angka kesembuhan pasien COVID-19 di Jatim terus menunjukkan tren positif. Hingga 13 September 2020, tingkat kesembuhan mencapai 80,18% atau 30.540 orang.

(Baca juga: Korban Cabut Kuku Oknum DPRD Labuhanbatu Selatan Lapor ke LPSK )

Angka tersebut bahkan menempati posisi tertinggi di Pulau Jawa jika dibandingkan dengan Banten (69,9%), Yogyakarta (72%), DKI Jakarta (75,5%), Jabar (53.43%) dan Jateng (62,3%). Terakhir, berdasarkan laporan Alvara Analytic, di pekan ke-2 September (7-13 September) Jatim masuk dalam kategori resiko terendah nomor 1 di Indonesia. Padahal sebelumnya, di Bulan Juli, Jatim pernah masuk ke urutan 28, artinya beresiko tinggi.

Penilaian Alvara ini dilakukan secara mingguan menggunakan Principle Component Analysis (PCA) berdasarkan lima indikator epidemiologis. Yakni jumlah pasien positif kumulatif, rata-rata laju kasus baru positif tujuh hari terakhir, prosentase kasus positif aktif kumulatif, rasio pasien sembuh serta rasio pasien meninggal.

Setidaknya, ada empat jurus jitu dari Pemprov Jatim dalam menghadapi COVID-19 . Strategi pertama, mengoptimalkan 3T (testing, tracing, treatment). Per, Selasa (22/9/2020) telah ada 933.082 test rapid telah dilakukan dan 288.304 test PCR. Angka rapid ini merupakan yang tertinggi di Indonesia. Sedangkan test PCR dalam periode Mei - September 2020 Jatim merupakan provinsi dengan test PCR tertinggi kedua di Indonesia setelah Jakarta.

Sebelumnya, Positivity Rate mingguan di Jatim per bulan Juli sempat mencapai 31%, per minggu ini positivity rate sudah turun menjadi 16%. "Alhamdulillah, kurva jumlah testing PCR harian di Jawa Timur terus konsisten naik. Kenaikan jumlah tes ini juga diikuti dengan penurunan positivity rate. Ini menunjukkan bahwa upaya peningkatan testing dan isolasi mulai membuahkan hasil," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

(Baca juga: Wajib Bawa Hasil Swab Negatif, Aturan Pendatang Belum Ada )

Jatim hingga saat ini menjadi provinsi dengan kesembuhan tertinggi di Pulau Jawa. Per Selasa (22/9/2020) kesembuhan telah mencapai 82,04% setara dengan 33.978 orang jauh diatas rata- rata nasional yang tercatat 72,9%. Saat ini pasien konfirmasi yang dirawat di Jatim sebanyak 4424 pasien setara 10,68%. Jumlah Bed isolasi juga tercatat tertinggi di Indonesia yakni 6.611 bed dan ICU sebanyak 860 bed.

Strategi kedua, melakukan pembatasan sosial dan pengetatan protokol kesehatan untuk menekan penyebaran COVID-19 . Pemprov Jatim juga melakukan pendekatan ilmiah bersama para pakar untuk mengukur keberhasilan dari intervensi yang telah dilakukan.

"Penanganan COVID-19 ini sangat menarik karena di tiap negara dan daerah terus belajar menemukan format yang efektif dan sesuai dengan daerahnya masing-masing. Alhamdulillah di Jatim intervensi Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) terbukti lebih efektif untuk menekan penyebaran COVID-19 ," kata Khofifah.

PSBM atau juga disebut mikro lockdown atau karantina lokal telah dilakukan di Magetan, termasuk di area Pondok Pesantren Temboro. PSBM dilakukan secara ketat dengan mengunci pintu keluar masuk desa, testing massif dan karantina total selama 14 hari. Efektivitas PSBM terbukti karena sampai hari ini sudah tidak ada penyebaran kasus COVID-19 baru dari area tersebut.

