3 Teror ke Prof Koentjoro Soeparno: Lone Wolf, Buzzer Tersistematis hingga Didatangi ke Kantor
loading...
A
A
A
Kala itu ada dua orang laki-laki yang datang ke kantornya mencari dirinya. bahkan meninggalkan nomor telepon dan berpesan agar dirinya menghubungi nomer tersebut.
Namun dia tidak sudi untuk menelepon nomor yang diberikan karena merasa tidak butuh.
"Saya juga ndak mau apa urusannya yang butuh siapa," ujar dia.
"Saya tidak tahu orang yang mendatangi saya ke kantor. Saya juga tidak tahu wong namanya teror. Kalau ngerti tujuannya ya namanya bukan teror. Kalau teror itu kan menimbulkan kekhawatiran kecemasan dan sebagainya," tambahnya.
Kuntjoro mengaku teman-temannya cukup banyak yang membantu. Temannya yang dari Kepolisian, sipil dan juga LPSK sudah bersedia membantunya. Dan dia sudah menganggap teror tersebut sudah selesai.
Kini Prof Koentjoro Soeparno tetap mengajar seperti biasanya dan dirinya tetap mengelola pondok pesantren di Panggang Gunungkidul. Pondok Pesantren itu adalah Pesantren Trimulyo Jati di pelosok Gunungkidul.
Namun dia tidak sudi untuk menelepon nomor yang diberikan karena merasa tidak butuh.
"Saya juga ndak mau apa urusannya yang butuh siapa," ujar dia.
"Saya tidak tahu orang yang mendatangi saya ke kantor. Saya juga tidak tahu wong namanya teror. Kalau ngerti tujuannya ya namanya bukan teror. Kalau teror itu kan menimbulkan kekhawatiran kecemasan dan sebagainya," tambahnya.
Kuntjoro mengaku teman-temannya cukup banyak yang membantu. Temannya yang dari Kepolisian, sipil dan juga LPSK sudah bersedia membantunya. Dan dia sudah menganggap teror tersebut sudah selesai.
Kini Prof Koentjoro Soeparno tetap mengajar seperti biasanya dan dirinya tetap mengelola pondok pesantren di Panggang Gunungkidul. Pondok Pesantren itu adalah Pesantren Trimulyo Jati di pelosok Gunungkidul.
(shf)