Perangi Corona, Istri Tentara Buatkan Jamu dan Ribuan Masker
A
A
A
BUTON - Para istri prajurit Kodim 1413/Buton membuat jamu dan masker sebagai Alat Pelindung Diri (APD). Langkah ini dilakukan sebagai perlawanan terhadap pandemi Virus Corona. (Baca: 1 Ibu Hamil di Ngawi Positif Virus dari Hasil Rapid Test)
Dandim 1413/Buton Letkol Inf Arif Kurniawan mengatakan, di tengah kelangkaan APD dan berbagai hal terkait pencegahan Corona, maka jajarannya itu berinisiatif memenuhi kebutuhan sarana perlindungan bagi keluarganya masing-masing.
"Virus (COVID-19) dapat menyerang siapa saja, karena kelangkaan masker disini (Buton), sejak tiga bulan lalu, para istri prajurit yang merupakan ibu-ibu Persit ini berinisiatif membuatnya sendiri," ujar Arif , dalam pernyataan tertulis yang diterima, SINDOnews, Kamis (9/4/2020).
Karenanya, lanjut Arif, saat bapak-bapaknya terjun langsung membantu masyarakat mencegah penyebaran virus COVID-19, dan bersamaan menemani anak belajar di rumah, maka ibu-ibu mengisi waktunya untuk membuat masker.
"Masker yang dibuat memang tidak sebagus dari pabrik, namun diharapkan layak untuk digunakan dalam mencegah penularan virus ataupun lainnya," imbuh Arif.
Menurut Arif, saat ini pembuatan masker belum mengalami kendala, karena kebutuhan bahan pun masih banyak ditemukan.
"Selain buat keluarga, masker yang dibuat pun akan disalurkan ke masyarakat. Ini penting, karena untuk mencegahnya diperlukan kesadaran dan kebersamaan untuk saling menjaga," tegasnya.
Lebih lanjut Arif jelaskan, ide yang dibangun oleh para istri tentara dapat mudah terlaksana.
"Apalagi, sebagai istri prajurit diajarkan kemandirian untuk mengembangkan berbagai keahlian yang dimiliki, termasuk di bidang jahit menjahit," terang Arif.
Namun, kata Arif, sebagaimana ditekankan pimpinan TNI AD, ibu-ibu agar banyak di rumah, maka untuk pengadaan bahan, khususnya kain, dilakukan oleh personel Kodim.
“Tidak disangka, kemahiran ibu-ibu Persit ini telah menghasilkan ribuan masker. Secara prinsip, apa yang dilakukan ini karena adanya keinginan untuk menjaga kelangsungan hidup keluarga dan bangsa secara umumnya," timpal Arif.
"Untuk bahan, saat ini kami masih mencari jenis kain yang tepat. Infomasi yang kami baca dari website TNI AD ada juga bahan dari cover bantal dan T-Shirt katun ataupun yang berjenis katun, " tambah Arif.
Selain membuat masker kata Arif, istri prajurit TNI AD itu juga berkolaborasi membuat jamu tradisional untuk meningkatkan stamina dan kebugaran serta daya tahan tubuh mereka dan keluarganya.
"Di beberapa kesempatan, proses penyembuhan seseorang tidak terlepas dari daya tahan tubuh dan pola hidup yang sehat dan makanan yang berimbang," ucap Arif.
"Untuk itu, ibu-ibu pun membuatkan suami dan keluarganya minuman jamu yang berbahan dasar kunyit, asam jawa, jahe, beras kencur dan lainnya," kata Arif.
Pada kesempatan yang sama Ketua Tim Penjahit, Masmun, menerangkan bahwa pembuatan masker tersebut mulai dikerjakan sejak seminggu lalu.
"Ribuan masker yang dibuat memang terlihat banyak, namun kenyataannya masih banyak yang tidak menggunakan masker," ujar Masmun.
Hampir semua ibu-ibu istri prajurit ini, kata Masmun, memiliki kemampuan untuk menjahit. Lain dari itu, kita juga saling bertukar pikiran dan mencoba jamu tradisional, agar tubuh kita sehat, kuat dan memiliki daya tahan yang kuat.
