Banten Masuk Daftar Provinsi Paling Tak Bahagia, Al Muktabar: Kalau Perlu Saya Menari
loading...
A
A
A
SERANG - Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar bertanya-tanya dengan hasil survei GoodStats yang menyatakan Provinsi Banten masuk dalam Provinsi paling tidak bahagia di Indonesia.
Survei yang berseliweran di media sosial itu memaparkan bahwa Provinsi Banten memiliki nilai 68,08 lalu Papua 69,74, Jawa Barat 70,23 dan DKI Jakarta 70,68.
Kabarnya, survei tersebut berdasar dimensi kepuasaan hidup, perasaan, dan makna hidup untuk mengidentifikasi provinsi paling tak bahagia.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab Tanah Jawara masuk kategori provinsi tidak bahagia seperti ketimpangan penduduk dan tingginya angka pengangguran.
”Makannya itu selalu kita menayakan, yang tidak bahagia itu siapa, dan di mana. Apanya yang tidak bahagia,” kata Al Muktabar, Selasa (23/4/2024).
Meski demikian, Al Muktabar mengaku akan berupaya membuat masyarakat Banten bahagia. Salah satunya dengan mengadakan hiburan. “Kalau perlu saya harus menari, saya akan menari, saya akan siapkan hiburan-hiburan untuk itu (Masyarakat bahagia),” ujar dia.
Menurut Al Muktabar survei Goodstats tersebut menjadi parameter untuk membuat kebijakan. ”Hal-hal yang menjadi pendapat publik terus kita giatkan, karena pada dasarnya kebahagiaan itu relevan dengan kesejahteraan, konsepnya itu,” ungkapnya.
Survei yang berseliweran di media sosial itu memaparkan bahwa Provinsi Banten memiliki nilai 68,08 lalu Papua 69,74, Jawa Barat 70,23 dan DKI Jakarta 70,68.
Kabarnya, survei tersebut berdasar dimensi kepuasaan hidup, perasaan, dan makna hidup untuk mengidentifikasi provinsi paling tak bahagia.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab Tanah Jawara masuk kategori provinsi tidak bahagia seperti ketimpangan penduduk dan tingginya angka pengangguran.
”Makannya itu selalu kita menayakan, yang tidak bahagia itu siapa, dan di mana. Apanya yang tidak bahagia,” kata Al Muktabar, Selasa (23/4/2024).
Meski demikian, Al Muktabar mengaku akan berupaya membuat masyarakat Banten bahagia. Salah satunya dengan mengadakan hiburan. “Kalau perlu saya harus menari, saya akan menari, saya akan siapkan hiburan-hiburan untuk itu (Masyarakat bahagia),” ujar dia.
Menurut Al Muktabar survei Goodstats tersebut menjadi parameter untuk membuat kebijakan. ”Hal-hal yang menjadi pendapat publik terus kita giatkan, karena pada dasarnya kebahagiaan itu relevan dengan kesejahteraan, konsepnya itu,” ungkapnya.
(ams)