Rumah Aspirasi dan OJK Dukung Pengembangan Perkebunan Perkotaan
loading...
A
A
A
SURABAYA - Di balik pesatnya pertumbuhan gedung dan pengembangan pemukiman di Kota Surabaya , masih ada sekelompok masyarakat yang masih menekuni pertanian. Tepatnya di Dusun Sumberan Kelurahan Balasklumprik Kecamatan Wiyung Surabaya.
Di sana, warga secara mandiri mengelola lahan dan membudidayakan beragam jenis holtikultura seperti jeruk, pisang, jamur, ikan, lombok, tomat, kacang panjang, gambas dan sejenisnya untuk katahanan pangan.
Ketua Kelompok Tani Sumberan Makmur, Suradi mengatakan, terdapat 30 warga yang menggeluti pertanian perkotaan di Dusun Sumberan. Bahkan, perkebunan pribadi milik warga ini rencananya bakal dikembangkan hingga 6 hektar.
Untuk itu, pihaknya terus menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga supaya bisa mengembangkan perkebunan sesuai dengan potensi yang ada di desa. Sedangkan menyangkut komoditas hasil perkebunan, lanjut Suradi, warga sudah berkoordinasi dengan Rumah Aspirasi. "Jika menyangkut komoditas hasil perkebunan, maka kerja sama yang bisa dilakukan adalah rumah aspirasi," ucapnya.
Kerjasama itu untuk mendongkrak dan memperluas jangkauan pemasaran hasil produksi pertanian yang sempat mengalami penurunan akibat dampak pandemi COVID-19.
(Baca juga: Kisah Desa Tertinggal di Gresik yang Jadi Desa Miliarder )
Menurut Bendahara Yayasan Insan Kurnia Peduli, Ade Kunto, sektor perkebunan sangat berperan penting dalam mensukseskan pelaksanaan strategi transformasi ekonomi di Jawa Timur khususnya di Kota Surabaya, dengan penyangga utama ekonomi sektor perkebunan.
Melalui transformasi ekonomi ini diharapkan pembangunan ekonomi Surabaya juga memiliki basis ekonomi pengelolaan sumber daya alam terbarukan. Tentunya dengan menitik beratkan pada upaya peningkatan nilai tambah melalui pengembangan perkebunan.
Ade menyebut, perkebunan memainkan peran yang sangat penting, mengingat perkebunan dan komoditas lainnya menjadi komoditas unggulan penting.
"Potensi perkebunan perkotaan menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan di Surabaya dan terus didorong oleh Rumah Aspirasi dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," katanya saat sosialisasi mengenai restrukturisasi kredit untuk para pekerja sektor informal yang dihelat Yayasan Insan Kurnia Peduli bersama OJK, Sabtu (05/9).
Sosialisasi bertajuk kebijakan restrukturisasi kredit bagi pekerja sektor informal pada masa pandemi COVID-19 ini diikuti oleh para petani dan pedagang hasil pertanian Balasklumprik Kecamatan Wiyung Surabaya. Mereka merupakan salah satu kelompok pelaku UMKM yang terdampak pandemi COVID-19. Dimana hasil penjualan hasil panen berupa buah-buahan, sayuran dan sejenisnya mengalami penurunan cukup signifikan.
Ade berharap, setelah memahami mekanisme untuk mengajukan keringanan kredit kepada bank atau leasing, para pelaku UMKM yang fokus pada sektor pertanian ini bisa memanfaatkan kebijakan pemerintah melalui OJK , supaya kembali bangkit ditengah terpuruknya ekonomi saat ini.
"Kami sampaikan kepada mereka, barangkali ada diantara mereka yang mengalami kesulitan mengangsur kredit, bisa mempelajari bagaimana mekanisme untuk mengajukan keringanan kredit kepada bank atau leasing," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia menjelaskan, bahwa kebijakan restrukturisasi kredit bagi pekerja sektor informal itu untuk memberikan stimulus bagi pekerja informal termasuk pelaku UMKM supaya tetap bisa bertahan dalam menghadapi krisis berkepanjangan.
"Kita tetap berharap UMKM ini bisa bangkit kembali dan membantu pemerintah dalam membangun keterpurukan fisik dan psikis bangsa ini melalui kegiatan ekonomi yang berkelanjutan," paparnya.
Indah menegaskan, salah satu pilar yang dapat mendukung suksesnya Indonesia maju adalah UMKM. Sektor ini, kata dia, menyumbang PDB yang cukup signifikan dan menyerap tenaga kerja secara signifikan. "Jika UMKM digarap dengan baik maka Indonesia akan berjalan bersama-sama," ucapnya.
Sejak pandemi, lanjutnya, komisi XI bersama KSSK yakni kementrian keuangan, BI dan OJK terus melakukan rapat-rapat kerja yang fokus membahas kebangkitan ekonomi dimasa pandemi COVID-19. "Kita berharap masyarakat membantu pemerintah dengan tetap mentaati protokol kesetahan dalam melakukan aktifitas ekonomi. Karena jika penularan gak terbendung maka program apapun ekonomi apapun tidak akan mampu mengatasi," tuturnya.
Politisi PDI Perjuangan ini mengakui, saat ini bangsa Indonesia menang dihadapkan pada kondisi ekstraordinari. Kondisi dimana terjadi krisis yang tidak sama dengan krisis ekonomi pada tahun 1998 dan 2008.