Saat ini, PSBM di Jatim juga telah dilakukan di beberapa zona merah baru akibat adanya klaster baru. Seperti di Lapas Porong dan PP Darussalam Blokagung Banyuwangi. Pemprov Jatim bersama Pemda, TNI dan Polri melakukan PSBM di kawasan tersebut. (Baca juga: Tanah Kas Desa Jadi SPBU, Pemdes Pacekelan Labrak Pemprov Jateng )

"PSBM lebih tepat diterapkan di Jawa Timur mengingat Jawa Timur telah memiliki kampung tangguh sebagai satuan kecil dari masyarakat. Kampung tangguh merupakan salah satu social capital yang memungkinkan format PSBM dilakukan secara gotong royong dengan skala terkecil yang lebih efektif dan tertarget," terang Khofifah.

Strategi ketiga, Pemprov Jatim memastikan, kapasitas bed isolasi di rumah sakit (RS) di Jatim masih memadai. Pemprov Jatim saat ini sangat agresif dalam menambahkan bed isolasi. Pada bulan Maret hanya memiliki 44 RS Rujukan dengan 565 bed, saat ini sudah ada 127 RS Rujukan dengan 6611 bed.

Saat ini, Pemprov Jatim telah merawat 2.157 pasien COVID-19 dengan kesembuhan 1.994 pasien dan meninggal nol persen yang dirawat di RS Darurat Lapangan Indrapura. "Untuk Malang Raya saat ini sedang kami siapkan RS Darurat Lapangan direncanakan 306 tempat tidur, dengan menggunakan gedung Polkesma," ujar Khofifah.

Berdasarkan laporan Ketahanan Kesehatan Dalam Menjalani Tatanan Hidup dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per tanggal 8 September 2020, Jatim saat ini memiliki kapasitas bed isolasi mencapai 6.611 bed dengan 3.221 bed yang terisi. Angka ini lebih tinggi dibanding Jawa Barat yakni 4.477 bed dengan 1.724 bed yang terisi, DKI Jakarta yakni 4.417 bed dengan 3.776 bed yang terisi dan Jawa Tengah 3.664 bed dengan 2.110 bed yang terisi.

(Baca juga: Pemkab Sukabumi Tetapkan Status Darurat Banjir Selama 7 Hari )

Sedangkan, kapasitas ICU isolasi Jatim mencapai 860 bed dengan keterisian hanya 72 bed. Angka ini lebih tinggi dari Jawa Tengah yakni 738 dengan keterisian 30 bed, Jawa Barat dengan 721 bed dengan keterisian 30 bed dan DKI Jakarta dengan 574 bed dengan keterisian 250 bed.

"Ini semua, buah dari ikhtiar Pemprov Jatim bersama Pemkab/Pemkot untuk meningkatkan jumlah bed isolasi. Dari Maret 525 bed, sekarang naik 12 kali lipat menjadi 6.611 bed," ungkap orang nomor satu Jatim ini.

Sebelumnya, di awal bulan Juli telah dilaporkan bahwa bed isolasi di Jatim mengalami overload, khususnya Surabaya Raya. Beberapa RS di Jatim juga dilaporkan memiliki Bed Occupancy Rate yang melebihi 80%.

Pemprov Jatim selanjutnya mengambil langkah cepat dengan mendirikan RS Darurat Lapangan Indrapura bersama dengan pemerintah pusat, TNI, Polri diikuti dengan menambah RS Rujukan dari yang sebelumnya hanya 44 di awal April menjadi 127 RS Rujukan. Kedua langkah ini dinilai cukup efektif dalam mengatasi kondisi overload tersebut.

"Di RSUD Soetomo, pasien COVID-19 yang dirawat juga menurun. Bulan Mei mencapai 223 orang dan memuncak menjadi 622 orang di Bulan Juni. Lalu di bulan Juli turun menjadi 486 orang dan 379 di bulan Agustus," kata Direktur Utama RSUD Dr Soetomo, Joni Wahyuhadi.

