Kedai Rumah, Kafe di Tengah Perkampungan Penduduk yang Hits di Manado
loading...
A
A
A
MANADO - Untuk membangun usaha kafe agar ramai pengunjung, tips pertama yang harus menjadi perhatian adalah lokasi. Dengan lokasi strategis dan ramai, sangat mungkin mendapatkan banyak pelanggan.
Lokasi yang strategis dan dilewati banyak orang akan membuat daya tarik bagi orang untuk melihat dan masuk kedalam kafe.
Namun, tips tersebut tidak selamanya menjadi patokan. Konsep unik, kelezatan makanan serta strategi marketing yang tepat bisa jadi kiat jitu agar bisa memenangkan persaingan dalam usaha kafe meski tidak berada di lokasi strategis.
Seperti yang dilakukan oleh Rony Ilahude bersama istrinya, meski berada di kawasan pemukiman dan jauh dari pusat keramaian, dia berani membangun usaha kafe dengan memanfaatkan pekarangan rumah yang luas.
Halaman belakang rumahnya disulap menjadi tempat yang santai, nyaman dan asyik untuk nongkrong. Kedai Rumah, begitu dia menamai kafenya didesain dengan konsep lesehan membuat orang nyaman untuk tinggal berlama-lama dan berbincang bersama teman.
Ide lahir akibat dari dampak pandemi virus Corona. Tradisi Rony yang setiap minggunya selalu weekend bersama keluarga di tempat wisata terpaksa terhenti akibat diperketatnya pintu keluar masuk di beberapa Kabupaten Kota di Sulawesi Utara.
Dia pun terpikir untuk memanfaatkan halaman belakang rumahnya sebagai tempat santai. Dengan berbekal konsep beberapa tempat wisata yang pernah dikunjungi, mulailah dia mendesain halaman belakang rumahnya yang berukuran 10x15 meter menjadi tempat santai sambil bercengkrama bersama keluarga.
"Sebenarnya khususnya hanya untuk keluarga, sebagai tempat istirahat atau tempat makan siang. Tapi ketika saya coba posting di media sosial, ternyata banyak teman-teman yang tertarik untuk berfoto," ujar Rony, Minggu (16/8/2020).
Memasuki kafe yang baru lima bulan berdiri itu, pengunjung disuguhi pemandangan dekorasi unik perpaduan hiasan modern dan klasik serta deretan saung menambah sensasi santai sembari menikmati makanan dan minuman khas kafe Kedai Rumah.
Selain suasananya yang menjadi keunggulan, kafe ini juga menawarkan live music dan free wifi. Maka tak heran, banyak pengunjung muda-mudi maupun keluarga yang datang untuk bersantai sambil menyantap makanan atau sekedar menikmati minuman.
"Sekarang kan lagi ngetop milenial, tongkrongan, wifi gratis, jadi semua kita konsep berdasarkan klasik atau minimalis," Kata Rony.
Untuk menu makanan, Kedai Rumah menawarkan berbagai varian seperti ayam geprek rica-rica, ayam geprek iloni, nasi goreng, nasi kuning kampung, mie ceplok, pisang goreng, berbagai varian roti bakar, serta berbagai aneka minuman, mulai dari kopi teh, dan nuga saraba. Harga mulai dari Rp10 ribu hingga Rp15 ribu.
"Menu andalan yang sering dicari orang yakni ayam geprek iloni, itu ayam bakar dengan sambal santan khas gorontalo," pungkas Rony. (Baca juga: Gempa Bumi di Kepulauan Talaud Tidak Berpotensi Tsunami)
Penasaran dengan menu dan suasananya, Anda dapat mengunjungi kafe yang beralamat di Kelurahan Malendeng Lingkungan II, Kecamatan Paal dua, Kota Manado. (Baca juga: Masyarakat Sekitar Kawasan Bunaken Dilatih Pengolahan Sampah dan Hidroponik)
Kafe ini buka setiap hari mulai pukul 18.00 hingga pukul 23.00 Wita, kecuali hari Minggu dan libur nasional.
Lokasi yang strategis dan dilewati banyak orang akan membuat daya tarik bagi orang untuk melihat dan masuk kedalam kafe.
Namun, tips tersebut tidak selamanya menjadi patokan. Konsep unik, kelezatan makanan serta strategi marketing yang tepat bisa jadi kiat jitu agar bisa memenangkan persaingan dalam usaha kafe meski tidak berada di lokasi strategis.
Seperti yang dilakukan oleh Rony Ilahude bersama istrinya, meski berada di kawasan pemukiman dan jauh dari pusat keramaian, dia berani membangun usaha kafe dengan memanfaatkan pekarangan rumah yang luas.
Halaman belakang rumahnya disulap menjadi tempat yang santai, nyaman dan asyik untuk nongkrong. Kedai Rumah, begitu dia menamai kafenya didesain dengan konsep lesehan membuat orang nyaman untuk tinggal berlama-lama dan berbincang bersama teman.
Ide lahir akibat dari dampak pandemi virus Corona. Tradisi Rony yang setiap minggunya selalu weekend bersama keluarga di tempat wisata terpaksa terhenti akibat diperketatnya pintu keluar masuk di beberapa Kabupaten Kota di Sulawesi Utara.
Dia pun terpikir untuk memanfaatkan halaman belakang rumahnya sebagai tempat santai. Dengan berbekal konsep beberapa tempat wisata yang pernah dikunjungi, mulailah dia mendesain halaman belakang rumahnya yang berukuran 10x15 meter menjadi tempat santai sambil bercengkrama bersama keluarga.
"Sebenarnya khususnya hanya untuk keluarga, sebagai tempat istirahat atau tempat makan siang. Tapi ketika saya coba posting di media sosial, ternyata banyak teman-teman yang tertarik untuk berfoto," ujar Rony, Minggu (16/8/2020).
Memasuki kafe yang baru lima bulan berdiri itu, pengunjung disuguhi pemandangan dekorasi unik perpaduan hiasan modern dan klasik serta deretan saung menambah sensasi santai sembari menikmati makanan dan minuman khas kafe Kedai Rumah.
Selain suasananya yang menjadi keunggulan, kafe ini juga menawarkan live music dan free wifi. Maka tak heran, banyak pengunjung muda-mudi maupun keluarga yang datang untuk bersantai sambil menyantap makanan atau sekedar menikmati minuman.
"Sekarang kan lagi ngetop milenial, tongkrongan, wifi gratis, jadi semua kita konsep berdasarkan klasik atau minimalis," Kata Rony.
Untuk menu makanan, Kedai Rumah menawarkan berbagai varian seperti ayam geprek rica-rica, ayam geprek iloni, nasi goreng, nasi kuning kampung, mie ceplok, pisang goreng, berbagai varian roti bakar, serta berbagai aneka minuman, mulai dari kopi teh, dan nuga saraba. Harga mulai dari Rp10 ribu hingga Rp15 ribu.
"Menu andalan yang sering dicari orang yakni ayam geprek iloni, itu ayam bakar dengan sambal santan khas gorontalo," pungkas Rony. (Baca juga: Gempa Bumi di Kepulauan Talaud Tidak Berpotensi Tsunami)
Penasaran dengan menu dan suasananya, Anda dapat mengunjungi kafe yang beralamat di Kelurahan Malendeng Lingkungan II, Kecamatan Paal dua, Kota Manado. (Baca juga: Masyarakat Sekitar Kawasan Bunaken Dilatih Pengolahan Sampah dan Hidroponik)
Kafe ini buka setiap hari mulai pukul 18.00 hingga pukul 23.00 Wita, kecuali hari Minggu dan libur nasional.
(boy)