Pangdam XIV Hasanuddin Dukung Smelter Ceria Group Jadi Perusahaan Level Dunia
loading...

Mayjen TNI Windiyatno saat meninjau Smelter ‘Merah Putih’ PT Ceria di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Kamis (13/3/2025). Foto/Dok. SindoNews
A
A
A
KOLAKA - Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Windiyatno bangga dan mendukung penuh investasi smelter ‘Merah Putih’ PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) yang sepenuhnya digerakkan pengusaha nasional. Langkah perusahaan pertambangan nikel ini menjadi wujud nyata implementasi Asta Cita program hilirisasi mineral yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
"Kita bangga karena 100 persen pekerjanya dari bangsa sendiri dan kebanyakan masyarakat lokal," kata Mayjen TNI Windiyatno saat meninjau Smelter ‘Merah Putih’ PT Ceria di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Kamis (13/3/2025).
Sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Objek Vital Nasional (Obvitnas), Pangdam bertanggungjawab untuk memastikan stabilitas keamanan dan kelancaran operasional serta keberlanjutan industri smelter ‘Merah Putih’ Ceria Group yang akan segera beroperasi.
Pangdam juga mengapresiasi implementasi Good Mining Practice serta prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) yang diterapkan secara konsisten Ceria Group. Termasuk business process Ceria sebagai perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang telah bersiap menjadi global player untuk memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik (EV).
Windiyatno pun memberikan perhatian khusus kepada Ceria atas kontribusinya dalam industri pertambangan nasional yang mendukung hilirisasi mineral dalam negeri. Sekaligus mengapresiasi komunikasi yang telah terjalin dengan sangat baik antara Ceria Group dan aparat keamanan.
“Saya ucapkan terima kasih atas kesempatan untuk bersilaturahmi dengan Ceria. Saya melihat bahwa Ceria telah menjalankan operasionalnya dengan sangat baik, terutama dalam menciptakan rasa memiliki bagi masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Mayjen TNI Windiyatno juga berpesan kepada seluruh stakeholder agar senantiasa menjaga eksistensi Ceria Group di daerah itu. “Kami sangat bangga melihat tenaga kerja lokal yang ada di sini yang merupakan masa depan bangsa. Kami dari TNI akan terus berkomitmen untuk membantu menjaga keamanan wilayah IUP Ceria serta memperkuat koordinasi yang telah terjalin dengan baik,” tambahnya.
Direktur Operasional PT Ceria Nugraha Indotama Yusram kembali menekankan, smelter ‘Merah Putih’ keseluruhan merupakan modal dari Indonesia. Begitupun 100 persen yang menjalankan smelter adalah tenaga kerja Indonesia.
"Di Indonesia ada 147 smelter dan hanya satu punya anak bangsa yakni smelter ‘Merah Putih’ PT Ceria. Ini harusnya menjadi kebanggaan nasional," katanya.
Yusran menegaskan, keberadaan smelter ‘Merah Putih’ hendaknya diberikan apresiasi, dijaga dan dilindungi, sebab ada anak bangsa yang mencoba berdikari, berkarya di negerinya sendiri.
Selain itu, smelter ‘Merah Putih’ juga merupakan bagian dari Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Dari 8 poin Asta Cita, 3 di antaranya ada di smelter ‘Merah Putih’, yakni hilirisasi, peningkatan tenaga kerja dan menumbuhkan ekonomi dari desa.
"Tiga Asta Cita ada disini. Karena itu perlu dijaga dan dilindungi, sehingga kegiatan operasional berjalan dengan baik, lancar dan aman, demi negara Indonesia tercinta," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Vice President & Corporate Affair Director PT Ceria Djen Rizal memaparkan fasilitas pusat peribadatan berupa dua masjid yang berdiri di dalam wilayah IUP PT Ceria. Keduanya yakni Masjid An Naml dan Al Fatih yang menggambarkan tujuan utama Insan Ceria untuk senantiasa menggenapi tujuan hidupnya dalam mendapatkan kebaikan hidup di dunia dan akhirat.
