Selama Agustus 2020, Impor Jawa Timur Naik Sebesar 14,37%
loading...
A
A
A
SURABAYA - Nilai impor Jawa Timur (Jatim) pada bulan Agustus 2020 mencapai USD 1,57 miliar atau naik sebesar 14,37% dibandingkan Juli 2020.
Angka ini mengalami penurunan sebesar 14,27% dibandingkan Agustus 2019. Sedangkan impor nonmigas Agustus 2020 mencapai USD1,35 miliar atau naik 11,47% dibandingkan Juli 2020.
Nilai impor nonmigas tersebut mengalami penurunan sebesar 11,60% dibanding Agustus 2019. Impor migas Agustus 2020 sebesar USD226,94 juta atau meningkat sebesar 35,28% dibanding juli 2020. Dibandingkan Agustus 2019, nilai tersebut turun sebesar 27,31%.
Secara kumulatif, selama Januari - Agustus 2020, impor yang masuk ke Jatim sebesar USD12,98 miliar atau turun sebesar 14,74% dibandingkan Januari - Agustus 2019, yakni sebesar USD 15,22 miliar.
"Komoditas bahan bakar motor tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur menjadi komoditas impor dengan nilai tertinggi pada Agustus 2020. Nilainya sebesar USD92,41 juta atau naik sebesar 16,40% dibanding bulan sebelumnya," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Satriyo Wibowo, dalam rilisnya, Rabu (16/9/2020).
Komoditas tersebut, kata dia, mayoritas diimpor dari Singapura sebesar USD68,83 juta. Peringkat kedua adalah komoditas emas dalam bentuk bongkah, ingot atau batang tuangan dengan nilai impor sebesar USD83,26 juta atau naik 135,7% dibandingkan bulan sebelumnya.
Komoditas emas dalam bentuk bongkah, ingot atau batang tuangan tersebut seluruhnya diimpor dari Hongkong sebesar USD83,26 juta. (Baca juga: Fotonya Berseragam Banser Viral, Gus Irsyad: Itu Naluri Banser Saya)
Peringkat ketiga adalah komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya dengan nilai sebesar USD61,41 juta atau naik sebesar 53,68% dari bulan sebelumnya. "Komoditas ini dominan didatangkan dari Brazil yaitu dengan nilai impor sebesar USD44,31 juta," ujar Satriyo.
Secara kumulatif Januari - Agustus 2020, komoditas bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur, menjadi komoditas impor yang dominan dengan peranan sebesar 5,66% dengan nilai USD 734,69 juta. (Baca juga: PG Gempolkrep dan PT Enero Bagikan 1.468 Sembako untuk Warga Mojokerto)
Disusul komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya dengan peranan sebesar 4,07% dengan nilai sebesar USD 528,28 juta. Serta berikutnya adalah komoditas kondensat dengan peranan sebesar 3,12% dengan nilai sebesar USD 404,40 juta.
Angka ini mengalami penurunan sebesar 14,27% dibandingkan Agustus 2019. Sedangkan impor nonmigas Agustus 2020 mencapai USD1,35 miliar atau naik 11,47% dibandingkan Juli 2020.
Nilai impor nonmigas tersebut mengalami penurunan sebesar 11,60% dibanding Agustus 2019. Impor migas Agustus 2020 sebesar USD226,94 juta atau meningkat sebesar 35,28% dibanding juli 2020. Dibandingkan Agustus 2019, nilai tersebut turun sebesar 27,31%.
Secara kumulatif, selama Januari - Agustus 2020, impor yang masuk ke Jatim sebesar USD12,98 miliar atau turun sebesar 14,74% dibandingkan Januari - Agustus 2019, yakni sebesar USD 15,22 miliar.
"Komoditas bahan bakar motor tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur menjadi komoditas impor dengan nilai tertinggi pada Agustus 2020. Nilainya sebesar USD92,41 juta atau naik sebesar 16,40% dibanding bulan sebelumnya," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Satriyo Wibowo, dalam rilisnya, Rabu (16/9/2020).
Komoditas tersebut, kata dia, mayoritas diimpor dari Singapura sebesar USD68,83 juta. Peringkat kedua adalah komoditas emas dalam bentuk bongkah, ingot atau batang tuangan dengan nilai impor sebesar USD83,26 juta atau naik 135,7% dibandingkan bulan sebelumnya.
Komoditas emas dalam bentuk bongkah, ingot atau batang tuangan tersebut seluruhnya diimpor dari Hongkong sebesar USD83,26 juta. (Baca juga: Fotonya Berseragam Banser Viral, Gus Irsyad: Itu Naluri Banser Saya)
Peringkat ketiga adalah komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya dengan nilai sebesar USD61,41 juta atau naik sebesar 53,68% dari bulan sebelumnya. "Komoditas ini dominan didatangkan dari Brazil yaitu dengan nilai impor sebesar USD44,31 juta," ujar Satriyo.
Secara kumulatif Januari - Agustus 2020, komoditas bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur, menjadi komoditas impor yang dominan dengan peranan sebesar 5,66% dengan nilai USD 734,69 juta. (Baca juga: PG Gempolkrep dan PT Enero Bagikan 1.468 Sembako untuk Warga Mojokerto)
Disusul komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya dengan peranan sebesar 4,07% dengan nilai sebesar USD 528,28 juta. Serta berikutnya adalah komoditas kondensat dengan peranan sebesar 3,12% dengan nilai sebesar USD 404,40 juta.
(boy)