6 Dugaan Penganiayaan Pelajar di SMP Al Izzah Kota Batu, Sekolah Islam Tertutup
loading...
A
A
A
BATU - Dugaan penganiayaan yang dilakukan pelajar SMP terjadi di Kota Batu. Kali ini peristiwa terjadi di Jalan Indragiri, Desa Sumberejo, Kecamatan Batu Kota, Kota Batu. Korban berinisial JD (12), sedangkan terduga pelaku yakni F.
Di balik peristiwa itu, iNews Media Group merangkum beberapa fakta mengenai peristiwa memilukan di dunia pendidikan yang kembali terjadi di wilayah Jawa Timur ini.
1. Terjadi di Sekolah Islam dan Berasrama
Lokasi dugaan penganiayaan ini terjadi di SMP Al Izzah, Kota Batu yang notabene merupakan sekolah berbasis keagamaan islam. Bahkan para siswanya juga tinggal di dalam sebuah pondok pesantren (ponpes) atau istilahnya Ma'had.
Tak hanya untuk pelajar SMP, sekolah ini juga menyelenggarakan pendidikan untuk tingkat SMA, yang juga ada sistem pondoknya. Lokasi dan asrama pembelajaran sekolah antara laki-laki dan perempuan pun dipisah.
Jarak antara keduanya mencapai sekitar 500 meter di jalan yang sama.
2. Dilaporkan KeluargaKorban
Dugaan penganiayaan ini terungkap usai salah satu keluarga korban mengadukan kasus ini ke Satreskrim Polres Batu. Kakak korban yakni Agus Setyawan (29) usai adiknya mengadukan melalui ponsel saat telepon ke dirinya.
Dari cerita sang adik mengklaim telah dipukuli oleh F, sesama siswa di sana.
”Begitu dengar kabar ini, keluarga langsung laporan ke Polres Batu dan langsung memperoleh respons cepat. Petugas langsung datang ke Ma'had Al Izzah dan sudah dilakukan visum, serta proses laporan,” kata Agus Setyawan.
3. Dugaan Penganiayaan di Kamar Ma'had
Agus Setyawan, kakak korban mengatakan, dugaan penganiayaan itu diterima adiknya oleh F di kamar ma'had di bagian belakang sekolah. Peristiwa ini terjadi pada Minggu 3 Maret 2024 lalu berawal dari saling ejek soal ambalan Pramuka di kamar asrama, antara kedua JD dan F.
Namun tiba-tiba F marah, karena tak terima dengan ejekan JD. F lantas melayangkan pukulan beberapa kali ke JD, tetapi teman-teman satu kamar asrama ketakutan dan tidak berani melerai keduanya.
"Temannya yang di kamar itu langsung lari keluar minta pertolongan. Tidak berselang lama teman-teman JD datang dan memisahkan mereka. Pada saat itu F juga sempat mengancam teman JD yang (berupaya) misahin (memisahkan) mau dipukuli juga," jelasnya.
4. Pengasuh Sebut Perkelahian
Kakak korban bernama Agus Setyawan menuturkan, bila keterangan pengasuh asrama disebut berbeda dengan keterangan adiknya. Pengasuh ini awalnya menelepon Agus terlebih dahulu, serta mengabari bahwa adiknya terlibat perkelahian antar sesama siswa.
“Saya dikabarin pengasuhnya, disampaikanwaktu itu berantem sama temennya karena ejek-ejekan dan dijelaskan kalau mukanya agak sakit. Setelah itu, selang sekitar 1 jam saya telepon adik saya,” ujar Agus Setyawan.
Saat ditelpon itulah adanya menceritakan kronologi yang dialaminya. JD mengatakan, bahwa peristiwa itu memang bermula saat JD bersama dengan F, temannya dan teman-teman korban lainnya saling ejek soal ambalan Pramuka di kamar asrama.
Kemudian F memukuli JD, tapi adiknya mengaku ke sang kakak tak membalas pukulan ke dirinya hingga akhirnya menyebabkan beberapa bagian wajahnya terluka.
