Karamah Kiai Abbas, Panglima Perang 10 November: Kibasan Sorban dan Tongkatnya Merontokkan Pesawat Sekutu

Minggu, 06 Oktober 2024 - 17:28 WIB
loading...
A A A
Dengan keyakinan penuh, Kiai Abbas berangkat dari Cirebon pada 6 November 1945 bersama pasukan Detasemen Hizbullah menuju medan tempur di Surabaya.

Sesampainya di Surabaya, Kiai Abbas dan rombongannya disambut takbir dan pekik "Merdeka!" dari para pejuang. Tak hanya memimpin dari balik layar, beliau aktif memberi komando dan doa.

Dalam salah satu kejadian, ia meminta para pemuda yang akan bertempur melawan tentara Belanda untuk mengambil wudhu dan meminum air yang telah diberkati dengan doa. Setelah itu, para pemuda dengan keberanian yang luar biasa menyerang pasukan sekutu hanya dengan bambu runcing.

Namun, di sinilah keajaiban mulai terjadi. Saat pertempuran berkecamuk, Kiai Abbas berdoa sambil berdiri di halaman masjid. Dalam hitungan detik, ribuan alu dan lesung atau alat penumbuk padi milik warga berhamburan dari rumah-rumah, menghantam tentara sekutu.

Suaranya bagaikan gemuruh yang tak terhentikan, membuat pasukan musuh ketakutan dan mundur.

Tak hanya itu, ketika pesawat bomber Hercules milik sekutu mencoba menghancurkan kota Surabaya, keajaiban lain terjadi. Pesawat-pesawat tersebut tiba-tiba meledak di udara sebelum bisa menjatuhkan bom. Aksi Kiai Abbas yang mengarahkan tongkatnya ke langit seolah membuat pesawat-pesawat itu rontok tanpa perlawanan.

Menurut catatan tentara Inggris, dari pertempuran ini hingga 17 Desember 1945, mereka kehilangan setidaknya tujuh pesawat Thunderbolt.

Pencak Silat Buntet


Kesaktian Kiai Abbas juga dikenal dalam hal pencak silat. Menurut Mang Kisom, seorang pendekar Buntet, Kiai Abbas sering menguji murid-muridnya dengan meminta mereka untuk mengeroyoknya dalam latihan silat.

Namun, tak satu pun dari mereka yang berhasil menyentuh tubuhnya. Gerakan Kiai Abbas begitu cepat, seolah-olah kakinya tak menempel di tanah, membuat lawan-lawannya tersungkur sebelum sempat melawan.

Kisah menarik lainnya adalah ketika seorang preman antek Belanda mencoba menyerang Kiai Abbas dengan belati. Saat itu, Kiai Abbas sedang memegang Al-Qur'an di tangan kanannya dan tangan kirinya dipegang oleh preman tersebut. Ujung belati tajam mengancam lehernya.

Namun, tanpa rasa takut, Kiai Abbas dengan gerakan cepat berhasil menjatuhkan preman itu. Setelah kejadian tersebut, preman itu justru menjadi murid dan pengawal setia Kiai Abbas.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1233 seconds (0.1#10.140)