Kembangkan Pertanian di Sulut, Kementan Gelontorkan Rp136,86 Miliar
loading...
A
A
A
MANADO - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menggenjot pengembangan produksi kedelai, jagung, dan kelapa serta pala dan cengkeh di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Salah satu dukungan itu diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan pengembangan pertanian 2020 di Provinsi Sulut sebesar Rp136,86 miliar. (BACA JUGA: Pastikan Ketersediaan Pupuk di Sulut, Mentan Sidak Gudang Pupuk Kaltim )
Bantuan di antaranya pengembangan jagung sebesar 98.132 hektare, kedelai 6.153 hektare, benih unggul kelapa genjah 25.000 batang, kelapa dalam 477.600 batang, pala 431.250 batang, cengkeh 85.800 batang, dan pembangunan kebun induk tanaman pala sebesar 2 hektare di Minahasa Utara. (BACA JUGA: Sulut Kembali Ekspor Komoditas Pertanian ke Tujuh Negara )
Bantuan tersebut, kata Mentan SYL, bertujuan untuk meningkatkan produksi nasional dan volume ekspor. Sehingga, di tengah dampak pandemi COVID-19, sektor pertanian semakin tangguh dalam menopang perekonomian nasional. (BACA JUGA: Diduga Lakukan Aksi Cabul, Polisi Tangkap Pemuda di Tondano )
Mentan SYL mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) menerapkan berbagai upaya dalam meningkatkan produksi hingga mewujudkan swasembada kedelai, jagung, dan komoditas perkebunan di Provinsi Sulut untuk memenuhi kebutuhan nasional.
Di antaranya dengan memberikan bantuan sarana produksi, alat prapanen dan pascapanen, serta mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dan pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster.
"Upaya lain yang tak kalah penting adalah pengembangan varietas benih unggul provitas tinggi. Produktivitas kita tingkatkan sehingga produksi surplus, impor berkurang, dan kita terus tingkatkan ekspor. Jangan bergantung kepada impor. Mari kita siapkan pangan dari Sulawesi Utara," kata SYL pada kegiatan tanam dan panen integrasi kedelai, kelapa, dan jagung di Desa Tontalete, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Minggu (30/8/2020).
SYL mengemukakan, selain upaya peningkatan produksi, Kementan juga melakukan pengembangan aspek hilirisasi sebagai solusi nyata menjamin harga yang menguntungkan bagi petani karena kedelai bisa dijadikan berbagai macam pangan olahan bernilai tinggi.
"Oleh karenanya, perlu dibangun kemitraan petani dengan industri supaya dapat memberi kepastian pasar dan pemanfaatan KUR, sehingga petani tidak hanya mengandalkan bantuan pemerintah," ujar SYL.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulut Edwin Silangen mengapresiasi program pembangunan pertanian saat ini. Pasalnya, pertanian menjadi sektor andalan untuk menjaga ketahanan ekonomi di tengah pandemi covid-19. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan per Juli 2020, pertanian tumbuh 24,1 persen (month-to-month) secara nasional.
"Khusus di Sulut sendiri, pada triwulan II 2020, lapangan usaha pertanian masih tumbuh 2 persen. Pertanian mampu menahan laju penurunan ekonomi secara umum. Terima kasih Pak Menteri Pertanian, perhatianya memajukan pertanian di Sulut sangat luar biasa. Dalam enam bulan akhir ini sudah 2 kali berkunjung ke Sulut," kata Edwin.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementan Suwandi menuturkan, pada tahun 2020 ini, Kementan mengalokasikan upaya pengembangan kedelai nasional seluas 120.000 hektare. Di Provinsi Sulut seluas 6.153 hektare.
Sedangkan pada 2021 akan berlipat menjadi model korporasi seluas 30.000 hektare yang didukung investor. Untuk Provinsi Sulut juga akan dikembangkan 50 hektare kà cang tanah dan kacang hijau 500 hektare, dan ubi kayu seluas 350 hektare.
"Arahan Pak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo produksi harus naik. Guna meningkatkan produktivitas kedelai selama ini 1,4 ton per hektare menjadi 2 ton sampai 3 ton per hektare, maka paket bantuan dilengkapi dengan rizobium, pupuk hayati cair, dan herbisida sesuai anjuran teknologi, termasuk benih bio-soy," tutur Suwandi.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan Kasdi Subagyono mengungkapkan berbagai bantuan komoditas perkebunan yang disalurkan Kementan untuk mendukung program pengembangan kawasan komoditas perkebunan berupa tanaman pala, kelapa dan cengkeh.
"Selain bibit, Kementan pun menyediakan bantuan berupa alat pasca panen dan Pengendalian Hama Terpadu. Pengembangan kawasan korporasi harus kami wujudkan," ujar dia.
