Gurihnya Kuliner Legendaris Nasi Kikil Jombang Tempat Favorit Makan Presiden Gus Dur
loading...
A
A
A
”Beliau dari dulu sebelum menjadi presiden, sampai jadi presiden, sampai waktu mau meninggal itu sering ke sini. Terakhirnya kapan itu saya lupa, pokoknya sebelum meninggal sempat makan di sini. Beliau selalu bilang nggak mau diistimewakan,” ucapnya.
Bahkan kata dia, pernah suatu ketika pembeli di warungnya antri banyak. Tiba-tiba Gus Dur datang dengan beberapa orang, ia dan beberapa keluarganya sempat kebingungan dan mencoba mendahulukan Gus Dur, bahkan pembeli lainnya pun tak mempermasalahkan itu.
Tetapi Gus Dur disebutnya tak mau diistimewakan dan lebih memilih mengantri bersama pembeli lainnya.
"Beliau mau nunggu, padahal antre lama, nggak mau dilayani duluan, padahal kalau mau beliau bisa kita layani duluan. Tapi nggak mau, pernah itu antre lama sampai orang (pembeli) yang lain memperbolehkan dilayani dahulu, tapi tetap nggak mau. Beliau maunya nunggu,” jelasnya.
Salah satu menu favorit Gus Dur semasa hidupnya saat makan di warungnya yakni lodeh kikil sam lidah sapi. "Beliau favoritnya itu, tapi menu lain juga mau, seadanya, terus makannya biasanya nggak pakai nasi, hanya kikilnya saja," terangnya.
Satu porsi nasi kikil Gus Dur ini bisa disantap dengan merogoh kocek Rp 18 ribu per porsinya, belum tanpa lauknya. Harga itu belum termasuk lauknya, apalagi harga-harga kebutuhan pokok, termasuk kikil yang jadi bahan utama juga naik.
”Karena kikil sekarang mahal, jadi naik, ikannya Rp 10 ribu, lodeh Rp 8 ribu, naiknya bulan kemarin Rp 15 ribu naik banyak itu bahannya,” ujarnya.
Gus Dur yang menjadi pelanggan tetap semasa hidupnya, menjadi berkah tersendiri bagi warung kikil ini. Gus Dur pun menitipkan pesan kepadanya, untuk dirinya untuk tidak merubah warna cat warung ini, agar tetap tak kehilangan pelanggan tetapnya.
"Gus Dur minta nggak usah diubah catnya tetap merah saja. Nanti katanya disiarkan di Jakarta, mau ngajak teman - temannya Jakarta ke sini, biar orang pada tahu. Alhamdulillah berkah Gus Dur ramai," tuturnya.
Bagi anda yang ingin mampir mencicipi nasi kikil ala Gus Dur, warung ini mulai buka sejak pukul 15.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB setiap harinya.
Bahkan kata dia, pernah suatu ketika pembeli di warungnya antri banyak. Tiba-tiba Gus Dur datang dengan beberapa orang, ia dan beberapa keluarganya sempat kebingungan dan mencoba mendahulukan Gus Dur, bahkan pembeli lainnya pun tak mempermasalahkan itu.
Tetapi Gus Dur disebutnya tak mau diistimewakan dan lebih memilih mengantri bersama pembeli lainnya.
"Beliau mau nunggu, padahal antre lama, nggak mau dilayani duluan, padahal kalau mau beliau bisa kita layani duluan. Tapi nggak mau, pernah itu antre lama sampai orang (pembeli) yang lain memperbolehkan dilayani dahulu, tapi tetap nggak mau. Beliau maunya nunggu,” jelasnya.
Salah satu menu favorit Gus Dur semasa hidupnya saat makan di warungnya yakni lodeh kikil sam lidah sapi. "Beliau favoritnya itu, tapi menu lain juga mau, seadanya, terus makannya biasanya nggak pakai nasi, hanya kikilnya saja," terangnya.
Satu porsi nasi kikil Gus Dur ini bisa disantap dengan merogoh kocek Rp 18 ribu per porsinya, belum tanpa lauknya. Harga itu belum termasuk lauknya, apalagi harga-harga kebutuhan pokok, termasuk kikil yang jadi bahan utama juga naik.
”Karena kikil sekarang mahal, jadi naik, ikannya Rp 10 ribu, lodeh Rp 8 ribu, naiknya bulan kemarin Rp 15 ribu naik banyak itu bahannya,” ujarnya.
Gus Dur yang menjadi pelanggan tetap semasa hidupnya, menjadi berkah tersendiri bagi warung kikil ini. Gus Dur pun menitipkan pesan kepadanya, untuk dirinya untuk tidak merubah warna cat warung ini, agar tetap tak kehilangan pelanggan tetapnya.
"Gus Dur minta nggak usah diubah catnya tetap merah saja. Nanti katanya disiarkan di Jakarta, mau ngajak teman - temannya Jakarta ke sini, biar orang pada tahu. Alhamdulillah berkah Gus Dur ramai," tuturnya.
Bagi anda yang ingin mampir mencicipi nasi kikil ala Gus Dur, warung ini mulai buka sejak pukul 15.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB setiap harinya.