(Baca juga: Kota Medan Sering Kebanjiran, Ini Solusi Dari Bobby Nasution )

Strategi keempat, Khofifah terus mendorong masyarakat untuk disiplin mengenakan masker. Ini menyusul terbitnya Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 53 Tahun 2020 tentang Penerapan Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 .

Belakangan, Tim Pemburu Pelanggar Protokol Kesehatan COVID-19 rutin menggelar operasi yustisi di setiap daerah. Dalam Pergub No. 53/2020 mengatur denda bagi pelanggar protokol kesehatan. Untuk perorangan adalah Rp250.000. Sedangkan untuk usaha mikro Rp1 juta, usaha kecil Rp2 juta, usaha menengah Rp10 juta dan usaha besar Rp50 juta.

"Operasi yustisi dilakukan sebagai bagian dari penegakan hukum. Tujuannya tidak lain adalah mengajak masyarakat saling melindungi satu sama lain dan gotong royong melawan COVID-19 melalui kepatuhan kepada protokol kesehatan. Salah satu mengenakan masker," katanya.

Dalam setiap operasi yustisi dalam satu jam puluhan masyarakat terjaring dalam operasi. Ada yang mendapatkan sanksi sosial ada yang memilih denda administratif. "Saya mengimbau kepada masyarakat agar mematuhi segala regulasi yang dibuat pemerintah. Kebijakan tersebut sudah dikaji, dipertimbangkan secara matang dan dipastikan bermanfaat baik dari segi kesehatan dan keamanan bagi masyarakat di tengah pandemi COVID-19 ," ujarnya.

(Baca juga: United Tractors Bantu Ventilator untuk Tangani COVID-19 di Jatim )

Khofifah berharap, dengan ditegakkannya peraturan di tengah pandemi COVID-19 ini, tingkat kepatuhan masyarakat semakin meningkat. Masyarakat diminta agar menggunakan masker kemana saja dan mematuhi protokol kesehatan sebagai bentuk menekan penyebaran COVID-19 .

"Pada dasarnya kami tidak menghendaki atas adanya hukuman. Tapi, situasi penyebaran COVID-19 ini sangat berhubungan dengan kedisiplinan. Dengan masker, kita bisa melindungi diri dan orang di sekitar, sekaligus menyeiringkan kegiatan ekonomi dan pencegahan COVID-19 ," pungkasnya.

Sementara itu, salah satu penyintas COVID-19 , Arifin mengaku puas dengan penanganan pasien COVID-19 di RS Darurat Lapangan. Setiap hari dia mendapatkan nutrisi dan vitamin yang mampu meningkatkan daya tahan tubuhnya.

"Saya dirawat di RS Lapangan ini sejak tanggal 7 Juni 2020. Saya dirawat selama empat hari. Tanggal 9 Juni saya dilakukan tes swab. Kemudian, tanggal 11 Juni saya dinyatakan sembuh dan bisa pulang ke rumah, setelah hasil tes swab saya negatif,” kata warga Kelurahan Wonocolo, Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.

(Baca juga: Labkesda Surabaya Mengecewakan, Tak Seperti Pernyataan Risma )

Penyintas COVID-19 lainnya, Wathonil Aziz mengaku menjalani perawatan selama sembilan hari di RS Darurat Lapangan tersebut. "Saya sembilan hari di sini, setelah hasil swab saya positif. Di sini ada dokter yang mobile melayani kita. Kita setiap hari tiga kali dicek kesehatan oleh dokter, dan diberi obat serta vitamin," katanya.

"Fasilitas di RS Lapangan membantu dirinya untuk sembuh. Apalagi, pasien di sana diberi kebebasan untuk beraktivitas. Enak di sini ada cafe-nya. Setiap pagi diajak dokter untuk senam. Lalu, tempat perawatannya memadai," imbuhnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2246 seconds (0.1#10.140)