Warkop Unik di Pangkalan Bun, Meski Bayar Seikhlasnya Penjual Mengaku Untung
loading...
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Rezeki tak akan tertukar! Yang penting silaturahim dan banyak pertemanan. Inilah ide awal tercetusnya warung kopi (warkop) dengan nama 'Kopi Ikhlas' bayar kopi dan teh seikhlasnya.
Warkop ini berada di gang masuk Perumahan Cemara Permai, RT 16, Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan (Arsel), Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng.
MNC Media pun tertarik untuk menyambangi warkop ini pada Senin siang, 24 Agustus 2020. Warkop unik ini dimiliki oleh pasangan suami istri Ade Septian (39) dan Prisila Caroline (35) yang juga warga Perumahan Cemara Permai.
"Intinya saya mau jalin silaturahmi dengan banyak orang. Tidak ada pemikiran cari keuntungan banyak. Rezeki tak akan tertukar," ujar mantan supir travel saat dibincangi MNC Media di warkopnya, Senin (24/8/2020) siang.
Ia menceritakan, awal mula ia mendirikan warkop ini dari kegundahan atas maraknya cafe di Pangkalan Bun yang menawarkan menunya dengan harga mahal.
Sehingga kalangan menengah ke bawah tak bisa menikmati sajian cafe modern tersebut. "Di Pangkalan Bun ini kan sekarang banyak cafe modern. Dan pasti menu menunya mahal. Makanya saya punya ide warkop ini untuk kaum akar rumput kalangan menengah ke bawah," ujar bapak lima anak ini menceritakan.
Dirinya membuka warkop ini sejak Januari 2020 hingga sekarang. Namun lantaran pandemi COVID-19, warkopnya sempat tutup sejak Maret-Juni 2020. "Juli baru saya buka lagi karena sudah boleh dan masuk adaptasi kebiasaan baru atau New Normal," ujar warga asli Kelurahan Raja Pangkalan Bun ini.
Ia mengaku ikhlas melakukan ini semua dan ini bukan trik marketing. Bahkan banyak juga pembeli yang tak membayar sepeserpun saat minum kopi dan teh, ia tetap ikhlas.
Namun banyak juga yang membayar dengan uang pas maupun lebih. "Saya ikhlas, tidak bayar juga tidak apa apa. Bayar pas atau lebih juga saya terima. Syaratnya pembeli hanya ikhlas," sebutnya.
Meski pembeli boleh bayar seikhlasnya, ia mengaku tak pernah rugi. Bahkan selalu untung. Itu terjadi karena rezeki tak tertukar. "Ya kalau yang sering tidak bayar itu anak-anak sekolah. Saya mengerti saja dan saya ikhlas. Profit saya justru dari orang yang bayar lebih. Berapa sih modal kopi dan teh, itu tidak banyak. Sekaligus saya beramal," ujar Ade yang sudah tinggal di Perumahan Cemara Permai 10 tahun lalu.
Warkop ini berada di gang masuk Perumahan Cemara Permai, RT 16, Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan (Arsel), Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng.
MNC Media pun tertarik untuk menyambangi warkop ini pada Senin siang, 24 Agustus 2020. Warkop unik ini dimiliki oleh pasangan suami istri Ade Septian (39) dan Prisila Caroline (35) yang juga warga Perumahan Cemara Permai.
"Intinya saya mau jalin silaturahmi dengan banyak orang. Tidak ada pemikiran cari keuntungan banyak. Rezeki tak akan tertukar," ujar mantan supir travel saat dibincangi MNC Media di warkopnya, Senin (24/8/2020) siang.
Ia menceritakan, awal mula ia mendirikan warkop ini dari kegundahan atas maraknya cafe di Pangkalan Bun yang menawarkan menunya dengan harga mahal.
Sehingga kalangan menengah ke bawah tak bisa menikmati sajian cafe modern tersebut. "Di Pangkalan Bun ini kan sekarang banyak cafe modern. Dan pasti menu menunya mahal. Makanya saya punya ide warkop ini untuk kaum akar rumput kalangan menengah ke bawah," ujar bapak lima anak ini menceritakan.
Dirinya membuka warkop ini sejak Januari 2020 hingga sekarang. Namun lantaran pandemi COVID-19, warkopnya sempat tutup sejak Maret-Juni 2020. "Juli baru saya buka lagi karena sudah boleh dan masuk adaptasi kebiasaan baru atau New Normal," ujar warga asli Kelurahan Raja Pangkalan Bun ini.
Ia mengaku ikhlas melakukan ini semua dan ini bukan trik marketing. Bahkan banyak juga pembeli yang tak membayar sepeserpun saat minum kopi dan teh, ia tetap ikhlas.
Namun banyak juga yang membayar dengan uang pas maupun lebih. "Saya ikhlas, tidak bayar juga tidak apa apa. Bayar pas atau lebih juga saya terima. Syaratnya pembeli hanya ikhlas," sebutnya.
Meski pembeli boleh bayar seikhlasnya, ia mengaku tak pernah rugi. Bahkan selalu untung. Itu terjadi karena rezeki tak tertukar. "Ya kalau yang sering tidak bayar itu anak-anak sekolah. Saya mengerti saja dan saya ikhlas. Profit saya justru dari orang yang bayar lebih. Berapa sih modal kopi dan teh, itu tidak banyak. Sekaligus saya beramal," ujar Ade yang sudah tinggal di Perumahan Cemara Permai 10 tahun lalu.