"Untuk mencegah Corona, kita semua harus terlibat bersama. Lagi pula, ini menyangkut masa depan dan keberlangsungan bangsa Indonesia,” pungkasnya.
Dandim 1413/Buton Letkol Inf Arif Kurniawan mengatakan, di tengah kelangkaan APD dan berbagai hal terkait pencegahan Corona, maka jajarannya itu berinisiatif memenuhi kebutuhan sarana perlindungan bagi keluarganya masing-masing.
"Virus (COVID-19) dapat menyerang siapa saja, karena kelangkaan masker disini (Buton), sejak tiga bulan lalu, para istri prajurit yang merupakan ibu-ibu Persit ini berinisiatif membuatnya sendiri," ujar Arif , dalam pernyataan tertulis yang diterima, SINDOnews, Kamis (9/4/2020).
Karenanya, lanjut Arif, saat bapak-bapaknya terjun langsung membantu masyarakat mencegah penyebaran virus COVID-19, dan bersamaan menemani anak belajar di rumah, maka ibu-ibu mengisi waktunya untuk membuat masker.
"Masker yang dibuat memang tidak sebagus dari pabrik, namun diharapkan layak untuk digunakan dalam mencegah penularan virus ataupun lainnya," imbuh Arif.
Menurut Arif, saat ini pembuatan masker belum mengalami kendala, karena kebutuhan bahan pun masih banyak ditemukan.
"Selain buat keluarga, masker yang dibuat pun akan disalurkan ke masyarakat. Ini penting, karena untuk mencegahnya diperlukan kesadaran dan kebersamaan untuk saling menjaga," tegasnya.
Lebih lanjut Arif jelaskan, ide yang dibangun oleh para istri tentara dapat mudah terlaksana.
"Apalagi, sebagai istri prajurit diajarkan kemandirian untuk mengembangkan berbagai keahlian yang dimiliki, termasuk di bidang jahit menjahit," terang Arif.
Namun, kata Arif, sebagaimana ditekankan pimpinan TNI AD, ibu-ibu agar banyak di rumah, maka untuk pengadaan bahan, khususnya kain, dilakukan oleh personel Kodim.
“Tidak disangka, kemahiran ibu-ibu Persit ini telah menghasilkan ribuan masker. Secara prinsip, apa yang dilakukan ini karena adanya keinginan untuk menjaga kelangsungan hidup keluarga dan bangsa secara umumnya," timpal Arif.
"Untuk bahan, saat ini kami masih mencari jenis kain yang tepat. Infomasi yang kami baca dari website TNI AD ada juga bahan dari cover bantal dan T-Shirt katun ataupun yang berjenis katun, " tambah Arif.
Selain membuat masker kata Arif, istri prajurit TNI AD itu juga berkolaborasi membuat jamu tradisional untuk meningkatkan stamina dan kebugaran serta daya tahan tubuh mereka dan keluarganya.
"Di beberapa kesempatan, proses penyembuhan seseorang tidak terlepas dari daya tahan tubuh dan pola hidup yang sehat dan makanan yang berimbang," ucap Arif.
"Untuk itu, ibu-ibu pun membuatkan suami dan keluarganya minuman jamu yang berbahan dasar kunyit, asam jawa, jahe, beras kencur dan lainnya," kata Arif.
Pada kesempatan yang sama Ketua Tim Penjahit, Masmun, menerangkan bahwa pembuatan masker tersebut mulai dikerjakan sejak seminggu lalu.
"Ribuan masker yang dibuat memang terlihat banyak, namun kenyataannya masih banyak yang tidak menggunakan masker," ujar Masmun.
Hampir semua ibu-ibu istri prajurit ini, kata Masmun, memiliki kemampuan untuk menjahit. Lain dari itu, kita juga saling bertukar pikiran dan mencoba jamu tradisional, agar tubuh kita sehat, kuat dan memiliki daya tahan yang kuat.
"Untuk mencegah Corona, kita semua harus terlibat bersama. Lagi pula, ini menyangkut masa depan dan keberlangsungan bangsa Indonesia,” pungkasnya.
(sms)