Inilah Wanita Cantik di Balik Suara Renyah dari Speaker Lampu Merah Malang
loading...
A
A
A
Satu pengendara di Simpang Ciliwung memilih menerobos lampu merah, sedangkan satu pengendara di Jalan Simpang Kelud, berputar balik.Petugas ATCS juga mengingatkan pengendara sepeda motor yang membonceng anak di bawah umur, tapi tidak mengenakan helm.
Sontak saja teguran humanis dan menghibur ini membuat pengendara motor terhibur. Tak sedikit pengendara itu mau menuruti permintaan untuk mengacungkan jempol ke kamera CCTV, usai diingatkan secara persuasif.
Salah seorang petugas ATCS Dishub Kota Malang Ajeng Ratnasari mengungkapkan, sebenarnya tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dirinya memastikan agar lalu lintas di Malang lancar. Petugas bisa menarik kendaraan untuk mengurai kemacetan bila macetnya terlalu panjang.
”Cuma karena karena di sini kita ada perangkat yang namanya voice announcer, sehingga kita bisa memberikan himbauan kepada pelanggar-pelanggar yang di jalan. Karena Dishub itu tidak ada wewenang untuk penindakan,” ucap Ajeng Ratnasari, ditemui ketika bertugas.
Teguran yang disampaikan pun disebut Ajeng dipilih melalui cara-cara humanis, persuasif, dan menarik, salah satunya dengan memberi pantun. Setidaknya 2 - 3 pantun biasanya ia siapkan setiap kali bertugas memantau lalu lintas.
”Kalau sekarang ini kan masyarakat di kita kalau ditegurnya dengan keras banyak yang nggak menerimanya kurang baik. Dia mengimbau pun dengan secara humanis, dan dengan cara yang menyenangkan, tak bisa lebih diterima masyarakat, salah satunya dengan pantun,” jelasnya.
Biasanya sehari dirinya biss menegur lebih dari 50 pelanggar yang didominasi oleh pengendara roda dua. Pelanggaran didominasi oleh pengendara yang tidak memakai helm.
”Kemudian pengendara yang sambil merokok, karena memang yang di masyarakat banyak sekali yang berkendara sambil merokok,” kata perempuan cantik itu.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Malang Widjaja Saleh Putra mengakui, pantun unik ke pelanggar lalu lintas itu menjadi inovasi pihaknya mendekatkan diri ke masyarakat. Mengingat cara-cara persuasif dan humanis dinilai lebih mampu menyadarkan pengendara.
”Bagaimana kita mengingatkan walaupun orang itu salah sudah jelas, tapi bagaimana caranya orang juga tidak tersinggung, orang itu mengena, mengingat dan seterusnya. Ini hal yang membutuhkan effort, membutuhkan kemampuan juga komunikasi,” katanya.
Sontak saja teguran humanis dan menghibur ini membuat pengendara motor terhibur. Tak sedikit pengendara itu mau menuruti permintaan untuk mengacungkan jempol ke kamera CCTV, usai diingatkan secara persuasif.
Salah seorang petugas ATCS Dishub Kota Malang Ajeng Ratnasari mengungkapkan, sebenarnya tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dirinya memastikan agar lalu lintas di Malang lancar. Petugas bisa menarik kendaraan untuk mengurai kemacetan bila macetnya terlalu panjang.
”Cuma karena karena di sini kita ada perangkat yang namanya voice announcer, sehingga kita bisa memberikan himbauan kepada pelanggar-pelanggar yang di jalan. Karena Dishub itu tidak ada wewenang untuk penindakan,” ucap Ajeng Ratnasari, ditemui ketika bertugas.
Teguran yang disampaikan pun disebut Ajeng dipilih melalui cara-cara humanis, persuasif, dan menarik, salah satunya dengan memberi pantun. Setidaknya 2 - 3 pantun biasanya ia siapkan setiap kali bertugas memantau lalu lintas.
”Kalau sekarang ini kan masyarakat di kita kalau ditegurnya dengan keras banyak yang nggak menerimanya kurang baik. Dia mengimbau pun dengan secara humanis, dan dengan cara yang menyenangkan, tak bisa lebih diterima masyarakat, salah satunya dengan pantun,” jelasnya.
Biasanya sehari dirinya biss menegur lebih dari 50 pelanggar yang didominasi oleh pengendara roda dua. Pelanggaran didominasi oleh pengendara yang tidak memakai helm.
”Kemudian pengendara yang sambil merokok, karena memang yang di masyarakat banyak sekali yang berkendara sambil merokok,” kata perempuan cantik itu.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Malang Widjaja Saleh Putra mengakui, pantun unik ke pelanggar lalu lintas itu menjadi inovasi pihaknya mendekatkan diri ke masyarakat. Mengingat cara-cara persuasif dan humanis dinilai lebih mampu menyadarkan pengendara.
”Bagaimana kita mengingatkan walaupun orang itu salah sudah jelas, tapi bagaimana caranya orang juga tidak tersinggung, orang itu mengena, mengingat dan seterusnya. Ini hal yang membutuhkan effort, membutuhkan kemampuan juga komunikasi,” katanya.