Kolaborasi Dinilai Kunci Perubahan Kota Medan
loading...
A
A
A
MEDAN - Pengamat politik dan pemerintahan Universitas Sumatera Utara (USU) , Dadang Darmawan menilai perubahan dapat terjadi jika kolaborasi dilakukan di masyarakat.
Penilaian perubahan itu dapat terjadi karena adanya masyarakat dilibatkan dalam sistem pembangunan.
“Perubahan dapat terjadi karena adanya pelibatan warga, dalam semua sistem pembangunan. Mulai dari perencanaan hingga implementasi pembangunan,” kataDadang Darmawan, Minggu (23/8/2020).
Sayangnya, lanjut Dadang, selama ini kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat Kota Medan sangat minim sekali. Bahkan hanya formalis saja. (BACA JUGA: Soal Temuan Obat Covid-19, JK: Yang Menentukan Layak Edar BPOM)
“Kolaborasi itu, akan lebih menjadikan pembangunan berpihak kepada masyarakat. Karena masyarakat itu, sebenarnya merupakan pemilik dari pada pembangunan itu sendiri,” tuturnya.
Menurut Dadang, perubahan harus sesuai dengan kehendak rakyat, bukan perubahan elite. Substansi dari kolaborasi, mestinya apa yang dibutuhkan masyarakat dan lahir dari kebijakan-kebijakan pemerintah. Namun selama ini, tidak ada perubahan karena pemerintah tidak mampu menangkap apa yang ada di tengah-tengah masyarakat.
Perubahan dengan kolaborasi ini, terang Dadang, sedang diupayakan pasangan bakal calon wali kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution bersama pasangannya, Aulia Rachman, dengan mengusung #KolaborasiMedanBerkah.
Senada, pengamat politik dan pemerintahan asal Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut, Faisal Riza menjelaskan di antara syarat menyikapi perubahan dan kemajuan adalah kerjasama, gotong royong, kolaborasi.
“Sementara yang berlangsung selama ini seringkali niat berubah dan lebih maju terhambat ego sektoral, para pemimpin lebih mengedepankan "keakuan" seolah-olah perbaikan hasil kerja sendiri. Mengasikan peran orang lain,” tuturnya. (BACA JUGA: Bersama Wanita Seksi, Oknum Kemenhub Ditangkap Bawa Sabu)
Oleh karena itu, sambung Faisal, semangat kolaborasi bisa jadi kunci pergerakan, berbuat bersama, saling menghargai dan mendukung, berbagi aset kekuatan masing-masing yang bisa berkontribusi pada kemajuan.
“Sekarang kolaborasi sangat dibutuhkan. Karena dunia global tidak dikerjakan dan dikembangkan secara parsial, partikelir. Namun, dikerjakan secara bersama,” tandasnya.
Penilaian perubahan itu dapat terjadi karena adanya masyarakat dilibatkan dalam sistem pembangunan.
“Perubahan dapat terjadi karena adanya pelibatan warga, dalam semua sistem pembangunan. Mulai dari perencanaan hingga implementasi pembangunan,” kataDadang Darmawan, Minggu (23/8/2020).
Sayangnya, lanjut Dadang, selama ini kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat Kota Medan sangat minim sekali. Bahkan hanya formalis saja. (BACA JUGA: Soal Temuan Obat Covid-19, JK: Yang Menentukan Layak Edar BPOM)
“Kolaborasi itu, akan lebih menjadikan pembangunan berpihak kepada masyarakat. Karena masyarakat itu, sebenarnya merupakan pemilik dari pada pembangunan itu sendiri,” tuturnya.
Menurut Dadang, perubahan harus sesuai dengan kehendak rakyat, bukan perubahan elite. Substansi dari kolaborasi, mestinya apa yang dibutuhkan masyarakat dan lahir dari kebijakan-kebijakan pemerintah. Namun selama ini, tidak ada perubahan karena pemerintah tidak mampu menangkap apa yang ada di tengah-tengah masyarakat.
Perubahan dengan kolaborasi ini, terang Dadang, sedang diupayakan pasangan bakal calon wali kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution bersama pasangannya, Aulia Rachman, dengan mengusung #KolaborasiMedanBerkah.
Senada, pengamat politik dan pemerintahan asal Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut, Faisal Riza menjelaskan di antara syarat menyikapi perubahan dan kemajuan adalah kerjasama, gotong royong, kolaborasi.
“Sementara yang berlangsung selama ini seringkali niat berubah dan lebih maju terhambat ego sektoral, para pemimpin lebih mengedepankan "keakuan" seolah-olah perbaikan hasil kerja sendiri. Mengasikan peran orang lain,” tuturnya. (BACA JUGA: Bersama Wanita Seksi, Oknum Kemenhub Ditangkap Bawa Sabu)
Oleh karena itu, sambung Faisal, semangat kolaborasi bisa jadi kunci pergerakan, berbuat bersama, saling menghargai dan mendukung, berbagi aset kekuatan masing-masing yang bisa berkontribusi pada kemajuan.
“Sekarang kolaborasi sangat dibutuhkan. Karena dunia global tidak dikerjakan dan dikembangkan secara parsial, partikelir. Namun, dikerjakan secara bersama,” tandasnya.
(vit)