Ibu-ibu Pengungsi Lutra Ubah Pakaian Bekas Jadi Barang Bernilai Ekonomis
loading...
A
A
A
LUWU UTARA - Sejumlah ibu-ibu di camp pengungsian, korban banjir bandang di Luwu Utara mengisi aktivitas mereka dengan mengubah pakaian bekas menjadi barang yang bernilai ekonomis.
Hal itu setelah Pemkab Luwu Utara melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) melakukan pendampingan untuk anak-anak di Camp Pengungsian, juga dilakukan terhadap para ibu-ibu.
Pendampingan berupa Layanan Dukungan Psikososial juga dilaksanakan, pasca banjir bandang.
"Edukasi keluarga khususnya pengasuhan anak di pengungsian kami peruntukkan untuk aktivitas ibu-ibu, juga dilakukan pendampingan psikososial dasar," kata Kabid Pemberdayaan Perempuan, Hariana, Sabtu (15/8/2020).
Hariana menyebutkan, pihaknya juga melakukan pendampingan seperti kegiatan kreatif yakni memanfaatkan pakaian bekas untuk kemudian dijadikan keset.
"Di beberapa titik pengungsian kami sudah lakukan seperti di Pasar Baebunta, Panampung, Meli, Kampal, Kantor Bupati, dan juga di SMP 4. Jadi sisa pakaian bekas yang berlimpah hasil dari donasi yang masuk ke Luwu Utara , dimanfaatkan untuk dijadikan keset/lap kaki, kemudian dijual. Selain bermanfaat untuk menghilangkan trauma, juga bernilai ekonomis bagi ibu-ibu," papar Hariana.
Sementara itu, Sandra (30) warga Desa Meli menuturkan, kegiatan membuat keset menjadi salah satu pilihan untuk mengusir rasa bosan selama tinggal di camp pengungsian.
"Iya ini alhamdulillah sudah ada aktivitas jadi bisa sedikit pelan-pelan menghilangkan trauma," tutur Sandra.
Diketahui, berdasarkan informasikeset di camp pengungsian Desa Meli dijual dengan kisaran harga Rp20.000 hingga Rp50.000.
Hal itu setelah Pemkab Luwu Utara melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) melakukan pendampingan untuk anak-anak di Camp Pengungsian, juga dilakukan terhadap para ibu-ibu.
Pendampingan berupa Layanan Dukungan Psikososial juga dilaksanakan, pasca banjir bandang.
"Edukasi keluarga khususnya pengasuhan anak di pengungsian kami peruntukkan untuk aktivitas ibu-ibu, juga dilakukan pendampingan psikososial dasar," kata Kabid Pemberdayaan Perempuan, Hariana, Sabtu (15/8/2020).
Hariana menyebutkan, pihaknya juga melakukan pendampingan seperti kegiatan kreatif yakni memanfaatkan pakaian bekas untuk kemudian dijadikan keset.
"Di beberapa titik pengungsian kami sudah lakukan seperti di Pasar Baebunta, Panampung, Meli, Kampal, Kantor Bupati, dan juga di SMP 4. Jadi sisa pakaian bekas yang berlimpah hasil dari donasi yang masuk ke Luwu Utara , dimanfaatkan untuk dijadikan keset/lap kaki, kemudian dijual. Selain bermanfaat untuk menghilangkan trauma, juga bernilai ekonomis bagi ibu-ibu," papar Hariana.
Sementara itu, Sandra (30) warga Desa Meli menuturkan, kegiatan membuat keset menjadi salah satu pilihan untuk mengusir rasa bosan selama tinggal di camp pengungsian.
"Iya ini alhamdulillah sudah ada aktivitas jadi bisa sedikit pelan-pelan menghilangkan trauma," tutur Sandra.
Diketahui, berdasarkan informasikeset di camp pengungsian Desa Meli dijual dengan kisaran harga Rp20.000 hingga Rp50.000.
(agn)