Dari 393 Guru Positif COVID-19, Tinggal 4 Orang Masih Dirawat
loading...
A
A
A
SURABAYA - Upaya pemutusan penyebaran COVID-19 di dunia pendidikan mulai membuahkan hasil. Dari 393 guru tingkat SD dan SMP yang terkonfirmasi COVID-19 , kini tinggal empat orang yang masih dirawat.
(Baca juga: Percaya Diri, Gibran-Teguh Pasang Target Suara 80 Persen )
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita menuturkan, sampai sore ini data kumulatif guru yang telah diswab sebanyak 4.460 orang. Dari jumlah tersebut, hasil yang sudah keluar berjumlah 3.686 orang. Rinciannya yakni pasien terkonfirmasi ada 394 orang dan negatif berjumlah 3.280 orang.
"Para guru yang terkonfirmasi hanya tinggal empat orang saja. Mereka dari Kecamatan Wonocolo. Saat ini karantinanya di Hotel Asrama Haji," kata Feny, panggilan akrabnya, Kamis (3/9/2020). (Baca juga: Polisi Tewas Ditikam, Polres Empat Lawang Siaga Aksi Balas Dendam )
Ia melanjutkan, pasien-pasien yang terpapar tersebut sebagian besar statusnya sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG) dan tidak memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Sehingga ia memastikan proses kesembuhan mereka bisa berlangsung lebih cepat.
"Treatmennya tidak ada bedanya dengan pasien yang lain. Bahkan hingga hari ini kami terus melakukan tes swab kepada para guru-guru," ungkapnya. (Baca juga: Percaya Diri, Gibran-Teguh Pasang Target Suara 80 Persen )
Ia menambahkan, salah satu strategi agar pasien yang terpapar dapat lekas pulih, yakni dengan cara masif melakukan deteksi dini. Dari situlah saat diketahui hasilnya kemudian Dinkes langsung bergerak cepat untuk melakukan penanganan.
"Kenapa harus dilakukan pemeriksaan masif? Karena kita harus menemukan dari awal deteksi, begitu mengetahuinya langsung kita terapi. Ini salah satu cara kita, agar pasien banyak yang sembuh," jelasnya. (Baca juga: Delapan Rumah di Manado Ludes Dilalap Si Jago Merah )
Bagi para guru yang memiliki komorbid , katanya, maka diwajibkan untuk ekstra menjaga kondisinya agar tidak kambuh. Misalnya, penyakit diabetes harus tetap mengkonsumsi obat-obat yang dianjurkan agar diabetesnya tetap terkendali. "Jadi seperti diabetes itu tidak mungkin sembuh. Tetapi dia bisa terkendali," ucapnya.
Feny mengimbau kepada para guru agar memperketat dalam menjaga protokol. Terutama menjaga jarak, mengenakan masker dan rajin cuci tangan, olahraga rutin, mengkonsumsi makanan sehat dan berjemur sebelum pukul 09.00 WIB. Jika nantinya, para guru datang ke sekolah maka dilarang untuk makan bersama-sama tanpa memperhatikan jarak.
"Apalagi ngobrol tanpa mengenakan masker. Jangan sampai itu terjadi karena kita tidak tahu virus itu ada dimana," katanya. (Baca juga: Deklarasi Jagoan Perindo di Pilkada Ngada Dibanjiri Ribuan Warga )
Sampai malam ini, jumlah pasien kumulatif yang dinyatakan sembuh mencapai 9.989 orang. Angka itu merupakan bagian dari jumlah kumulatif pasien konfirmasi sebanyak 12.436 orang. "Untuk yang dalam perawatan yakni 1.501 terdiri dari rawat jalan 692 orang, rawat inap rumah sakit 569 orang, Hotel Asrama Haji 163 orang dan RS lapangan 77 kasus," jelasnya.
(Baca juga: Percaya Diri, Gibran-Teguh Pasang Target Suara 80 Persen )
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita menuturkan, sampai sore ini data kumulatif guru yang telah diswab sebanyak 4.460 orang. Dari jumlah tersebut, hasil yang sudah keluar berjumlah 3.686 orang. Rinciannya yakni pasien terkonfirmasi ada 394 orang dan negatif berjumlah 3.280 orang.
"Para guru yang terkonfirmasi hanya tinggal empat orang saja. Mereka dari Kecamatan Wonocolo. Saat ini karantinanya di Hotel Asrama Haji," kata Feny, panggilan akrabnya, Kamis (3/9/2020). (Baca juga: Polisi Tewas Ditikam, Polres Empat Lawang Siaga Aksi Balas Dendam )
Ia melanjutkan, pasien-pasien yang terpapar tersebut sebagian besar statusnya sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG) dan tidak memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Sehingga ia memastikan proses kesembuhan mereka bisa berlangsung lebih cepat.
"Treatmennya tidak ada bedanya dengan pasien yang lain. Bahkan hingga hari ini kami terus melakukan tes swab kepada para guru-guru," ungkapnya. (Baca juga: Percaya Diri, Gibran-Teguh Pasang Target Suara 80 Persen )
Ia menambahkan, salah satu strategi agar pasien yang terpapar dapat lekas pulih, yakni dengan cara masif melakukan deteksi dini. Dari situlah saat diketahui hasilnya kemudian Dinkes langsung bergerak cepat untuk melakukan penanganan.
"Kenapa harus dilakukan pemeriksaan masif? Karena kita harus menemukan dari awal deteksi, begitu mengetahuinya langsung kita terapi. Ini salah satu cara kita, agar pasien banyak yang sembuh," jelasnya. (Baca juga: Delapan Rumah di Manado Ludes Dilalap Si Jago Merah )
Bagi para guru yang memiliki komorbid , katanya, maka diwajibkan untuk ekstra menjaga kondisinya agar tidak kambuh. Misalnya, penyakit diabetes harus tetap mengkonsumsi obat-obat yang dianjurkan agar diabetesnya tetap terkendali. "Jadi seperti diabetes itu tidak mungkin sembuh. Tetapi dia bisa terkendali," ucapnya.
Feny mengimbau kepada para guru agar memperketat dalam menjaga protokol. Terutama menjaga jarak, mengenakan masker dan rajin cuci tangan, olahraga rutin, mengkonsumsi makanan sehat dan berjemur sebelum pukul 09.00 WIB. Jika nantinya, para guru datang ke sekolah maka dilarang untuk makan bersama-sama tanpa memperhatikan jarak.
"Apalagi ngobrol tanpa mengenakan masker. Jangan sampai itu terjadi karena kita tidak tahu virus itu ada dimana," katanya. (Baca juga: Deklarasi Jagoan Perindo di Pilkada Ngada Dibanjiri Ribuan Warga )
Sampai malam ini, jumlah pasien kumulatif yang dinyatakan sembuh mencapai 9.989 orang. Angka itu merupakan bagian dari jumlah kumulatif pasien konfirmasi sebanyak 12.436 orang. "Untuk yang dalam perawatan yakni 1.501 terdiri dari rawat jalan 692 orang, rawat inap rumah sakit 569 orang, Hotel Asrama Haji 163 orang dan RS lapangan 77 kasus," jelasnya.
(eyt)