"Saat ini semua harus mengkaitkan antara faktor ekonomi dan kesehatan, khususnya keselamatan anak bangsa dari ancaman wabah COVID-19. Jadi ayo bersama-sama memutus rantai penularan," tandasnya
Di sana, warga secara mandiri mengelola lahan dan membudidayakan beragam jenis holtikultura seperti jeruk, pisang, jamur, ikan, lombok, tomat, kacang panjang, gambas dan sejenisnya untuk katahanan pangan.
Ketua Kelompok Tani Sumberan Makmur, Suradi mengatakan, terdapat 30 warga yang menggeluti pertanian perkotaan di Dusun Sumberan. Bahkan, perkebunan pribadi milik warga ini rencananya bakal dikembangkan hingga 6 hektar.
Untuk itu, pihaknya terus menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga supaya bisa mengembangkan perkebunan sesuai dengan potensi yang ada di desa. Sedangkan menyangkut komoditas hasil perkebunan, lanjut Suradi, warga sudah berkoordinasi dengan Rumah Aspirasi. "Jika menyangkut komoditas hasil perkebunan, maka kerja sama yang bisa dilakukan adalah rumah aspirasi," ucapnya.
Kerjasama itu untuk mendongkrak dan memperluas jangkauan pemasaran hasil produksi pertanian yang sempat mengalami penurunan akibat dampak pandemi COVID-19.
(Baca juga: Kisah Desa Tertinggal di Gresik yang Jadi Desa Miliarder )
Menurut Bendahara Yayasan Insan Kurnia Peduli, Ade Kunto, sektor perkebunan sangat berperan penting dalam mensukseskan pelaksanaan strategi transformasi ekonomi di Jawa Timur khususnya di Kota Surabaya, dengan penyangga utama ekonomi sektor perkebunan.
Melalui transformasi ekonomi ini diharapkan pembangunan ekonomi Surabaya juga memiliki basis ekonomi pengelolaan sumber daya alam terbarukan. Tentunya dengan menitik beratkan pada upaya peningkatan nilai tambah melalui pengembangan perkebunan.
Ade menyebut, perkebunan memainkan peran yang sangat penting, mengingat perkebunan dan komoditas lainnya menjadi komoditas unggulan penting.
"Potensi perkebunan perkotaan menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan di Surabaya dan terus didorong oleh Rumah Aspirasi dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," katanya saat sosialisasi mengenai restrukturisasi kredit untuk para pekerja sektor informal yang dihelat Yayasan Insan Kurnia Peduli bersama OJK, Sabtu (05/9).
Sosialisasi bertajuk kebijakan restrukturisasi kredit bagi pekerja sektor informal pada masa pandemi COVID-19 ini diikuti oleh para petani dan pedagang hasil pertanian Balasklumprik Kecamatan Wiyung Surabaya. Mereka merupakan salah satu kelompok pelaku UMKM yang terdampak pandemi COVID-19. Dimana hasil penjualan hasil panen berupa buah-buahan, sayuran dan sejenisnya mengalami penurunan cukup signifikan.
Ade berharap, setelah memahami mekanisme untuk mengajukan keringanan kredit kepada bank atau leasing, para pelaku UMKM yang fokus pada sektor pertanian ini bisa memanfaatkan kebijakan pemerintah melalui OJK , supaya kembali bangkit ditengah terpuruknya ekonomi saat ini.
"Kami sampaikan kepada mereka, barangkali ada diantara mereka yang mengalami kesulitan mengangsur kredit, bisa mempelajari bagaimana mekanisme untuk mengajukan keringanan kredit kepada bank atau leasing," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia menjelaskan, bahwa kebijakan restrukturisasi kredit bagi pekerja sektor informal itu untuk memberikan stimulus bagi pekerja informal termasuk pelaku UMKM supaya tetap bisa bertahan dalam menghadapi krisis berkepanjangan.
"Kita tetap berharap UMKM ini bisa bangkit kembali dan membantu pemerintah dalam membangun keterpurukan fisik dan psikis bangsa ini melalui kegiatan ekonomi yang berkelanjutan," paparnya.
Indah menegaskan, salah satu pilar yang dapat mendukung suksesnya Indonesia maju adalah UMKM. Sektor ini, kata dia, menyumbang PDB yang cukup signifikan dan menyerap tenaga kerja secara signifikan. "Jika UMKM digarap dengan baik maka Indonesia akan berjalan bersama-sama," ucapnya.
Sejak pandemi, lanjutnya, komisi XI bersama KSSK yakni kementrian keuangan, BI dan OJK terus melakukan rapat-rapat kerja yang fokus membahas kebangkitan ekonomi dimasa pandemi COVID-19. "Kita berharap masyarakat membantu pemerintah dengan tetap mentaati protokol kesetahan dalam melakukan aktifitas ekonomi. Karena jika penularan gak terbendung maka program apapun ekonomi apapun tidak akan mampu mengatasi," tuturnya.
Politisi PDI Perjuangan ini mengakui, saat ini bangsa Indonesia menang dihadapkan pada kondisi ekstraordinari. Kondisi dimana terjadi krisis yang tidak sama dengan krisis ekonomi pada tahun 1998 dan 2008.
"Saat ini semua harus mengkaitkan antara faktor ekonomi dan kesehatan, khususnya keselamatan anak bangsa dari ancaman wabah COVID-19. Jadi ayo bersama-sama memutus rantai penularan," tandasnya
(msd)