Deklarasi Halim-Joko Digelar Sederhana, Ingin Wujudkan Bantul Lebih Baik
loading...
A
A
A
BANTUL - Bakda salat Jumat ratusan orang memadati pinggir Tempuran Sungai Opak di Pleret Bantul . Dengan sabar mereka berjajar di pinggir sungai di kompleks Tempuran Banyu Kencono.
Ya, Jumat (28/8/2020) siang itu di pinggir Tempuran Sungai Opak pasangan Abdul Halim Muslih – Joko Purnomo mendeklarasikan diri sebagai calon bupati dan wakil bupati dalam pilkada di Bantul mendatang.
Sekitar pukul 13.30 pasangan Halim-Joko tampak datang ke lokasi menggunakan perahu. Halim-Joko saat itu baru saja menunaikan salat Jumat di Masjid An Nur Karangwuni Segoroyoso bersama sejumlah pentinggi partai koalisi. Lokasi masjid berada di seberang sungai.
Begitu turun dari perahu, Halim dan Joko yang saat itu kompak memakai baju batik dan berpeci langsung disambut warga dan simpatisan. Mereka kemudian diarak menuju panggung terbuka yang berada sekitar 30 meter dari bibir sungai. Sejumlah petinggi partai koalisi juga tampak ikut naik ke panggung. Pasangan Halim dan Joko didukung oleh 7 partai koalisi.
Sebelum memberian pidato sambutan secara simbolis dua ibu-ibu warga setempat menyerahkan cangkul dan sapu kepada pasangan Halim-Joko. Cangkul sebagai simbol bekerja. "Sementara sapu sebagai simbol membersihkan praktik korupsi dan kolusi di pemerintahan," terang Hendro Pleret yang saat itu menjadi pembawa acara.
Acara deklarasi digelar dengan sederhana tanpa ingar bingar. Tak ada satupun kursi yang disiapkan, hanya ada panggung sederhana di bawah pohon rindang. Tak ada seremoni sambutan, potong tumpeng ataupun pentas musik.
Dalam perhelatan Pilkada di Kabupaten Bantul ini, gerakan hijrah menjadi semangat pasangan Halim– Joko. Sebuah semangat untuk melakukan perubahan tata kelola pemerintahan dengan segala kebijakannya demi mewujudkan kehidupan masyarakat Bantul menuju masa depan yang lebih baik.
“Bantul milik kita, Bantul tanah air kita. Kita menghirup udara yang sama meminum air yang sama. Marilah kita bersama-sama melakuan perubahan untuk Bantul menjadi lebih baik. Kalau bukan kita lalu siapa, kalau bukan sekarang lalu kapan. Sekali lagi mari kita wujudkan Bantul yang lebih baik dan maju,” ujar Halim saat memberikan pidato tanpa teks. Deklarasi pasangan ini berlangsung dengan singkat. Usai pidato politik dari Halim, acara deklarasi kemudian ditutup dengan doa bersama.
Kepada wartawan pasangan Halim dan Joko menyebut ajang pilkada sebagai pesta demokrasi, sebagai ajang festival ide dan gagasan. Mereka bertekad mewujudkan masyarakat Bantul yang lebih baik dan kembali ke etos kerja Projotamansari.(Baca juga : Demokrat Pecah, PDIP Gunungkidul Pede Usung Bambang Wisnu-Benyamin )
“Kita ingin membentuk pemerintahan yang adil tanpa sekat. Ini komitmen bersama partai koalisi bahwa Bantul milik kita bersama. Menyelenggarakan pemerintahan karena amanat rakyat maka kita akan melayani semua masyarakat tanpa sekat,” tegasnya.
Meski peserta deklarasi dibatasi, namun tetap saja banyak masyarakat yang datang ke lokasi. Seperti yang dilakukan oleh seorang warga Dlingo Bantul ini. Pria yang mengaku bernama Bowo,47 ini sengaja datang dari Dlingo untuk menyaksikan deklarasi pasangan Halim- Joko. Baginya dua sosok itu sudah tidak asing lagi bagi dirinya.