Kehadiran kedua masjid ini merupakan wujud nyata dari komitmen PT Ceria Nugraha Indotama dalam mendukung kegiatan keagamaan dan sosial di wilayah operasional perusahaan. "Hal ini merupakan kewajiban Ceria dalam memastikan aspek Environment, Social dan Governance(ESG) terimplementasi dengan baik dan terus berkelanjutan," jelasnya.
"Kita bangga karena 100 persen pekerjanya dari bangsa sendiri dan kebanyakan masyarakat lokal," kata Mayjen TNI Windiyatno saat meninjau Smelter ‘Merah Putih’ PT Ceria di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Kamis (13/3/2025).
Sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Objek Vital Nasional (Obvitnas), Pangdam bertanggungjawab untuk memastikan stabilitas keamanan dan kelancaran operasional serta keberlanjutan industri smelter ‘Merah Putih’ Ceria Group yang akan segera beroperasi.
Pangdam juga mengapresiasi implementasi Good Mining Practice serta prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) yang diterapkan secara konsisten Ceria Group. Termasuk business process Ceria sebagai perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang telah bersiap menjadi global player untuk memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik (EV).
Windiyatno pun memberikan perhatian khusus kepada Ceria atas kontribusinya dalam industri pertambangan nasional yang mendukung hilirisasi mineral dalam negeri. Sekaligus mengapresiasi komunikasi yang telah terjalin dengan sangat baik antara Ceria Group dan aparat keamanan.
“Saya ucapkan terima kasih atas kesempatan untuk bersilaturahmi dengan Ceria. Saya melihat bahwa Ceria telah menjalankan operasionalnya dengan sangat baik, terutama dalam menciptakan rasa memiliki bagi masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Mayjen TNI Windiyatno juga berpesan kepada seluruh stakeholder agar senantiasa menjaga eksistensi Ceria Group di daerah itu. “Kami sangat bangga melihat tenaga kerja lokal yang ada di sini yang merupakan masa depan bangsa. Kami dari TNI akan terus berkomitmen untuk membantu menjaga keamanan wilayah IUP Ceria serta memperkuat koordinasi yang telah terjalin dengan baik,” tambahnya.
Direktur Operasional PT Ceria Nugraha Indotama Yusram kembali menekankan, smelter ‘Merah Putih’ keseluruhan merupakan modal dari Indonesia. Begitupun 100 persen yang menjalankan smelter adalah tenaga kerja Indonesia.
"Di Indonesia ada 147 smelter dan hanya satu punya anak bangsa yakni smelter ‘Merah Putih’ PT Ceria. Ini harusnya menjadi kebanggaan nasional," katanya.
Yusran menegaskan, keberadaan smelter ‘Merah Putih’ hendaknya diberikan apresiasi, dijaga dan dilindungi, sebab ada anak bangsa yang mencoba berdikari, berkarya di negerinya sendiri.
Selain itu, smelter ‘Merah Putih’ juga merupakan bagian dari Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Dari 8 poin Asta Cita, 3 di antaranya ada di smelter ‘Merah Putih’, yakni hilirisasi, peningkatan tenaga kerja dan menumbuhkan ekonomi dari desa.
"Tiga Asta Cita ada disini. Karena itu perlu dijaga dan dilindungi, sehingga kegiatan operasional berjalan dengan baik, lancar dan aman, demi negara Indonesia tercinta," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Vice President & Corporate Affair Director PT Ceria Djen Rizal memaparkan fasilitas pusat peribadatan berupa dua masjid yang berdiri di dalam wilayah IUP PT Ceria. Keduanya yakni Masjid An Naml dan Al Fatih yang menggambarkan tujuan utama Insan Ceria untuk senantiasa menggenapi tujuan hidupnya dalam mendapatkan kebaikan hidup di dunia dan akhirat.
Kehadiran kedua masjid ini merupakan wujud nyata dari komitmen PT Ceria Nugraha Indotama dalam mendukung kegiatan keagamaan dan sosial di wilayah operasional perusahaan. "Hal ini merupakan kewajiban Ceria dalam memastikan aspek Environment, Social dan Governance(ESG) terimplementasi dengan baik dan terus berkelanjutan," jelasnya.
(poe)
Lihat Juga :