Ngeri! Preman Kampung Ngamuk Tembaki Pekerja Perkebunan di Mesuji OKI

Senin, 27 Mei 2024 - 07:25 WIB
loading...
Ngeri! Preman Kampung...
Manager Perkebunan, William Herland Manik di Desa Sodong, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Foto/Istimewa
A A A
OKI - Pekerja perkebunan PT Sumber Wangi Alam (SWA) ditembaki senjata api oleh sekelompok preman atau sekelompok orang tidak dikenal di Desa Sodong, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Minggu (26/5/2024) malam.

”Kita ditembaki saat melakuan penyiapan lahan untuk replanting,” ujar Manager Perkebunan, William Herland Manik kepada SINDOnews, Senin (27/5/2024).

Karena peristiwa penembakan ini, William mengatakan pihaknya pun memilih untuk mundur untuk sementara. Dengan risiko kerugian yang besar karena pekerjaan mereka terbengkalai.



“Dari rentetan suaranya kami yakin itu pasti letusan senjata laras panjang, senjata besar tentu berbahaya. Para pekerja kita sudah kita amankan supaya tidak ada korban,” ujarnya.

William menyesalkan aksi intimidasi yang mereka alami ini membuat sejumlah karyawan ketakutan dan berharap polisi lebih serius turun dan menangkap para pelaku teror tersebut. Tak hanya itu, polisi harus mengusut kepemilikan senjata laras panjang dan peluru.

”Harus ditindak cara-cara jahat seperti itu, ini jelas perbuatan melawan hukum. Siapa mereka kok bisa melakukan teror kepada pekerja kebun. Bagaimana mungkin investor merasa aman jika tak ada jaminan kepastian hukum,” ungkapnya.



Sebelumnya viral video sejumlah preman menenteng senjata tajam melakukan pengancaman kepada pekerja perkebunan di Desa Sodong, lokasi dimana para pekerja perkebunan ini diberondong peluru.

Dalam video tersebut para preman yang merekam dirinya menyebarkan ancaman, supaya pekerja perkebunan pergi dari desa tersebut kalau tidak mau jadi korban keganasan mereka.

Kronologi Penembakan Karyawan

Manager Perkebunan William Herland Manik menceritakan kronologis tersebut berawal dari ketika mereka melakukan replanting diarea Hak Guna Usaha (HGU) yang mereka miliki yaitu di daerah Desa Sungai Sodong.

”Pukul 21.00 kita mulai melakukan aktivitas replanting. Hingga satu jam lebih, masih lancar. Kemudian 22.30 ada mobil double cabin yang lewat dengan mematikan lampunya. Tak lama kemudian mobil tadi kembali bersama lima mobil lainnya,” ujarnya.



Karena merasa bahwa melakukan replanting ini adalah kewajiban perusahaan yang diamanahkan negara kepada PT SWA. William dan teamnya pun terus melakukan penebangan pohon sawit yang sudah tidak produktif tersebut.

”Pas mereka sampai, turun dari mobil mereka langsung menembaki kami. Dari suaranya sepertinya senjata mereka semua laras panjang. Suaranya benar-benar kencang semua, diberondong peluru laras panjang kami,” ucapnya.

”Mobil itu datang dari arah Desa Sodong. Mobilnya ada yang Fortuner. Macam-macam mobilnya, double kabin semua. Satu mobil sekira 6 orang isinya,” ujarnya.

Setelah penembakan yang mereka alami, mereka pun langsung lari seraya menyelamatkan alat berat yang mereka pakai untuk bekerja.

”Kita sudah mundur ke perumahan karyawan. Kita siaga, karena kami masih takut mereka akan datang menyerang. Sejauh ini belum ada korban. Hanya tiga orang team kita masih kita cari, namun dari komunikasi HT, mereka masih aman,” katanya.

William menuturkan rasa kecewanya akibat aksi dari para preman tersebut yang akan berdampak pada tidak adanya jaminan atau kepastian hukum untuk berinvestasi di Sumatera Selatan.

”Beginilah brutalnya kalau berinvestasi di Sumsel, kita bicara apa adanya ini, diteror pakai senjata laras panjang. Ini fakta nyata masih jauh dari rasa aman,” ujar William.

Hingga artikel ini dinaikkan, Sindonews masih berusaha mendapat konfirmasi dan tanggapan dari pihak polisi terkait penembakan kepada pekerja kebun PT SWA ini.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3481 seconds (0.1#10.140)