Inovasi 'Goyang Gayo' Pemkab Gianyar Menuju TOP 45 Sinovik 2019

Rabu, 17 Juli 2019 - 22:17 WIB
Inovasi Goyang Gayo Pemkab Gianyar Menuju TOP 45 Sinovik 2019
Inovasi 'Goyang Gayo' Pemkab Gianyar Menuju TOP 45 Sinovik 2019
A A A
GIANYAR - Inovasi 'Goyang Gayo' Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar , Bali saat ini menuju TOP 45 Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).

Pemkab Gianyar, Bali, lolos dari sekitar 3.000 inovasi se-Indonesia. Inovasi ini merupakan 99 inovasi yang lolos nasional.

Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra dalam keterangan persnya mengungkapkan, inovasi ini merupakan gerakan mengajak masyarakat mengonsumsi garam beryodium. Zat yodium berfungsi memperlancar metabolisme sehingga perkembangan dan pertumbuhan, kecerdasan dan mencegah beberapa penyakit seperti gondok.

"Bukan hanya itu, Goyang Gayo juga mengajarkan masyarakat agar pintar menggunakan garam beryodium, misalnya tata cara penggunaan yang baik sehingga rasanya tidak pahit," jelas I Made Agus Mahayastra Rabu, (17/7/2019) di Gianyar.

Goyang Gayo adalah gerakan semua orang mengonsumsi garam beryodium. Pertama dilakukan tahun 2017 di Desa Sukawati, lalu tahun 2018 diikuti di 6 desa lainnya di Kecamatan Sukawati.

"Inovasi ini muncul karena cakupan penggunaan garam beryodium terstandar (kadar iodium 39-80 ppm) sangat rendah yaitu hanya 3,8 persen dari target 90 persen. Kondisi ini diakibatkan kurang pahamnya warga terhadap manfaat, penggunaan, mendapatkan gayam yang memenuhi standar," kata I Made Agus Mahayastra.

Bupati Gianyar optimistis penggunaan garam beryodium akan meningkatkan kualitas SDM. Rendahnya pencapaian penggunaan garam beryodium disebabkan beberapa faktor seperti gaya hidup ibu rumah tangga hingga karena rasanya yang pahit. Padahal jika dimanfaakan dengan baik, rasa pahit itu disebabkan karena penggunaan terlalu banyak dan dimasak terlalu lama.

"Kami berharap dengan meningkatnya konsumsi Gayo dapat mengurangi gangguan akibat kekurangan yodium yang tidak hanya berakibat pada pembesaran kelenjar tiroid, penyebaran abortus pada ibu hamil, bayi lahir mati, berat anti lahir rendah, lahir bayi retardasi mental, dan stunting," paparnya.

Pihaknya berharap dengan adanya inovasi yang telah terbukti keberhasilannya akan mendapat respons positif dan berkelanjutan. "Inovasi ini sudah dilaksanakan di desa-desa wilayah Puskesmas UBUD II Dan Gianyar II," harap I Made Agus Mahayastra

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Ida Ayu Cahyani menambahkan, evaluasi Goyang Gayo yang dilaksanakan pertengahan 2019 di Banjar Kebalian Desa Sukawati menunjukkan peningkatan cukup drastis.

"Awalnya tahun 2017 penggunaan garam beryodium hanya 3,8 persen, pada tahun 2018 menjadi 65 persen dan tahun 2019 menjadi 76 persen," pungkas Ida Ayu Cahyani.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9758 seconds (0.1#10.140)