5. Polisi Periksa 4 Saksi
Usai menerima laporan dari keluarga korban, polisi dari unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Batu bergerak dengan memintai keterangan sejumlah saksi. Polisi memang membenarkan telah menerima laporan dugaan penganiayaan dari keluarga korban.
Kasatreskrim Polres Batu AKP Rudi Kuswoyo mengatakan, laporan telah diterima pihaknya dan kini petugas masih proses menindaklanjuti laporan tersebut. Bahkan polisi telah memintai keterangan empat siswa sebagai dasar awal, dugaan adanya tindakan penganiayaan.
”Ada empat orang saksi. Saat ini (yang dimintai keterangan) masih dari siswa. Tim masih memeriksa di sana,” kata Rudi Kuswoyo.
6. Sekolah Terkenal Tertutup
Sekolah Al Izzah baik SMP dan SMA selama ini terkenal tertutup dari publik. Saat mencoba menginformasi perihal dugaan penganiayaan tersebut pengasuh saling lempar. Humas SMP SMA Al Izzah Budi Utomo, mengaku tak mendengar informasi penganiayaan itu.
Tetapi di sisi lain, Adnan Yacob selaku kepala sekolah SMA Al Izzah yang juga pengasuh di sekolah itu membenarkan memang telah terjadi peristiwa penganiayaan, karena permasalahan saling ejek.
Adnan yang sudah berjanji menemui awak media lantas tak kunjung menemui dan justru dipersulit oleh pihak sekuriti. Awak media sempat ada sekitar 1,5 jam untuk menunggu Adnan dan Budi Utomo, yang sempat menjanjikan bertemu guna memberikan klarifikasi.
Dari catatan ketika masa Covid-19 lalu ada klaster Covid-19 muncul dari area sekolah, tapi ketika Satgas Covid-19 Kota Batu kala itu sulit untuk ikut campur, dan sempat tak bisa mengakses masuk.
Bahkan dugaan bullying juga pernah terjadi di kawasan sekolah Al Izzah di tahun 2022 lalu. Tapi pihak sekolah seolah menutup diri. Bahkan ketika tim dari dinas pendidikan Kota Batu kala itu, sempat tak bisa masuk ketika ingin mendalami dugaan adanya laporan itu.
Di balik peristiwa itu, iNews Media Group merangkum beberapa fakta mengenai peristiwa memilukan di dunia pendidikan yang kembali terjadi di wilayah Jawa Timur ini.
1. Terjadi di Sekolah Islam dan Berasrama
Lokasi dugaan penganiayaan ini terjadi di SMP Al Izzah, Kota Batu yang notabene merupakan sekolah berbasis keagamaan islam. Bahkan para siswanya juga tinggal di dalam sebuah pondok pesantren (ponpes) atau istilahnya Ma'had.
Tak hanya untuk pelajar SMP, sekolah ini juga menyelenggarakan pendidikan untuk tingkat SMA, yang juga ada sistem pondoknya. Lokasi dan asrama pembelajaran sekolah antara laki-laki dan perempuan pun dipisah.
Baca Juga
Jarak antara keduanya mencapai sekitar 500 meter di jalan yang sama.
2. Dilaporkan KeluargaKorban
Dugaan penganiayaan ini terungkap usai salah satu keluarga korban mengadukan kasus ini ke Satreskrim Polres Batu. Kakak korban yakni Agus Setyawan (29) usai adiknya mengadukan melalui ponsel saat telepon ke dirinya.
Dari cerita sang adik mengklaim telah dipukuli oleh F, sesama siswa di sana.
”Begitu dengar kabar ini, keluarga langsung laporan ke Polres Batu dan langsung memperoleh respons cepat. Petugas langsung datang ke Ma'had Al Izzah dan sudah dilakukan visum, serta proses laporan,” kata Agus Setyawan.
3. Dugaan Penganiayaan di Kamar Ma'had
Agus Setyawan, kakak korban mengatakan, dugaan penganiayaan itu diterima adiknya oleh F di kamar ma'had di bagian belakang sekolah. Peristiwa ini terjadi pada Minggu 3 Maret 2024 lalu berawal dari saling ejek soal ambalan Pramuka di kamar asrama, antara kedua JD dan F.