Hadir dalam kesempatan tersebut Pangdam XIII Merdeka Mayjen TNI Santos Matondang, Bupati Minahasa Utara Vonnie Anneke dan jajaran Eselon I Kementan.
Salah satu dukungan itu diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan pengembangan pertanian 2020 di Provinsi Sulut sebesar Rp136,86 miliar. (BACA JUGA: Pastikan Ketersediaan Pupuk di Sulut, Mentan Sidak Gudang Pupuk Kaltim )
Bantuan di antaranya pengembangan jagung sebesar 98.132 hektare, kedelai 6.153 hektare, benih unggul kelapa genjah 25.000 batang, kelapa dalam 477.600 batang, pala 431.250 batang, cengkeh 85.800 batang, dan pembangunan kebun induk tanaman pala sebesar 2 hektare di Minahasa Utara. (BACA JUGA: Sulut Kembali Ekspor Komoditas Pertanian ke Tujuh Negara )
Bantuan tersebut, kata Mentan SYL, bertujuan untuk meningkatkan produksi nasional dan volume ekspor. Sehingga, di tengah dampak pandemi COVID-19, sektor pertanian semakin tangguh dalam menopang perekonomian nasional. (BACA JUGA: Diduga Lakukan Aksi Cabul, Polisi Tangkap Pemuda di Tondano )
Mentan SYL mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) menerapkan berbagai upaya dalam meningkatkan produksi hingga mewujudkan swasembada kedelai, jagung, dan komoditas perkebunan di Provinsi Sulut untuk memenuhi kebutuhan nasional.
Di antaranya dengan memberikan bantuan sarana produksi, alat prapanen dan pascapanen, serta mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dan pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster.
"Upaya lain yang tak kalah penting adalah pengembangan varietas benih unggul provitas tinggi. Produktivitas kita tingkatkan sehingga produksi surplus, impor berkurang, dan kita terus tingkatkan ekspor. Jangan bergantung kepada impor. Mari kita siapkan pangan dari Sulawesi Utara," kata SYL pada kegiatan tanam dan panen integrasi kedelai, kelapa, dan jagung di Desa Tontalete, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Minggu (30/8/2020).
SYL mengemukakan, selain upaya peningkatan produksi, Kementan juga melakukan pengembangan aspek hilirisasi sebagai solusi nyata menjamin harga yang menguntungkan bagi petani karena kedelai bisa dijadikan berbagai macam pangan olahan bernilai tinggi.
"Oleh karenanya, perlu dibangun kemitraan petani dengan industri supaya dapat memberi kepastian pasar dan pemanfaatan KUR, sehingga petani tidak hanya mengandalkan bantuan pemerintah," ujar SYL.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulut Edwin Silangen mengapresiasi program pembangunan pertanian saat ini. Pasalnya, pertanian menjadi sektor andalan untuk menjaga ketahanan ekonomi di tengah pandemi covid-19. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan per Juli 2020, pertanian tumbuh 24,1 persen (month-to-month) secara nasional.
"Khusus di Sulut sendiri, pada triwulan II 2020, lapangan usaha pertanian masih tumbuh 2 persen. Pertanian mampu menahan laju penurunan ekonomi secara umum. Terima kasih Pak Menteri Pertanian, perhatianya memajukan pertanian di Sulut sangat luar biasa. Dalam enam bulan akhir ini sudah 2 kali berkunjung ke Sulut," kata Edwin.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementan Suwandi menuturkan, pada tahun 2020 ini, Kementan mengalokasikan upaya pengembangan kedelai nasional seluas 120.000 hektare. Di Provinsi Sulut seluas 6.153 hektare.
Sedangkan pada 2021 akan berlipat menjadi model korporasi seluas 30.000 hektare yang didukung investor. Untuk Provinsi Sulut juga akan dikembangkan 50 hektare kà cang tanah dan kacang hijau 500 hektare, dan ubi kayu seluas 350 hektare.
"Arahan Pak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo produksi harus naik. Guna meningkatkan produktivitas kedelai selama ini 1,4 ton per hektare menjadi 2 ton sampai 3 ton per hektare, maka paket bantuan dilengkapi dengan rizobium, pupuk hayati cair, dan herbisida sesuai anjuran teknologi, termasuk benih bio-soy," tutur Suwandi.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan Kasdi Subagyono mengungkapkan berbagai bantuan komoditas perkebunan yang disalurkan Kementan untuk mendukung program pengembangan kawasan komoditas perkebunan berupa tanaman pala, kelapa dan cengkeh.
"Selain bibit, Kementan pun menyediakan bantuan berupa alat pasca panen dan Pengendalian Hama Terpadu. Pengembangan kawasan korporasi harus kami wujudkan," ujar dia.
Hadir dalam kesempatan tersebut Pangdam XIII Merdeka Mayjen TNI Santos Matondang, Bupati Minahasa Utara Vonnie Anneke dan jajaran Eselon I Kementan.
(awd)