Gerindra-PDIP Mesra di Pilkada Indramayu, Usung Nina Dai Bachtiar-Lucky Hakim
loading...
A
A
A
BANDUNG - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menjalin kemesraan di Pilkada Indramayu 2020, Jawa Barat. Dua partai yang selama 10 tahun berseteru politik di Pilpres 2014 dan 2019, mengusung pasangan Nina Agustina Dai Bachtiar dan Lucky Hakim.
Nina resmi diusung PDIP sebagai bakal calon wakil bupati. Sedangkan Lucky Hakim sebagai bakal calon wakil bupati yang diusung Partai Gerindra dan Nasional Demokrat (NasDem). (BACA JUGA: Kampanye Hitam Bakal Lebih Marak di Medsos, Ini Langkah Bawaslu Jabar )
Penyerahan surat keputusan (SK) dukungan resmi PDIP diserahkan di Kantor DPD PDIP Jabar, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Jumat (28/8/2020). (BACA JUGA: Aldy Fairuz Berpasangan dengan Yessi Tantang Petahana di Pilkada Karawang )
Pasangan ini disebut-sebut cukup memeliki peluang kuat meraih simpati masyarakat Kabupaten Indramayu. Nina Agustina merupakan anak dari mantan Kapolri Jenderal Pol Purnawiraran Dai Bachtiar. (BACA JUGA: Formappi: Rakyat Tak Butuh Calon Kepala Daerah Mantan Pecandu Narkoba )
Sedangkan Lucky Hakim merupakan artis sinetron yang wajahnya dikenal akrab oleh masyarakat. Apalagi Lucky, pria kelahiran Cilacap, Jawa Tengah 12 Januari 1948 ini pernah menjabat sebagai anggota DPR periode 2014-2019.
Seusai acara, Lucky diwawancarai awak media. Dia mengaku telah mempelajari masalah di Kabupaten Indramayu. Menurut Lucky, di Indramayu, daerah di utara Jabar ini banyak terjadi ketimpangan sosial dan tingkat pendidikan masih rendah.
"Keluarga saya banyak di Indramayu. Mereka mengeluh. Anak disuruh sekolah sampai SMA enggak mau. Maunya sampai SMP karena banyak anak SMP yang sudah kerja. Ini pulau Jawa. Kenapa bisa berparadigma berpikir seperti itu?" kata Lucky.
"Lulus SD itu dianggap hebat. Menikah muda, perceraian tinggi, banyak yang jadi tenaga kerja informal di luar negeri. Masyarakatnya giat bekerja. Tapi ternyata lapangan pekerjaan sedikit. Maka, Indramayu butuh investor untuk memperluas lapangan kerja," ujar dia.
Selain kedua fakta itu, tutur Lucky, di Indramayu juga korupsi merajalela. Seperti diketahui, KPK menangkap tangan Supendi, karena menerima suap dari pengusaha saat menjabat Bupati Indramayu. Supendi divonis 4,5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Bandung. "Korupsi merajarela. Dugaannya terbukti kan karena ada pengungkapan, ada yang ditangkap," tutur Lucky.
Karena itu, Lucky berkomitmen mewujudkan pemerintahan bersih dari korupsi dan berorientasi melayani. "Supaya masyarakat Indramayu terakomodir dan turut tersejahterakan, perizinan investasi tanpa korupsi dan suap, lapangan kerja banyak sehingga warga bisa menikmatinya," pungkas dia.
Nina resmi diusung PDIP sebagai bakal calon wakil bupati. Sedangkan Lucky Hakim sebagai bakal calon wakil bupati yang diusung Partai Gerindra dan Nasional Demokrat (NasDem). (BACA JUGA: Kampanye Hitam Bakal Lebih Marak di Medsos, Ini Langkah Bawaslu Jabar )
Penyerahan surat keputusan (SK) dukungan resmi PDIP diserahkan di Kantor DPD PDIP Jabar, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Jumat (28/8/2020). (BACA JUGA: Aldy Fairuz Berpasangan dengan Yessi Tantang Petahana di Pilkada Karawang )
Pasangan ini disebut-sebut cukup memeliki peluang kuat meraih simpati masyarakat Kabupaten Indramayu. Nina Agustina merupakan anak dari mantan Kapolri Jenderal Pol Purnawiraran Dai Bachtiar. (BACA JUGA: Formappi: Rakyat Tak Butuh Calon Kepala Daerah Mantan Pecandu Narkoba )
Sedangkan Lucky Hakim merupakan artis sinetron yang wajahnya dikenal akrab oleh masyarakat. Apalagi Lucky, pria kelahiran Cilacap, Jawa Tengah 12 Januari 1948 ini pernah menjabat sebagai anggota DPR periode 2014-2019.
Seusai acara, Lucky diwawancarai awak media. Dia mengaku telah mempelajari masalah di Kabupaten Indramayu. Menurut Lucky, di Indramayu, daerah di utara Jabar ini banyak terjadi ketimpangan sosial dan tingkat pendidikan masih rendah.
"Keluarga saya banyak di Indramayu. Mereka mengeluh. Anak disuruh sekolah sampai SMA enggak mau. Maunya sampai SMP karena banyak anak SMP yang sudah kerja. Ini pulau Jawa. Kenapa bisa berparadigma berpikir seperti itu?" kata Lucky.
"Lulus SD itu dianggap hebat. Menikah muda, perceraian tinggi, banyak yang jadi tenaga kerja informal di luar negeri. Masyarakatnya giat bekerja. Tapi ternyata lapangan pekerjaan sedikit. Maka, Indramayu butuh investor untuk memperluas lapangan kerja," ujar dia.
Selain kedua fakta itu, tutur Lucky, di Indramayu juga korupsi merajalela. Seperti diketahui, KPK menangkap tangan Supendi, karena menerima suap dari pengusaha saat menjabat Bupati Indramayu. Supendi divonis 4,5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Bandung. "Korupsi merajarela. Dugaannya terbukti kan karena ada pengungkapan, ada yang ditangkap," tutur Lucky.
Karena itu, Lucky berkomitmen mewujudkan pemerintahan bersih dari korupsi dan berorientasi melayani. "Supaya masyarakat Indramayu terakomodir dan turut tersejahterakan, perizinan investasi tanpa korupsi dan suap, lapangan kerja banyak sehingga warga bisa menikmatinya," pungkas dia.
(awd)