Sadis! Ayah di Empat Lawang Tega Banting Bayi hingga Tewas Hanya Gegara Kesal Menangis Terus
loading...
A
A
A
EMPAT LAWANG - Seorang ayah di Empat Lawang tega menghabisi nyawa bayinya yang berusia 1,5 bulan dengan cara membantingnya ke tanah. Peristiwa tragis ini terjadi pada Kamis (16/5/2024) di Desa Batu Ampar, Kecamatan Lintang Kanan, Empat Lawang.
Pelaku yang diketahui bernama Firdaus (18) nekat melakukan tindakan kejam ini karena kesal bayinya terus menangis. Menurut keterangan Kapolsek Lintang Kanan, Iptu S Silalahi, Firdaus sempat melarikan diri ke kebun setelah kejadian, namun berhasil ditangkap dengan bantuan aparat desa dan warga.
"Firdaus sempat kabur ke kebun, setelah kita kejar bersama aparat desa dan warga akhirnya pelaku berhasil ditangkap dan kini akan kita serahkan ke Satreskrim Polres Empat Lawang," ujar Iptu Silalahi.
Saat ini Firdaus tengah menjalani pemeriksaan intensif oleh Unit PPA Polres Empat Lawang untuk menentukan pasal yang menjeratnya. "Pelaku masih kita periksa dan sedang didalami terkait tindak pidananya. Pasalnya terkait apa (apakah penganiayaan 351 KUHP, UU Perlindungan Anak atau UU KDRT)," terang Kasat Reskrim Polres Empat Lawang, AKP Alpian.
Tragedi ini berawal dari Firdaus yang kesal karena bayinya terus menangis. Sang istri, Septi (17), kemudian meminta Firdaus untuk menggendong bayinya, namun ditolak. Septi yang marah kemudian ditampar oleh Firdaus hingga membuatnya pergi ke sungai untuk meminta bantuan.
Septi kemudian meminta tolong kepada warga sekitar untuk mengantarkannya ke Desa Muara Danau. Setibanya di sana, Septi meminta warga untuk mengambil bayinya di Desa Batu Ampar.
Ketika Septi dan warga tiba di Desa Batu Ampar, mereka menemukan bayi tersebut sudah dalam keadaan lemas dan penuh luka lebam. Diduga bayi malang itu telah dianiaya oleh Firdaus.
Bayi tersebut segera dilarikan ke Puskesmas Muara Pinang, namun pihak puskesmas menolak dan merujuknya ke Rumah Sakit Empat Lawang di Tebing Tinggi. Sayangnya, bayi tersebut menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjalanan. Jenazahnya kemudian dibawa pulang dan dimakamkan di Desa Lesung Batu pada pukul 18.30 WIB.
Pelaku yang diketahui bernama Firdaus (18) nekat melakukan tindakan kejam ini karena kesal bayinya terus menangis. Menurut keterangan Kapolsek Lintang Kanan, Iptu S Silalahi, Firdaus sempat melarikan diri ke kebun setelah kejadian, namun berhasil ditangkap dengan bantuan aparat desa dan warga.
"Firdaus sempat kabur ke kebun, setelah kita kejar bersama aparat desa dan warga akhirnya pelaku berhasil ditangkap dan kini akan kita serahkan ke Satreskrim Polres Empat Lawang," ujar Iptu Silalahi.
Saat ini Firdaus tengah menjalani pemeriksaan intensif oleh Unit PPA Polres Empat Lawang untuk menentukan pasal yang menjeratnya. "Pelaku masih kita periksa dan sedang didalami terkait tindak pidananya. Pasalnya terkait apa (apakah penganiayaan 351 KUHP, UU Perlindungan Anak atau UU KDRT)," terang Kasat Reskrim Polres Empat Lawang, AKP Alpian.
Tragedi ini berawal dari Firdaus yang kesal karena bayinya terus menangis. Sang istri, Septi (17), kemudian meminta Firdaus untuk menggendong bayinya, namun ditolak. Septi yang marah kemudian ditampar oleh Firdaus hingga membuatnya pergi ke sungai untuk meminta bantuan.
Septi kemudian meminta tolong kepada warga sekitar untuk mengantarkannya ke Desa Muara Danau. Setibanya di sana, Septi meminta warga untuk mengambil bayinya di Desa Batu Ampar.
Ketika Septi dan warga tiba di Desa Batu Ampar, mereka menemukan bayi tersebut sudah dalam keadaan lemas dan penuh luka lebam. Diduga bayi malang itu telah dianiaya oleh Firdaus.
Bayi tersebut segera dilarikan ke Puskesmas Muara Pinang, namun pihak puskesmas menolak dan merujuknya ke Rumah Sakit Empat Lawang di Tebing Tinggi. Sayangnya, bayi tersebut menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjalanan. Jenazahnya kemudian dibawa pulang dan dimakamkan di Desa Lesung Batu pada pukul 18.30 WIB.
(hri)