Asal Mula Boso Walikan Malang, Kode Rahasia Pejuang Pengecoh Spionase Belanda

Selasa, 13 Agustus 2024 - 06:15 WIB
loading...
A A A
”Para spionasenya Belanda untuk melihat gerak-gerik perlawanan orang Malang itu gimana. Perjalanan pergerakan TRIP bagaimana, pergerakan brigadenya Imam Sujai bagaimana, mereka orang-orang kita yang ditelusupkan untuk masuk informasi itu,” katanya.

Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang ini menyebutkan, masyarakat Malang mulai menggunakan bahasa walikan khas Malang sebagai bahasa sandi atau kode rahasia dengan sesama orang Malang.

Bahasa komunikasi ini untuk menghindari adanya penyadapan dan pembocoran informasi dari para orang Indonesia, yang turut menjadi spionase Belanda.

”(Bahasa walikan) digunakan sebagai alat komunikasi perjuangan orang Malang sendiri, orang Malang sendiri berkomunikasi dengan orang Malang yang berada di luar garis demarkasi atau garis batas,” jelasnya.



“Garis batasnya contohnya Kedungkandang, Kedungkandang Bululawang ke sana miliknya Republik Indonesia sini (di Kota Malang milik) Belanda, (daerah) Sumbersari itu perbatasan, Singosari perbatasan, di perbatasan-perbatasan itulah bahasa walikan dipergunakan,” paparnya.

Dari sekian pasukan pejuang yang kerap memberikan perlawanan kepada Belanda. Sosok pasukan Hamid Rusdi, yang kerap menggunakan bahasa walikan sebagai bahasa walikan untuk sandi memuluskan perjuangan mengusir Belanda dan sekutunya dari Malang.

“Hamid Rusdi pimpinan pergerakan khususnya tentara TRI (Tentara Rakyat Indonesia) yang pada saat itu dia harus hijrah di garis demarkasi, yang ketika berkomunikasi dengan orang kita (orang Indonesia) di sini (di Malang) kesulitan,” ungkapnya.

“Oleh karena itu digunakan bahasa - bahasa itu, yang paling banyak teman-teman GRK (Gerilyawan Rakyat Kota), semuanya masyarakat Malang mereka menggunakan komunikasi itu, agar tidak bisa disadap didengarkan oleh spionase Belanda,” terangnya.

Namun Agung memaparkan bila, bahasa walikan khas Malang ini tidak digunakan saat masa perjuangan sebelum kemerdekaan. Sebab saat itu jelas lawan yang dihadapi dibandingkan setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2194 seconds (0.1#10.140)