Labirin Stone, Sisi Lain Kawasan Karst Rammang-rammang yang Belum Dikenal
loading...
A
A
A
MAROS - Mengupas pesona gugus kawasan karst Rammang-rammang di Kabupaten Maros, Sulsel seakan tidak ada habisnya.
Bukan hanya di Dusun Berua, Desa Salenrang, sajian karst yang berbeda juga akan ditemui di Dusun Lakku, berupa karst labirin. Di tempat ini, pengunjung bisa menelusuri gugusan karst yang berbentuk terowongan serupa labirin.
Sesuai dengan namanya, labirin stone mampu membuat pengunjung terpukau begitu memasuki kawasan karstnya. Lorong antara satu dengan yang lainnya saling terhubung. Namun ada beberapa yang akses penghubungnya masih sulit untuk dilalui oleh pengunjung dengan pakaian standar.
Sementara itu untuk mencapai tengah gugusan karst, pengunjung harus menyusuri lorong batu karst yang hanya bisa dilalui oleh satu orang sepanjang 70 meter. Bagi pengunjung yang suka swafoto, view instagramable di lokasi tersebut sangatlah bagus.
Namun sebelumnya, untuk mencapai lokasi tersebut, pelancong harus menyusuri Sungai Pute dari dermaga satu sekitar 10 menit. Pelancong akan disambut pria tua berusia 60 tahun, yang disapa Om Jon. Om Jon merupakan pengelola yang dipercayakan untuk menjaga kawasan labirin stone.
Kepada wartawan, Om Jon mengatakan, kawasan wisata labirin stone ini telah dibuka umum untuk wisatawan sejak tahun 2015 lalu. Sejak tahun itu pula, dia mulai menetap seorang diri di tempat tersebut. Meski telah dibuka untuk umum, namun pengelola sama sekali tidak menarik retribusi.
"Kita di sini tidak menarik retribusi, tapi kami juga bersedia menjadi guide bagi pelancong untuk menyusuri lorong labirin stone tersebut," jelasnya.
Dia menjelaskan, awalnya labirin stone ini merupakan jalan tambang. Namun oleh penggiat lingkungan, lokasi tersebut dibebaskan untuk mempertahankan keberadaan karst di lokasi itu.
"Seandainya saat pembebasan lahan itu tidak berhasil, maka saat ini sudah tidak ada lagi labirin stone ini. Karena memang waktu ini, lokasi ini sudah ditentukan sebagai kawasan lokasi jalur jalan tambang," jelasnya.
Sementara itu, Aktivis Lingkungan dan Pemerhati Karst, Muhammad Ikhwan menjelaskan, labirin ini sudah lama ditemukan, namun mulai dibuka untuk lokasi wisata pada tahun 2015 lalu. Saat itu kata dia, kawasan wisata Rammang-rammang juga mulai dilirik oleh pelancong pecinta alam.
Bukan hanya di Dusun Berua, Desa Salenrang, sajian karst yang berbeda juga akan ditemui di Dusun Lakku, berupa karst labirin. Di tempat ini, pengunjung bisa menelusuri gugusan karst yang berbentuk terowongan serupa labirin.
Sesuai dengan namanya, labirin stone mampu membuat pengunjung terpukau begitu memasuki kawasan karstnya. Lorong antara satu dengan yang lainnya saling terhubung. Namun ada beberapa yang akses penghubungnya masih sulit untuk dilalui oleh pengunjung dengan pakaian standar.
Sementara itu untuk mencapai tengah gugusan karst, pengunjung harus menyusuri lorong batu karst yang hanya bisa dilalui oleh satu orang sepanjang 70 meter. Bagi pengunjung yang suka swafoto, view instagramable di lokasi tersebut sangatlah bagus.
Namun sebelumnya, untuk mencapai lokasi tersebut, pelancong harus menyusuri Sungai Pute dari dermaga satu sekitar 10 menit. Pelancong akan disambut pria tua berusia 60 tahun, yang disapa Om Jon. Om Jon merupakan pengelola yang dipercayakan untuk menjaga kawasan labirin stone.
Kepada wartawan, Om Jon mengatakan, kawasan wisata labirin stone ini telah dibuka umum untuk wisatawan sejak tahun 2015 lalu. Sejak tahun itu pula, dia mulai menetap seorang diri di tempat tersebut. Meski telah dibuka untuk umum, namun pengelola sama sekali tidak menarik retribusi.
"Kita di sini tidak menarik retribusi, tapi kami juga bersedia menjadi guide bagi pelancong untuk menyusuri lorong labirin stone tersebut," jelasnya.
Dia menjelaskan, awalnya labirin stone ini merupakan jalan tambang. Namun oleh penggiat lingkungan, lokasi tersebut dibebaskan untuk mempertahankan keberadaan karst di lokasi itu.
"Seandainya saat pembebasan lahan itu tidak berhasil, maka saat ini sudah tidak ada lagi labirin stone ini. Karena memang waktu ini, lokasi ini sudah ditentukan sebagai kawasan lokasi jalur jalan tambang," jelasnya.
Sementara itu, Aktivis Lingkungan dan Pemerhati Karst, Muhammad Ikhwan menjelaskan, labirin ini sudah lama ditemukan, namun mulai dibuka untuk lokasi wisata pada tahun 2015 lalu. Saat itu kata dia, kawasan wisata Rammang-rammang juga mulai dilirik oleh pelancong pecinta alam.