Demokrasi dan Teknokrasi Jadi Pilar Utama Wujudkan Indonesia Emas 2045

Sabtu, 14 Desember 2024 - 14:03 WIB
loading...
Demokrasi dan Teknokrasi...
Panduan strategis untuk mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045 melalui perpaduan antara demokrasi dan teknokrasi diwujudkan dalam buku Shaping the Future. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Panduan strategis untuk mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045 melalui perpaduan antara demokrasi dan teknokrasi diwujudkan dalam sebuah buku Shaping the Future.

Buku ini menyoroti teknokrasi sebagai pendekatan berbasis data dan keilmuan untuk merumuskan kebijakan yang efektif.



Sementara demokrasi menjamin bahwa kebijakan tersebut memiliki legitimasi serta mencerminkan aspirasi rakyat. Keseimbangan keduanya dianggap krusial dalam membangun bangsa.

“Mengajak pembaca untuk memahami pentingnya integrasi dua pilar utama dalam pembangunan nasional, yaitu demokrasi dan teknokrasi,” kata Ferdian Agustiana penulis Shaping the Future saat peluncuran buku, dikutip Sabtu (14/12/2024).



Peluncuran buku ini turut diwarnai sesi diskusi interaktif bersama sejumlah narasumber, yakni Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Wakil Ketua Komisi VII DPR RI), Fahd Pahdepie (penulis dan storyteller), serta Taufan Akbari (Wakil Rektor V LSPR Institute).

Mereka berbagi perspektif tentang bagaimana teknologi dan teknokrasi dapat memperkuat demokrasi dalam mengakselerasi pembangunan.



Dalam diskusi, Rahayu Saraswati menggarisbawahi relevansi buku ini bagi konteks Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia.

“Ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana teknokrasi dapat berperan dalam demokrasi. Generasi muda harus mengambil pelajaran dari keseimbangan antara idealisme dan realitas,” ujarnya.

Sedangkan Fahd Pahdepie menambahkan, buku ini dapat memantik diskusi intelektual di ruang-ruang publik. “Kita butuh narasi yang mendorong anak muda untuk mengambil peran dalam membentuk masa depan. Buku ini memberikan stimulus untuk menciptakan gagasan-gagasan positif,” katanya.

Taufan Akbari menyoroti peluang besar dari bonus demografi Indonesia, dengan 201 juta penduduk usia produktif dari total 280 juta jiwa.

“Generasi muda memiliki peran sentral dalam pembangunan. Ini memuat panduan tentang bagaimana mengelola potensi tersebut untuk membangun masa depan yang lebih baik,” ujar Taufan.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2173 seconds (0.1#10.140)