Zona Bahaya Gunung Lewotobi Laki-laki Turun Jadi 4 Km

Minggu, 09 Februari 2025 - 12:14 WIB
loading...
Zona Bahaya Gunung Lewotobi...
PVMBG menurunkan zona bahaya Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT radius 4 Km dari pusat erupsi. Foto/SindoNews
A A A
JAKARTA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan zona bahaya Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) radius 4 Km dari pusat erupsi per Sabtu, 8 Februari 2025 pukul 15.00 WITA. Sementara, di wilayah sektor Barat daya – Timur laut Gunungapi sejauh 5 km.

Meski begitu, berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari pemantauan visual dan instrumental, menunjukkan aktivitas visual dan kegempaan pada Gunung Lewotobi Laki-laki menurun namun relatif masih tinggi, sehingga tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki ditetapkan masih pada Level III (Siaga).

PVMBG melaporkan periode 1 hingga 7 Februari 2025, menunjukkan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki turun cukup signifikan, rata-rata tinggi kolom erupsinya 400-700 meter dibandingkan dengan periode sebelumnya yakni 700-1600 meter.



“Masih Terlihat sinar api yang samar di sekitar puncak mengindikasikan adanya lava yang terdorong ke permukaan sehingga dapat teramati saat malam hari adanya pancaran warna merah di area puncak,” tulis PVMBG, Minggu (9/2/2025).

Pada periode ini gempa embusan turun cukup signifikan mengindikasikan tekanan dari dalam lemah. Asap embusan pada area sekitar puncak pada sisi barat laut yang membentuk seperti rekahan cenderung tipis-tebal sedangkan pada tembusan solfatara sisi timur laut terlihat tipis.



“Adanya asap kawah (solfatara) ini disebabkan adanya zona alterasi (zona lemah), sehingga terlihat asap solfatara yang keluar dari area tersebut. Area tersebut dapat berpotensi terjadi “directed blast” (erupsi langsung searah) yang dapat terjadi ke arah barat laut-timur laut dari Gunung Lewotobi Laki-laki,” tulisnya.

Sementara itu, PVMBG juga mencatat gempa letusan pada periode ini sedikit berkurang dibandingkan dengan periode sebelumnya, hal ini mengindikasikan masih adanya suplai magma meskipun kecil namun berpotensi dapat menjadi erupsi.

Gempa harmonik jumlahnya sedikit menurun mengindikasikan adanya pergerakan fluida ataupun pelepasan gas dari magma yang mengisi rekahan cenderung menurun namun masih berada pada kedalaman yang dangkal yang bergerak ke arah permukaan.

Gempa low frekuensi jumlahnya sedikit menurun mengindikasikan aktivitas aliran fluida magma dari conduit menuju permukaan masih relatif kecil. Gempa Vulkanik Dangkal tidak terekam pada periode ini namun vulkanik dalam masih terekam dan jumlahnya menurun dibanding periode sebelumnya, hal ini mengindikasikan aktivitas magma dalam kantung magma gunung api Lewotobi Laki-laki intensitasnya berkurang dan belum mencapai kedalaman yang dangkal.

Sementara itu, PVMBG mencatat pada periode ini getaran banjir berkurang, seiring berkurangnya intensitas hujan di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki. Material-material yang dikeluarkan dari hasil erupsi yang terendapkan di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki yang dapat berpotensi menjadi lahar apabila terjadi hujan lebat.

“Dari hasil pemantauan visual dan kegempaan menunjukkan aktivitas vulkanik menunjukkan trend relatif menurun dibandingkan periode sebelumnya. Potensi erupsi masih dapat terjadi namun dengan intensitas tidak sebesar sebelumnya,” paparnya.

Melihat penurunan ini, maka PVMBG mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki–laki dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 4 km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan sektoral Barat daya-Timur laut sejauh 5 km.

PVMBG juga meminta masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, Nawokote.

“Masyarakat yang terdampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-laki memakai masker/penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan,” imbaunya.

(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3015 seconds (0.1#10.140)