Kerajaan Gelgel, Bawahan Majapahit yang Berani Melawan Mataram Islam
loading...
A
A
A
Kerajaan Gelgel yang menjadi wilayah bawahan Kerajaan Majapahit mungkin masih banyak yang tak tahu. Wilayahnya berada di Pulau Bali, usai peristiwa penaklukkan Bali oleh pasukan Gajah Mada di bawah komando pasukan lapangan Arya Damar.
Di wilayah Bali, salah satu kerajaan yang tunduk ke Majapahit adalah Kerajaan Gelgel.
Menurut naskah Babad Dalem yang disusun pada abad ke- 18, penaklukan Bali oleh Kerajaan Majapahit diikuti oleh pemasangan dinasti berikutnya di Samprangan, Kabupaten Gianyar saat ini, dekat dengan pusat kerajaan lama Bedulu.
Perpindahan ini terjadi pada pertengahan abad 14 M. Penguasa Samprangan yang pertama, Sri Aji Kresna Kepakisan menjadi bapak tiga putra. Dari mereka, yang tertua adalah Dalem Samprangan, yang memerintah tetapi terkenal tidak kompeten.
Adik bungsunya, Dalem Ketut, mendirikan kerajaan baru di Gelgel sehingga membuat Samprangan, semakin tenggelam dan semakin berada dalam kondisi yang tidak jelas.
Pada abad ke-16 M, Puri Istana Bali, Gelgel, menjadi pemerintahan yang kuat di wilayah tersebut. Penggantinya Dewa Ketut, Dalem Baturenggong, memerintah pada pertengahan abad ke-16.
Sebagaimana dikisahkan dari buku "Sejarah Kerajaan Bawahan Majapahit di Luar Jawa dan Luar Negeri", di masa pemerintahan raja tersebut, ia menerima seorang resi Brahmana Jawa bernama Nirartha yang melarikan diri dari kemunduran Hindu di Jawa.
Raja menjadi pelindung Nirartha, yang juga membawa banyak karya sastra yang luas yang membentuk spiritualisme Hindu Bali.
Di wilayah Bali, salah satu kerajaan yang tunduk ke Majapahit adalah Kerajaan Gelgel.
Menurut naskah Babad Dalem yang disusun pada abad ke- 18, penaklukan Bali oleh Kerajaan Majapahit diikuti oleh pemasangan dinasti berikutnya di Samprangan, Kabupaten Gianyar saat ini, dekat dengan pusat kerajaan lama Bedulu.
Perpindahan ini terjadi pada pertengahan abad 14 M. Penguasa Samprangan yang pertama, Sri Aji Kresna Kepakisan menjadi bapak tiga putra. Dari mereka, yang tertua adalah Dalem Samprangan, yang memerintah tetapi terkenal tidak kompeten.
Adik bungsunya, Dalem Ketut, mendirikan kerajaan baru di Gelgel sehingga membuat Samprangan, semakin tenggelam dan semakin berada dalam kondisi yang tidak jelas.
Pada abad ke-16 M, Puri Istana Bali, Gelgel, menjadi pemerintahan yang kuat di wilayah tersebut. Penggantinya Dewa Ketut, Dalem Baturenggong, memerintah pada pertengahan abad ke-16.
Sebagaimana dikisahkan dari buku "Sejarah Kerajaan Bawahan Majapahit di Luar Jawa dan Luar Negeri", di masa pemerintahan raja tersebut, ia menerima seorang resi Brahmana Jawa bernama Nirartha yang melarikan diri dari kemunduran Hindu di Jawa.
Raja menjadi pelindung Nirartha, yang juga membawa banyak karya sastra yang luas yang membentuk spiritualisme Hindu Bali.