Tak Ingin Punah, Warga Desa Milatiharjo Tanam Kopi Liberika
loading...
A
A
A
KENDAL - Prihatin atas kondisi kopi liberika yang hampir punah, Widodo (52) warga Desa Milatiharjo, Kecamatan Patean, Kabupaten kendal, Jawa Tengah, mencoba kembali membudidayakan kopi tersebut.
(Baca juga: 4 Bandara Tak Mampu Deteksi Sabu yang Disembunyikan Dalam Anus NN )
Upaya menjaga kelestarian kopi liberika tersebut, telah digeluti Widodo selama 21 tahun lamanya. Tanaman kopi yang berasal dari Liberika, Afrika, tersebut, sempat menjadi idola di wilayah Kendal.
Sayangnya, kopi liberika ini sudah tidak banyak dikenal oleh petani. Padahal, jenis kopi yang didatangkan ke Indonesia, pada masa kolonial Belanda tersebut, kini banyak pecintanya.
Harganya yang lebih mahal bila dibandingkan dengan kopi robusta, dan kopi arabika, ternyata tidak membuat para pecinta kopi surut langkah mencari kopi liberika. " Kopi liberika memiliki aroma buah nangka yang khas, dan kadar kafeinnya rendah," ujar Widodo.
(Baca juga: KPU Jatim: Penundaan Pilkada Serentak Kewenangan Pemerintah Pusat )
Sejak tahun 1999, Widodo menggeluti usaha membudidayakan kopi liberika, hal ini silakukannya demu menjaga kelestarian kopi liberika tersebut di wilayah Kabupaten Kendal. Harga bibitnya sekitar Rp2.000/batang.
Kopi liberika ini, masih dibudidayakan oleh sebagian kecil petani kopi di Kabupaten Kendal. Luasan lahannya sekitar 50 hektar. Diharapkannya, budidaya kopi liberika ini terus berkembang.
(Baca juga: 4 Bandara Tak Mampu Deteksi Sabu yang Disembunyikan Dalam Anus NN )
Upaya menjaga kelestarian kopi liberika tersebut, telah digeluti Widodo selama 21 tahun lamanya. Tanaman kopi yang berasal dari Liberika, Afrika, tersebut, sempat menjadi idola di wilayah Kendal.
Sayangnya, kopi liberika ini sudah tidak banyak dikenal oleh petani. Padahal, jenis kopi yang didatangkan ke Indonesia, pada masa kolonial Belanda tersebut, kini banyak pecintanya.
Harganya yang lebih mahal bila dibandingkan dengan kopi robusta, dan kopi arabika, ternyata tidak membuat para pecinta kopi surut langkah mencari kopi liberika. " Kopi liberika memiliki aroma buah nangka yang khas, dan kadar kafeinnya rendah," ujar Widodo.
(Baca juga: KPU Jatim: Penundaan Pilkada Serentak Kewenangan Pemerintah Pusat )
Sejak tahun 1999, Widodo menggeluti usaha membudidayakan kopi liberika, hal ini silakukannya demu menjaga kelestarian kopi liberika tersebut di wilayah Kabupaten Kendal. Harga bibitnya sekitar Rp2.000/batang.
Kopi liberika ini, masih dibudidayakan oleh sebagian kecil petani kopi di Kabupaten Kendal. Luasan lahannya sekitar 50 hektar. Diharapkannya, budidaya kopi liberika ini terus berkembang.
(eyt)