Batik Pacitan dan Anyaman Karya UKM Flores Bertahan di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) melibatkan perancang busana Samuel Wattimena untuk membuat customized desain khas Pegadaian yang diaplikasikan pada tas-tas belanja ramah lingkungan dan masker. Hasil kreasi ini bakal digunakan dalam menjalani kebiasaan hidup baru di tengah pandemi COVID-19.
Dengan mengkolaborasikan batik Pacitan sebagai dasar motif dan produk anyaman karya usaha kecil menengah (UKM) Du Anyam asal Flores, NTT, Sammy-panggilan akrab Samuel Wattimena, menciptakan kombinasi tas belanja kekinian. (Baca juga: Terbukti Cabuli IW, Pendeta Hanny Layantara Divonis 10 Tahun Penjara)
Kain batik Pacitan bermotif pace dengan warna alam yang dililit pada pegangan tas anyaman yang berasal dari tumbuhan purun tikus itu sangat modis saat dibawa berpergian. (Baca juga: Baru 3 Hari Nikahi Ibu Korban, Bapak Tega Cabuli 2 Anak Tiri)
Sementara keterlibatan UKM Du Anyam ini memang sejalan dengan ide Dekranas yang ingin membantu sektor UKM di bidang kerajinan yang terguncang karena pandemi COVID-19. Dengan menunjuk UKM untuk memproduksi hasil rancangan desainer-desainer Indonesia, maka akan menjadi langkah strategis, cepat, dan kongkrit agar bisnis di sektor usaha kecil dan menengah kembali bangkit.
"Jika diamati, desain-desain yang diambil dari kekayaan budaya Indonesia memiliki pesan memngenai gotong royong, kolaborasi, keterbukaan, dan kepercayaan. Salah satu contohnya desain dan produk hasil rancangan Samuel Wattimena untuk Pegadaian. Ini bukti bahwa budaya bisa menjadi inspirasi untuk menyemangati kita semua untuk bisa menjalani hidup dengan kenormalan baru dan bersama mengatasi pandemi COVID-19," kata Ketua Bidang Pendanaan Dekranas, Elizabeth Thohir dalam keterangan tertulis, Selasa (22/9/2020).
Du Anyam beranggotakan perempuan-perempuan berbakat di Flores, NTT dengan produk yang sudah mampu bersaing secara global. UKM ini mempunyai tujuan memberdayakan wanita NTT, mempromosikan budaya Indonesia, dan meningkatkan kualitas kesehatan wanita khususnya di daerah yang masih tertinggal. Selain dengan Pegadaian, Dekranas juga mengkolaborasikan sejumlah desainer ternama dengan perusahaan BUMN lainnya.
Dengan mengkolaborasikan batik Pacitan sebagai dasar motif dan produk anyaman karya usaha kecil menengah (UKM) Du Anyam asal Flores, NTT, Sammy-panggilan akrab Samuel Wattimena, menciptakan kombinasi tas belanja kekinian. (Baca juga: Terbukti Cabuli IW, Pendeta Hanny Layantara Divonis 10 Tahun Penjara)
Kain batik Pacitan bermotif pace dengan warna alam yang dililit pada pegangan tas anyaman yang berasal dari tumbuhan purun tikus itu sangat modis saat dibawa berpergian. (Baca juga: Baru 3 Hari Nikahi Ibu Korban, Bapak Tega Cabuli 2 Anak Tiri)
Sementara keterlibatan UKM Du Anyam ini memang sejalan dengan ide Dekranas yang ingin membantu sektor UKM di bidang kerajinan yang terguncang karena pandemi COVID-19. Dengan menunjuk UKM untuk memproduksi hasil rancangan desainer-desainer Indonesia, maka akan menjadi langkah strategis, cepat, dan kongkrit agar bisnis di sektor usaha kecil dan menengah kembali bangkit.
"Jika diamati, desain-desain yang diambil dari kekayaan budaya Indonesia memiliki pesan memngenai gotong royong, kolaborasi, keterbukaan, dan kepercayaan. Salah satu contohnya desain dan produk hasil rancangan Samuel Wattimena untuk Pegadaian. Ini bukti bahwa budaya bisa menjadi inspirasi untuk menyemangati kita semua untuk bisa menjalani hidup dengan kenormalan baru dan bersama mengatasi pandemi COVID-19," kata Ketua Bidang Pendanaan Dekranas, Elizabeth Thohir dalam keterangan tertulis, Selasa (22/9/2020).
Du Anyam beranggotakan perempuan-perempuan berbakat di Flores, NTT dengan produk yang sudah mampu bersaing secara global. UKM ini mempunyai tujuan memberdayakan wanita NTT, mempromosikan budaya Indonesia, dan meningkatkan kualitas kesehatan wanita khususnya di daerah yang masih tertinggal. Selain dengan Pegadaian, Dekranas juga mengkolaborasikan sejumlah desainer ternama dengan perusahaan BUMN lainnya.
(shf)