Waspada! BMKG Warning Ancaman Krisis Pangan Indonesia Tahun 2050

Rabu, 06 Maret 2024 - 12:00 WIB
loading...
Waspada! BMKG Warning...
BMKG memperingatkan tentang ancaman serius terhadap krisis pangan yang mungkin melanda Indonesia bahkan dunia pada tahun 2050 mendatang. Foto/SINDOnews
A A A
KULONPROGO - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memperingatkan tentang ancaman serius terhadap krisis pangan yang mungkin melanda Indonesia bahkan dunia pada tahun 2050.

Pernyataan ini disampaikannya dalam acara Sekolah Lapangan Iklim di Kabupaten Kulonprogo, DIY. “Perlu adanya pemahaman mendalam tentang dampak ekstrem laju perubahan iklim,” kata Dwikorita, Rabu (6/3/2024).

Menurut Dwikorita, kondisi ini terjadi sebagai konsekuensi dari laju perubahan iklim yang semakin ekstrim dalam beberapa tahun terakhir. “Ancaman krisis pangan semakin nyata dan menghantui banyak negara di dunia, termasuk Indonesia,” ujar Dwikorita.



Proyeksi yang disampaikan oleh Kepala BMKG ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak dilakukan mitigasi serius terhadap perubahan iklim. Salah satu faktor utama yang diidentifikasi sebagai penyebab adalah penggunaan energi fosil.

Dwikorita menekankan bahwa jika Indonesia tidak segera beralih dari energi fosil, krisis pangan dapat menjadi kenyataan. Penggunaan energi fosil, seperti minyak dan batu bara, berkontribusi pada peningkatan kandungan CO2 di udara.

Gas rumah kaca ini membangun selubung di atmosfer Bumi, menghalangi pantulan sinar matahari kembali ke angkasa. Akibatnya, energi matahari terperangkap di dalam atmosfer, menyebabkan kenaikan suhu yang ekstrim.



”Seharusnya pemerintah sudah beralih dari energi fosil ke energi ramah lingkungan seperti energi surya, angin, listrik, atau geothermal,” ungkapnya.

Dampak kenaikan suhu akibat energi fosil dapat memicu perubahan iklim yang pada akhirnya berujung pada krisis pangan, dimulai dengan kelangkaan air.

Dwikorita menambahkan bahwa seluruh negara di dunia saat ini mengalami dampak perubahan iklim dengan tingkat yang berbeda-beda, seperti cuaca ekstrem, bencana alam, penurunan keanekaragaman hayati, penurunan muka air laut, hingga krisis air.



Di Indonesia, tren suhu rata-rata tahunan telah mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Dwikorita mengajak semua pihak melakukan mitigasi serius terhadap perubahan iklim guna menghindari potensi krisis pangan di masa mendatang.

Pemanasan global memicu pergeseran pola musim dan suhu udara, yang mengakibatkan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana hidrometeorologi, termasuk kekeringan yang dipicu oleh El Nino.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4010 seconds (0.1#10.140)