“Pak Halim saya tahu beliau sekarang wakil bupati yang sederhana. Tutur katanya halus dan sopan. Kalau Pak Joko juga sudah tidak asing bagi kami. Dulu saat ada SD hendak di-regrouping oleh Dinas Pendidikan Bantul, Pak Joko itu yang membantu warga,” terangnya.(Baca juga: Beredar Surat Rekomendasi PDIP, Istri Bupati Jadi Cabup Sleman )
Ya, Jumat (28/8/2020) siang itu di pinggir Tempuran Sungai Opak pasangan Abdul Halim Muslih – Joko Purnomo mendeklarasikan diri sebagai calon bupati dan wakil bupati dalam pilkada di Bantul mendatang.
Sekitar pukul 13.30 pasangan Halim-Joko tampak datang ke lokasi menggunakan perahu. Halim-Joko saat itu baru saja menunaikan salat Jumat di Masjid An Nur Karangwuni Segoroyoso bersama sejumlah pentinggi partai koalisi. Lokasi masjid berada di seberang sungai.
Begitu turun dari perahu, Halim dan Joko yang saat itu kompak memakai baju batik dan berpeci langsung disambut warga dan simpatisan. Mereka kemudian diarak menuju panggung terbuka yang berada sekitar 30 meter dari bibir sungai. Sejumlah petinggi partai koalisi juga tampak ikut naik ke panggung. Pasangan Halim dan Joko didukung oleh 7 partai koalisi.
Sebelum memberian pidato sambutan secara simbolis dua ibu-ibu warga setempat menyerahkan cangkul dan sapu kepada pasangan Halim-Joko. Cangkul sebagai simbol bekerja. "Sementara sapu sebagai simbol membersihkan praktik korupsi dan kolusi di pemerintahan," terang Hendro Pleret yang saat itu menjadi pembawa acara.
Acara deklarasi digelar dengan sederhana tanpa ingar bingar. Tak ada satupun kursi yang disiapkan, hanya ada panggung sederhana di bawah pohon rindang. Tak ada seremoni sambutan, potong tumpeng ataupun pentas musik.
Dalam perhelatan Pilkada di Kabupaten Bantul ini, gerakan hijrah menjadi semangat pasangan Halim– Joko. Sebuah semangat untuk melakukan perubahan tata kelola pemerintahan dengan segala kebijakannya demi mewujudkan kehidupan masyarakat Bantul menuju masa depan yang lebih baik.
“Bantul milik kita, Bantul tanah air kita. Kita menghirup udara yang sama meminum air yang sama. Marilah kita bersama-sama melakuan perubahan untuk Bantul menjadi lebih baik. Kalau bukan kita lalu siapa, kalau bukan sekarang lalu kapan. Sekali lagi mari kita wujudkan Bantul yang lebih baik dan maju,” ujar Halim saat memberikan pidato tanpa teks. Deklarasi pasangan ini berlangsung dengan singkat. Usai pidato politik dari Halim, acara deklarasi kemudian ditutup dengan doa bersama.
Kepada wartawan pasangan Halim dan Joko menyebut ajang pilkada sebagai pesta demokrasi, sebagai ajang festival ide dan gagasan. Mereka bertekad mewujudkan masyarakat Bantul yang lebih baik dan kembali ke etos kerja Projotamansari.(Baca juga : Demokrat Pecah, PDIP Gunungkidul Pede Usung Bambang Wisnu-Benyamin )
“Kita ingin membentuk pemerintahan yang adil tanpa sekat. Ini komitmen bersama partai koalisi bahwa Bantul milik kita bersama. Menyelenggarakan pemerintahan karena amanat rakyat maka kita akan melayani semua masyarakat tanpa sekat,” tegasnya.
Meski peserta deklarasi dibatasi, namun tetap saja banyak masyarakat yang datang ke lokasi. Seperti yang dilakukan oleh seorang warga Dlingo Bantul ini. Pria yang mengaku bernama Bowo,47 ini sengaja datang dari Dlingo untuk menyaksikan deklarasi pasangan Halim- Joko. Baginya dua sosok itu sudah tidak asing lagi bagi dirinya.
“Pak Halim saya tahu beliau sekarang wakil bupati yang sederhana. Tutur katanya halus dan sopan. Kalau Pak Joko juga sudah tidak asing bagi kami. Dulu saat ada SD hendak di-regrouping oleh Dinas Pendidikan Bantul, Pak Joko itu yang membantu warga,” terangnya.(Baca juga: Beredar Surat Rekomendasi PDIP, Istri Bupati Jadi Cabup Sleman )
(nun)