Pilkada Sidoarjo, Elektabilitas Mas Iin Naik Drastis, BHS Tetap Tertinggi

Kamis, 27 Agustus 2020 - 04:43 WIB
loading...
Pilkada Sidoarjo, Elektabilitas Mas Iin Naik Drastis, BHS Tetap Tertinggi
Direktur Eksekutif ARCI Baihaki Siradj dalam rilis survei di kantor ARCI, kawasan Menanggal, Surabaya, Rabu (26/8/2020). Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Konstelasi politik di Pilkada Sidoarjo semakin dinamis, terlebih setelah wafatnya incumbent Nur Ahmad Syaifuddin. Kompetisi antar kandidat pun semakin ketat. Kondisi itu bisa dilihat dari hasil survei terbaru yang dirilis Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI).

Dari survei itu muncul kejutan yang berasal dari kandidat calon PKB, Achmad Amir Aslichin atau yang akrab disapa Mas Iin. Bila pada survei sebelumnya (Juli 2020) elektabilitasnya hanya di angka 5,15%, pada survei terbaru ini (Agustus) langsung menanjak di angka 25,81%. (Baca juga: SMRC Sebut Keberadaan KAMI Menunjukkan Demokrasi di Indonesia Masih Jalan )

"Jadi ada kenaikan dikisaran angka hampir 14%," kata Direktur Eksekutif ARCI Baihaki Siradj dalam rilis survei di kantor ARCI, kawasan Menanggal, Surabaya, Rabu (26/8/2020). (Baca juga: Cak Nur Meninggal, DPP PKB Godok Ulang Calon Bupati Sidoarjo )

Meski naik drastis elektabilitas Mas Iin masih nomor dua setelah Bambang Haryo Soekartono atau yang akrab disapa BHS. Elektabilitas BHS diangka 33,58%. Elektabilitas BHS juga mengalami kenaikan dari survei bulan Juli yang hanya 20,30%.

Kemudian diposisi berikutnya ada Ahmad Muhdlor Ali 22,56%, Nur Ahmad Syaifudin 11,78% dan Kelana Aprilianto 2,76%. "Untuk elektabilitas kandidat calon Bupati Sidoarjo, BHS masih paling tinggi," kata Baihaki.

Tak hanya pada peta elektabilitas, pada Top of Mind Mas Iin diposisi nomor dua setelah BHS . Dimana Top Of Mind responden diwawancarai dengan kuisioner terbuka, "Seandainya pemilihan Bupati Sidoarjo dilakukan saat ini siapa yang Anda pilih? Hasilnya menunjukkan BHS 34,17 %, Achmad Amir Aslichin 25,88%, Ahmad Muhdlor Ali 25, 13% , Nur Ahmad Syaifudin 11,81%, Kelana Aprilianto 2,76%.

"Berdasar temuan itu, BHS memiliki trend yang positif, unggul dihampir semua Kecamatan dari 18 Kecamatan yang ada di Sidoarjo. Jadi Pak BHS ini merata, hampir di semua kecamatan muncul dan unggul," jelas dia.

Selain itu, mayoritas masyarakat yang memilih BHS ini mempersepsikan BHS adalah sosok yang merakyat yaitu sebesar 8,52%. Itu paling tinggi dibandingkan bakal calon yang lainnya, seperti Achmad Amir Aslihin hanya 1,50% dan Muhdlor Ali 1,25% masyarakat yang mempersepsikan sebagai sosok yang merakyat. Selain merakyat, yang tinggi persepsi masyarakat pada BHS juga adalah dianggap sosok yang berpengalaman yaitu sebesar 7,52%.

Sedang untuk Achmad Amir Aslichin, sebesar 8,02 % masyarakat mempersepsikannya berpengalaman dan 5,01% menganggapnya berintegritas. Dan Ahmad Muhdlor Ali 5,51% masyarakat mempersepsikan kreatif/inovatif, sebesar 4,76% menganggapnya berintegritas.

Selain elektabilitas, dan top of mind, temuan survei ARC Indonesia juga potensi partisipasi pemilih tinggi, yaitu 74,69% responden menjawab akan menggunakan hak pilihnya dengan mencoblos saat Pilakada Sidoarjo, sedang 25,31% menjawab mungkin atau masih ragu.

Kemudian dalam survei ARCI juga diukur persepsi publik tentang persoalan Sidoarjo, dengan pertanyaan, "Menurut Anda apa Persoalan Kabupaten Sidoarjo yang harus menjadi prioritas ke depan ?" . Hasilnya 63,66% pendidikan, Lapangan Kerja 49,37%, Infrastruktur 49,12%, Tata Kota, Keindahan Kebersihan 37,34%, Kesehatan 34,09%, Birokrasi 29,32%, Pemberdayaan UMKM 27,32% dan selebihnya di bawah itu.

Survei ARC Indonesia tersebut dilakukan sejak tanggal 15-20 Agustus 2020 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan jumlah sample 600 responden tersebar di 18 Kecamatan yang ada di Sidoarjo, dan margin error +/-5 persen dengan tingkat kepercayaan 95%.

Untuk memastikan data valid, pihaknya juga menerapkan sistem Quality Control yaitu, sebanyak 20% responden yang dipilih secara acak dihubungi kembali untuk konfirmasi dan verifikasi. Sebanyak 15% responden yang dipilih secara acak didatangi kembali untuk validasi data. Sebelum dikonversi secara statistik, sebanyak 25% data yang diinput dicek kembali acak berdasar dokumen kuisioner hasil wawancara.
(nth)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1515 seconds (0.1#10.140)