Namun tiba-tiba F marah, karena tak terima dengan ejekan JD. F lantas melayangkan pukulan beberapa kali ke JD, tetapi teman-teman satu kamar asrama ketakutan dan tidak berani melerai keduanya.
"Temannya yang di kamar itu langsung lari keluar minta pertolongan. Tidak berselang lama teman-teman JD datang dan memisahkan mereka. Pada saat itu F juga sempat mengancam teman JD yang (berupaya) misahin (memisahkan) mau dipukuli juga," jelasnya.
4. Pengasuh Sebut Perkelahian
Kakak korban bernama Agus Setyawan menuturkan, bila keterangan pengasuh asrama disebut berbeda dengan keterangan adiknya. Pengasuh ini awalnya menelepon Agus terlebih dahulu, serta mengabari bahwa adiknya terlibat perkelahian antar sesama siswa.
“Saya dikabarin pengasuhnya, disampaikanwaktu itu berantem sama temennya karena ejek-ejekan dan dijelaskan kalau mukanya agak sakit. Setelah itu, selang sekitar 1 jam saya telepon adik saya,” ujar Agus Setyawan.
Saat ditelpon itulah adanya menceritakan kronologi yang dialaminya. JD mengatakan, bahwa peristiwa itu memang bermula saat JD bersama dengan F, temannya dan teman-teman korban lainnya saling ejek soal ambalan Pramuka di kamar asrama.
Kemudian F memukuli JD, tapi adiknya mengaku ke sang kakak tak membalas pukulan ke dirinya hingga akhirnya menyebabkan beberapa bagian wajahnya terluka.
5. Polisi Periksa 4 Saksi
Usai menerima laporan dari keluarga korban, polisi dari unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Batu bergerak dengan memintai keterangan sejumlah saksi. Polisi memang membenarkan telah menerima laporan dugaan penganiayaan dari keluarga korban.
Kasatreskrim Polres Batu AKP Rudi Kuswoyo mengatakan, laporan telah diterima pihaknya dan kini petugas masih proses menindaklanjuti laporan tersebut. Bahkan polisi telah memintai keterangan empat siswa sebagai dasar awal, dugaan adanya tindakan penganiayaan.
”Ada empat orang saksi. Saat ini (yang dimintai keterangan) masih dari siswa. Tim masih memeriksa di sana,” kata Rudi Kuswoyo.
6. Sekolah Terkenal Tertutup
Sekolah Al Izzah baik SMP dan SMA selama ini terkenal tertutup dari publik. Saat mencoba menginformasi perihal dugaan penganiayaan tersebut pengasuh saling lempar. Humas SMP SMA Al Izzah Budi Utomo, mengaku tak mendengar informasi penganiayaan itu.
Tetapi di sisi lain, Adnan Yacob selaku kepala sekolah SMA Al Izzah yang juga pengasuh di sekolah itu membenarkan memang telah terjadi peristiwa penganiayaan, karena permasalahan saling ejek.
Adnan yang sudah berjanji menemui awak media lantas tak kunjung menemui dan justru dipersulit oleh pihak sekuriti. Awak media sempat ada sekitar 1,5 jam untuk menunggu Adnan dan Budi Utomo, yang sempat menjanjikan bertemu guna memberikan klarifikasi.
Dari catatan ketika masa Covid-19 lalu ada klaster Covid-19 muncul dari area sekolah, tapi ketika Satgas Covid-19 Kota Batu kala itu sulit untuk ikut campur, dan sempat tak bisa mengakses masuk.
Bahkan dugaan bullying juga pernah terjadi di kawasan sekolah Al Izzah di tahun 2022 lalu. Tapi pihak sekolah seolah menutup diri. Bahkan ketika tim dari dinas pendidikan Kota Batu kala itu, sempat tak bisa masuk ketika ingin mendalami dugaan adanya laporan itu.
(ams)