Bimtek KIM di Sulawesi Dorong Peningkatan Platform Digital Kemitraan
loading...
A
A
A
Dibeberkannya bahwa melalui KIM bisa menjadi wadah yang tergabung baik secara individu maupun kelompok. Pihaknya juga memberikan kemudahan melalui website yang diberikan secara gratis. Menurutnya, semakin terbiasa untuk menggunakan internet maka potensi yang dimiliki daerah atau UMKM bisa semakin terpublikasi.
“Kita fasilitasi ke dunia digital salah satunya melalui bimtek platform digital dan menghubungkan ke kementerian lain karena substansi kita berbeda-beda, ada pendidikan, olahraga, kesenian, UMKM, wisata,” bebernya.
Lanjutnya, bahwa kedudukan KIM saat ini hingga ke bawah yakni pedesaan sementara ruang lingkup kerjanya tidak terbatas, sehingga melalui KIM, semua orang bisa mengakses informasi yang menjadikan nilai jual atau potensi terhadap produk tertentu bisa lebih dikenal dan memiliki nilai jual.
“Kan di era saat ini, apa-apa bisa dibuat konten, ini salah satu bentuk promosi, sehingga kalau ada kontennya yang menarik bisa diupload di website KIM, sehingga siapapun bisa melihat,” katanya.
Hal senada disampaikan Mochamad Wendy, Business Analyst KIM.id bahwa manajemen penggunaan platform KIM terpusat dari atas hingga ke bawah, sehingga bisa saling membantu dalam memberikan pendampingan.
“Penggunaan platform KIM ini dikelolah dengan baik dari pusat yakni Kementerian Kominfo dan kementerian dan lembaga lainnya, provinsi dibawah Dinas Kominfo lalu Dinas Kominfo kab/kota dan desa atau kelurahan (kelompok masyarakat,” katanya.
Sementara untuk pembentukannya sendiri, diawali dengan pengajuan SK kades pembentukan KIM, lalu mengajukan registrasi KIM ke Diskominfo serta mengelolah website KIM pada platform Kelola.kim.id. Setelah itu, Dinas Kominfo kabupaten/kota memiliki tugas untuk melakukan registrasi KIM menerbitkan Noreg KIM, membuatkan platform website KIM, membuat domain KIM dan membuat akun web KIM.
“ Akses informasi bagi penggiat kim, dasar pengembangan penggiat KIM dimudahkan. Alur aktivasinya juga sama skema ini dibuat menunjukkan kolaborasi dari sistem supporting dan pendampingan penggunaan, agar tidak hilang arah , mereka mengadu ke admin terdekat yakni kabupaten/kota,” jelasnya.
Dtambahkannya pula bahwa dalam pengelolaan website KIM ini dapat dilihat dengan jelas mana yang aktif dan tidak melalui daftar konten yang sudah disediakan. Bagaimana penggita KIM aktif dalam mengupdate konten atau kegiatan yang dimiliki.
Sekretaris Dinas Kominfo Kota Kendari, Hj Nursam Dewi mengaku sangat bangga, bimtek tersebut dapat diselenggarakan di Kota Kendari. Menurutnya, KIM sangat bermanfaat .
“Kita fasilitasi ke dunia digital salah satunya melalui bimtek platform digital dan menghubungkan ke kementerian lain karena substansi kita berbeda-beda, ada pendidikan, olahraga, kesenian, UMKM, wisata,” bebernya.
Lanjutnya, bahwa kedudukan KIM saat ini hingga ke bawah yakni pedesaan sementara ruang lingkup kerjanya tidak terbatas, sehingga melalui KIM, semua orang bisa mengakses informasi yang menjadikan nilai jual atau potensi terhadap produk tertentu bisa lebih dikenal dan memiliki nilai jual.
“Kan di era saat ini, apa-apa bisa dibuat konten, ini salah satu bentuk promosi, sehingga kalau ada kontennya yang menarik bisa diupload di website KIM, sehingga siapapun bisa melihat,” katanya.
Hal senada disampaikan Mochamad Wendy, Business Analyst KIM.id bahwa manajemen penggunaan platform KIM terpusat dari atas hingga ke bawah, sehingga bisa saling membantu dalam memberikan pendampingan.
“Penggunaan platform KIM ini dikelolah dengan baik dari pusat yakni Kementerian Kominfo dan kementerian dan lembaga lainnya, provinsi dibawah Dinas Kominfo lalu Dinas Kominfo kab/kota dan desa atau kelurahan (kelompok masyarakat,” katanya.
Sementara untuk pembentukannya sendiri, diawali dengan pengajuan SK kades pembentukan KIM, lalu mengajukan registrasi KIM ke Diskominfo serta mengelolah website KIM pada platform Kelola.kim.id. Setelah itu, Dinas Kominfo kabupaten/kota memiliki tugas untuk melakukan registrasi KIM menerbitkan Noreg KIM, membuatkan platform website KIM, membuat domain KIM dan membuat akun web KIM.
“ Akses informasi bagi penggiat kim, dasar pengembangan penggiat KIM dimudahkan. Alur aktivasinya juga sama skema ini dibuat menunjukkan kolaborasi dari sistem supporting dan pendampingan penggunaan, agar tidak hilang arah , mereka mengadu ke admin terdekat yakni kabupaten/kota,” jelasnya.
Dtambahkannya pula bahwa dalam pengelolaan website KIM ini dapat dilihat dengan jelas mana yang aktif dan tidak melalui daftar konten yang sudah disediakan. Bagaimana penggita KIM aktif dalam mengupdate konten atau kegiatan yang dimiliki.
Sekretaris Dinas Kominfo Kota Kendari, Hj Nursam Dewi mengaku sangat bangga, bimtek tersebut dapat diselenggarakan di Kota Kendari. Menurutnya, KIM sangat bermanfaat .