IKA ITS Meyakini Konsep Triple Helix Dukung Program 3 Juta Rumah
loading...
A
A
A
SURABAYA - Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IKA ITS) Wiluyo Kusdwiharto menyatakan pembangunan program 3 juta rumah bagi rakyat Indonesia bukan sekadar ambisi.
Sebaliknya, program tersebut adalah bentuk tanggung jawab moral dan sosial yang akan diwujudkan melalui kolaborasi triple helix.
”Konsep triple helix yang kita dorong melalui kolaborasi antara pemerintah sebagai regulator, akademisi ITS sebagai inovator teknologi, dan industri sebagai penyedia layanan, adalah fondasi yang kuat untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan,” ujar Wiluyo dalam sambutan yang disampaikan Sekjen PP IKA ITS Herman Prasetyo dalam acara Apersi Goes to Campuss di Gedung Pascasarjana ITS, Surabaya, Selasa (5/11/2024).
Menurut Wiluyo, sinergi lima pihak ini tidak hanya berfokus pada pembangunan rumah sebagai infrastruktur fisik. Lebih dari itu, sebagai pilar yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat serta memperkuat struktur sosial masyarakat Indonesia. IKA ITS, lanjut Wiluyo, bangga menjadi bagian dari inisiatif tersebut.
Dia percaya bahwa melalui inovasi dan dedikasi, ITS dan para alumninya mampu menjadi mitra strategis dalam memberikan kontribusi berupa solusi teknologi yang inovatif, tepat guna, dan berdaya saing tinggi.
”Dengan teknologi yang tepat, kita dapat menekan biaya pembangunan, mempercepat proses konstruksi, serta menjamin kualitas hunian yang layak dan berkelanjutan bagi masyarakat,” ujar Wiluyo.
Forum ini juga menghadirkan Rektor ITS Bambang Pramujati yang diwakili Warek Bidang Perencaanaan, Keuangan dan Sarana Prasarana ITS Machsus, Ketua Apersi Junaidi Abdillah, Senior Vice President of Business Innovation PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Andi Khrisna Arinaldi, Direktur Asset Management BTN Elisabeth Novie Riswanti.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2022, terdapat backlog kepemilikan perumahan sebanyak 11 juta unit.
Sebanyak 93% mereka yang belum memiliki rumah 93% berasal adalah masyarakat nerpenghasilan rendah. Angka tersebut naik menjadi 12,7 juta unit pada 2023. Hal ini mendorong percepatan program pembangunan 3 juta rumah.
Apersi atau Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia merupakan salah satu penyumbang pembangunan rumah rakyat atau hunian bersubsidi terbanyak. Berdiri pada 1998, Apersi menjadi wadah bagi 5.320 pengembang di seluruh Indonesia. Apersi ingin menjadi bagian dari program pembangunan 3 juta rumah, khususnya untuk kawasan perkotaan.
Ketua APERSI Junaidi Abdillah mendukung percepatan program 3 juta rumah pemerintahan Prabowo Gibran di 2025.
"Program pemerintah tiga juta rumah per tahun ini jadi potensi baru bagaimana mahasiswa bisa berusaha selain menjadi ASN dan lainnya. Jadi keberadaan kami sekaligus pendampingan pengusaha baru," ujar Junaidi.
Sebaliknya, program tersebut adalah bentuk tanggung jawab moral dan sosial yang akan diwujudkan melalui kolaborasi triple helix.
”Konsep triple helix yang kita dorong melalui kolaborasi antara pemerintah sebagai regulator, akademisi ITS sebagai inovator teknologi, dan industri sebagai penyedia layanan, adalah fondasi yang kuat untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan,” ujar Wiluyo dalam sambutan yang disampaikan Sekjen PP IKA ITS Herman Prasetyo dalam acara Apersi Goes to Campuss di Gedung Pascasarjana ITS, Surabaya, Selasa (5/11/2024).
Menurut Wiluyo, sinergi lima pihak ini tidak hanya berfokus pada pembangunan rumah sebagai infrastruktur fisik. Lebih dari itu, sebagai pilar yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat serta memperkuat struktur sosial masyarakat Indonesia. IKA ITS, lanjut Wiluyo, bangga menjadi bagian dari inisiatif tersebut.
Dia percaya bahwa melalui inovasi dan dedikasi, ITS dan para alumninya mampu menjadi mitra strategis dalam memberikan kontribusi berupa solusi teknologi yang inovatif, tepat guna, dan berdaya saing tinggi.
”Dengan teknologi yang tepat, kita dapat menekan biaya pembangunan, mempercepat proses konstruksi, serta menjamin kualitas hunian yang layak dan berkelanjutan bagi masyarakat,” ujar Wiluyo.
Forum ini juga menghadirkan Rektor ITS Bambang Pramujati yang diwakili Warek Bidang Perencaanaan, Keuangan dan Sarana Prasarana ITS Machsus, Ketua Apersi Junaidi Abdillah, Senior Vice President of Business Innovation PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Andi Khrisna Arinaldi, Direktur Asset Management BTN Elisabeth Novie Riswanti.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2022, terdapat backlog kepemilikan perumahan sebanyak 11 juta unit.
Sebanyak 93% mereka yang belum memiliki rumah 93% berasal adalah masyarakat nerpenghasilan rendah. Angka tersebut naik menjadi 12,7 juta unit pada 2023. Hal ini mendorong percepatan program pembangunan 3 juta rumah.
Apersi atau Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia merupakan salah satu penyumbang pembangunan rumah rakyat atau hunian bersubsidi terbanyak. Berdiri pada 1998, Apersi menjadi wadah bagi 5.320 pengembang di seluruh Indonesia. Apersi ingin menjadi bagian dari program pembangunan 3 juta rumah, khususnya untuk kawasan perkotaan.
Ketua APERSI Junaidi Abdillah mendukung percepatan program 3 juta rumah pemerintahan Prabowo Gibran di 2025.
"Program pemerintah tiga juta rumah per tahun ini jadi potensi baru bagaimana mahasiswa bisa berusaha selain menjadi ASN dan lainnya. Jadi keberadaan kami sekaligus pendampingan pengusaha baru," ujar Junaidi.
(shf)