Kisah Putri Mandalika Berkorban untuk Rakyat dengan Terjun ke Laut dan Menjelma Jadi Cacing Nyale
loading...
A
A
A
Namun, di sana dia tidak melihat karisma para pangeran, melainkan sikap sombong dan kekanak-kanakan para pangeran yang sedang memuji diri sendiri dan merendahkan kerajaan lain. Bahkan, ada yang mengancam akan mengajukan perang pada Kerajaan Sekar Kuning jika sampai cintanya ditolak.
Kecewa dengan mereka, Putri Mandalika kembali ke kediamannya sambil menitikkan air mata. Dia bingung karena lamaran-lamaran itu bukan hanya tentang dirinya, tetapi juga dapat berdampak pada peperangan antar kerajaan.
Pada akhirnya, Putri Mandalika diminta untuk memohon petunjuk pada Tuhan. Maka, bertolaklah Putri Mandalika untuk bersemedi di tebing Pantai Seger untuk mendapatkan jawaban yang dicarinya.
Setelah beberapa hari bersemedi, Putri Mandalika mengundang para pangeran untuk datang ke tebing Pantai Seger saat fajar pada hari ke-20 bulan 10. Hari yang ditunggu tiba, kawasan Pantai Seger kini dipadati penduduk yang ikut penasaran akan jawaban Putri.
Saat sinar matahari bersinar, Putri Mandalika mengatakan dengan lantang jika ia menerima semua pinangan para pangeran. Pernyataan itu membuat bingung semua orang di sana.
Namun, Putri Mandalika menyebut itu jawaban terbaik yang ditunjukan Sang Maha Pencipta. Dia sudah diperlihatkan pandangan jika menerima hanya satu saja pinangan, maka perang besar akan terjadi.
Setelah mengucap terima kasih atas pinangan dan kasih sayang semua orang padanya, Putri Mandalika membalik badan menghadap ke samudra, lalu melompat. Melihat putrinya terjatuh ke laut, raja segera menceburkan diri ke air untuk mencari anaknya.
Hal tersebut juga diikuti para pangeran dan seluruh rakyat yang berkumpul di sana. Namun, keberadaan Putri Mandalika tidak ditemukan.
Satu hal yang terlihat di dalam air malah ribuan biota laut serupa pita yang menjuntai berwarna-warni. Warnanya juga sama dengan kain sutra yang dikenakan Putri Mandalika terakhir kali.
Kecewa dengan mereka, Putri Mandalika kembali ke kediamannya sambil menitikkan air mata. Dia bingung karena lamaran-lamaran itu bukan hanya tentang dirinya, tetapi juga dapat berdampak pada peperangan antar kerajaan.
Pada akhirnya, Putri Mandalika diminta untuk memohon petunjuk pada Tuhan. Maka, bertolaklah Putri Mandalika untuk bersemedi di tebing Pantai Seger untuk mendapatkan jawaban yang dicarinya.
Setelah beberapa hari bersemedi, Putri Mandalika mengundang para pangeran untuk datang ke tebing Pantai Seger saat fajar pada hari ke-20 bulan 10. Hari yang ditunggu tiba, kawasan Pantai Seger kini dipadati penduduk yang ikut penasaran akan jawaban Putri.
Saat sinar matahari bersinar, Putri Mandalika mengatakan dengan lantang jika ia menerima semua pinangan para pangeran. Pernyataan itu membuat bingung semua orang di sana.
Namun, Putri Mandalika menyebut itu jawaban terbaik yang ditunjukan Sang Maha Pencipta. Dia sudah diperlihatkan pandangan jika menerima hanya satu saja pinangan, maka perang besar akan terjadi.
Setelah mengucap terima kasih atas pinangan dan kasih sayang semua orang padanya, Putri Mandalika membalik badan menghadap ke samudra, lalu melompat. Melihat putrinya terjatuh ke laut, raja segera menceburkan diri ke air untuk mencari anaknya.
Hal tersebut juga diikuti para pangeran dan seluruh rakyat yang berkumpul di sana. Namun, keberadaan Putri Mandalika tidak ditemukan.
Satu hal yang terlihat di dalam air malah ribuan biota laut serupa pita yang menjuntai berwarna-warni. Warnanya juga sama dengan kain sutra yang dikenakan Putri Mandalika terakhir kali.